KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan
kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang Berbagai Teknik Diskusi Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Kemampuan Berbicara.
Dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini, dan tak lupa, pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak
tertima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga
Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan,
dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal
‘Alamiin.
Pangandaran, 14 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
2.1 Pengertian
Berbicara.................................................................................... 3
2.2 Hakikat
Berbicara........................................................................................ 4
2.3 Metode
Berbicara Dalam Diskusi .............................................................. 5
2.4 Langkah-Langkah
Pembelajaran Berbicara Menggunakan Metode
Diskusi......................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 9
3.2 Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode diskusi diartikan sebagai cara
“penyampaian” bahan pengajaran yang
melibataktifkan siswa untuk berbicara dan menemukan alternatif pemecahan suatu
topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta dan atau kelompok siswa
memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Metode diskusi dapat mendorong siswa untuk berdialog
dan bertukar pendapat baik dengan guru maupun teman-temannya sehingga mereka
dapat berpartisipasi secara optimal tanpa ada aturan-aturan yang berlaku keras
namun tetap mengikuti etika yang disepakati bersama. Menurut Suparlan (2007)
diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yakni diskusi kelompok kecil dan
diskusi kelas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diskusi dapat membantu
terjadinya komunikasi dua arah.
Selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa,
pembe-lajaran bahasa indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir dan bernalar untuk memperluas wawasan dan mempertajam kepekaan
perasaan siswa. Oleh karena itu, tujuan penerapan metode diskusi lebih
ditekankan pada aspek keterampilan berbicara. Dengan demikian, pembelajaran
bahasa tidak hanya sekedar mendengarkan guru menerangkan saja, tetapi
diperlukan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar, sehingga terjalin
interaksi baik antara siswa dengan siswa maupun dengan guru.
1.2 Tujuan
1.
Meningkatkan keterampilan berbicara melalui
metode diskusi.
2.
Mengetahui teknik berdiskusi.
3.
Menjadikan lebih percaya diri dalam berbicara.
4.
Mendapatkan manfaat dari berdiskusi.
1.3 Permasalahan
1.
Apa pengertian berbicara ?
2.
Apa hakikat berdiskusi ?
3.
Apa saja manfaat diskusi dalam hal meningkatkan
kemampuan berbicara ?
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penelitian dilakuakan dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut:
1.
Observasi
Observasi
dilakukan oleh orang yang terlibat aktif dalam pelaksanaan tindakan yaitu 2
orang pengamat yang bertugas mengamati pelaksanaan kegiatan belajar dengan
menggunakan format observasi yang telah disediakan. Observasi yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi observasi kegiatan guru dan observasi kegiatan
siswa.
2.
Catatan lapangan
Catatan
lapangan bertujuan untuk memuat hal-hal
penting yang terjadi selama kegiatan belajar berlangsung. Catatan lapangan ini
dapat digunakan untuk melengkapi data yang tidak ada dalam tabel observasi
maupun wawancara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa
dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk
berkomunikasi, karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara.
Berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli
bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut.
Hariyadi dan Zamzami (1996/1997:13) mengatakan berbicara pada hakikatnya
merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari
suatu sumber ke tempat lain. Dari pengertian yang sudah disebutkan dapat
disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu proses untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Burhan Nurgiyantoro (2001:276) berbicara adalah aktivitas
berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah
aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian
manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Berbicara
diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta
perasaan (Tarigan, 2008:14). Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu
sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)
yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan
atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku
manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik,
dan linguistik.
2.2 Hakikat Berbicara
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu
penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang
lain (Depdikbud, 1984/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan
oleh para pakar. Tarigan (1983:15), misalnya mengemukakan berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses
berkomunikasi sebab di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke
tempat lain. Proses komunikasi itu dapat digambarkan dalam bentuk diagram
berikut ini Ahmad Rofi'udin dan Darmayati Zuhdi (2001/2002 : 13).
Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari
komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah
seseorang yang memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan
lebih dahulu diubah ke dalam simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak.
Simbol tersebut memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Saluran untuk memindahkannya adalah udara. Selanjutnya, simbol
yang disalurkan lewat udara diterima oleh komunikan. Karena simbol yang disampaikan
itu dipahami oleh komunikan, ia dapat mengerti pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
Tahap selanjutnya, komunikan memberikan umpan balik kepada
komunikator. Umpan balik adalah reaksi yang timbul setelah komunikan memahami
pesan. Reaksi dapat berupa jawaban atau tindakan. Dengan demikian, komunikasi
yang berhasil ditandai oleh adanya interaksi antara komunikator dengan
komunikan. Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi akan mudah dipahami
dengan cara memperbandingkan diagram komunikasi dengan diagram peristiwa
berbahasa.
2.3 Metode Berbicara Dalam Diskusi
Proses belajar yang dapat meningkatkan aktivitas
dalam keterampilan berkomunikasi dengan bahasa seperti yang tertuang dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi di antaranya adalah diskusi. Metode Diskusi Panel
merupakan salah satu modifikasi dari teknik forum yang menitikberatkan pada isi
pembicaraan pada dua panelis atau lebih dengan disertai partisipasi para
peserta atau peserta didik lainnya. Partisipasi peserta didik itu berupa
pendapat, pertanyaan, dan saran-saran yang berkaitan dengan isi pembicaraan.
(Sudjana, 2001)
Metode Diskusi adalah metode yang digunakan untuk
membahas beberapa topik, biasa dilakukan oleh satu kelompok yang terdiri dari
tiga sampai lima orang yang memiliki kemampuan atau pengetahuan yang memadai,
dan berwawasan luas. Pada diskusi panel semua orang berhak berbicara. Peserta
yang satu berhak berbicara dengan peserta lainnya. (Nurani. Y: 2003)
Keunggulan metode diskusi sebagai berikut.
1.
Memberikan kesempatan kepada peserta dalam
membahas masalah sehingga peserta dapat menyatakan pendapatnya.
2.
Peserta “dipaksa “ oleh situasi untuk
memperhatikan penjelasan orang lain dalam membahas masalah.
3.
Peserta dapat menanggapi pendapat panelis dan
peserta lain.
4.
Hasil pembicaraan dapat dirumuskan oleh
moderator sehingga peserta dapat mengetahuinya.
5.
Dapat dihimpun pendapat dan tanggapan yang
berbeda-beda tentang masalah yang dibahas dan pemecahannya.
Daya serap
materi pelajaran yang disajikan guru dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Selain faktor keterampilan
guru dalam menerapkan metode pembelajaran
daya serap juga dipengaruhi oleh suasana
belajar di kelas. Guru yang mengajar di kelas
yang pasif akan sulit mengetahui apakah materi
yang diajarkan dapat terserap dengan baik
atau tidak oleh para siswanya. Demikianlah
masalah yang terjadi di kelas 6A SD
Tarakanita 2 di awal tengah semester pertama
tahun ajaran 2004/2005. Pada awal tahun
ajaran para guru berkomentar bahwa mengajar
di kelas 6A paling menyenangkan karena
siswanya tertib, tidak ribut dan tidak ada
gangguan oleh anak-anak tertentu yang biasa membuat ulah di kelas untuk mencari perhatian.
Namun dalam
pertemuan guru pararel bulan berikutnya
dikemukakan bahwa kelas yang menyenangkan
ini ternyata menyimpan 28 Jurnal
Pendidikan Penabur-No.07/Th.V/Desember 2006
Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi
masalah. Para guru yang mengajar mulai
merasakan ada masalah di kelas ini. Selama dalam proses pembelajaran para siswa hanya diam saja, tidak ada yang bertanya. Kalau ditanya pun hanya dapat menjawab dengan beberapa kata saja. Mata
pelajaran bahasa Indonesia merupakan
mata pelajaran yang menekankan pada
aspek belajar berkomunikasi. Oleh karena
itu aktivitas pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam pembelajaran Bahasa juga mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat aspek
tersebut sebaiknya mendapat porsi
yang seimbang. Maka akan tepat kalau
kemampuan berkomunikasi dapat
ditingkatkan melalui pembelajaran mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Meningkatnya
keterampilan berkomunikasi diharapkan
juga dapat meningkatkan aktivitas dalam
proses pembelajaran di kelas karena kemampuan
berkomunikasi tidak hanya dibutuhkan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
tetapi juga mata pelajaran lain. Oleh karena
itu mata pelajaran Bahasa Indonesia tentunya
akan berdampak pada mata pelajaran lain
baik yang menyangkut ilmu-ilmu sosial maupun
sains.
Bahasa
sebagai alat komunikasi dapat digunakan
untuk berbagai macam fungsi sesuai dengan
apa yang ingin disampaikan oleh penutur,
misalnya untuk menyampaikan informasi
faktual (mengidentifikasikan, melaporkan,
menanyakan, dan mengoreksi); menyatakan
sikap intelektual (menyatakan setuju
atau tidak setuju, menyanggah, dan sebagainya);
menyatakan sikap emosional ( senang,
tak senang, harapan, kepuasan, dan sebagainya);
menyatakan sikap moral (meminta maaf,
menyatakan penyesalan, penghargaan, dan
sebagainya); menyatakan perintah (mengajak,
mengundang, memperingatkan, dan sebagainya);
untuk bersosialisasi (menyapa, memperkenalkan
diri, menyampaikan selamat, meminta
perhatian, dan sebagainya).
Dengan
menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia akan sangat membantu
pengembangan potensi siswa secara maksimal.
Terlebih lagi bahwa bahan pelajaran Bahasa
Indonesia dapat dipadu atau dikaitkan dengan
mata pelajaran lain, seperti IPA, IPS, atau
Matematika. Jika guru dapat
menerapkan metode yang sesuai dengan
situasi kelas dalam proses pembelajaran
bukan tidak mungkin kelas akan semakin
hidup dan dinamis.
2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbicara Menggunakan
Metode Diskusi
Langkah-langkah diskusi sangat bergantung pada jenis
diskusi yang digunakan. Hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis memiliki
karakternya masing-masing. Oleh karena itu, langkah dan atau prosedur
pelaksanaannya berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, secara umum
untuk keperluan pembelajaran di kelas, langkah-langkah diskusi kelas dapat
dilaksanakan dengan prosedur yang lebih sederhana.
Moedjiono, dkk (1996) menyebutkan langkah-langkah
umum pelaksanaan diskusi sebagai berikut.
1.
Merumuskan masalah secara jelas.
2.
Dengan bimbingan guru, siswa membentuk
kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekertaris,
pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya sesuai dengan
tujuan diskusi.
3.
Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi
hendaknya tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi.
Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka
mempunyai hak bicara yang sama.
4.
Melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil
tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberi
alasan atau penjelasan dari laporan tersebut.
5.
Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru
me-ngumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.
Budiardjo,
dkk (1994: 20-23) membuat langkah penggunaan metode diskusi sebagai berikut.
1.
Tahap persiapan
a.
Merumuskan tujuan pem-belajaran.
b.
Merumuskan permasalahan dengan jelas dan
ringkas.
c.
Mempertimbangkan karakteristik siswa dengan
benar.
d.
Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi: (1)
menentukan dan merumuskan aspek-aspek masalah, (2) menentukan alokasi waktu,
(3) menentukan format su-sunan tempat, (4) me-nentukan aturan main jalannya
diskusi.
e.
Menyiapkan fasilitas diskusi, meliputi: (1)
menggandakan bahan diskusi, (2) menentukan dan mengatur tempat, (3)
mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2.
Tahap pelaksanaan
a.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b.
Menyampaikan pokok-pokok yang akan di-diskusikan.
c.
Menjelaskan prosedur diskusi.
d.
Mengatur kelompok-kelompok diskusi.
e.
Melaksanakan diskusi.
3.
Tahap penutup
a.
Memberi kesempatan kelompok untuk me-laporkan
hasil diskusi.
b.
Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
c.
Memberi umpan balik.
d.
Menyimpulkan hasil diskusi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upaya meningkatkan keterampilan berkomunikasi melalui
metode diskusi panel dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ternyata sungguh dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi para siswanya. Berdasarkan hasil pengamatan
dan catatan kejadian selama tindakan kelas dilaksanakan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1.
Kurangnya keterampilan berkomunikasi pada diri
siswa menyebabkan suasana kelas 34 Jurnal Pendidikan Penabur -
No.07/Th.V/Desember 2006 Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi kurang aktif
selama pembelajaran berlangsung
2.
Penyebab kurangnya keaktifan dan keterampilan
berkomunikasi akibat tidak adanya keberanian siswa untuk berbicara. Hal ini
disebabkan adanya perasaan takut jika pendapat yang diungkapkannya salah atau
pendapatnya benar tetapi diungkapkan dengan cara yang salah.
3.
Penerapan metode diskusi panel dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa untuk
berbicara di dalam forum kelas sekaligus mengaktifkan suasana pembelajaran di
kelas.
4.
Keterampilan berkomunikasi dapat meningkatkan
kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan kemampuan untuk
menanggapi persoalan di sekitarnya serta menjalin relasi bagi sesama yang pada
akhirnya dapat menambah kepercayaan diri. Hal ini dapat dilihat dalam diri
siswa saat menyampaikan informasi faktual, menyatakan sikap intelektual,
menyatakan sikap emosional, menyatakan sikap moral terhadap beberapa masalah
yang ada di sekitarnya; menyatakan perintah, dan saat bersosialisasi.
5.
Keterampilan berkomunikasi dibutuhkan siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia; yang pada akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar yang
diperolehnya.
3.2 Saran
1.
Mengingat pentingnya keterampilan berkomunikasi
yang diperlukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia maka masalah komunikasi
perlu mendapat perhatian dari para guru agar terus dikembangkan sesuai dengan
materi pembelajaran yang berlangsung dan juga dapat dimulai dari kelas awal.
2.
Metode diskusi panel termasuk salah satu metode
pembelajaran yang jarang digunakan dan diharapkan para guru berani untuk
menerapkannya dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
3.
Para guru yang menerapkan metode diskusi panel
hendaknya memperhatikan kelemahankelemahan yang ada seperti yang disampaikan
pada dua kendala di atas agar dapat berhasil dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment