Pencarian

Thursday, August 24, 2017

Teknik Diskusi Sebagai Upaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara.

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Berbagai Teknik Diskusi Sebagai Upaya Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini, dan tak lupa, pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak tertima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.


Pangandaran,  14 Maret 2017


Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3  Tujuan.......................................................................................................... 2
1.4  Metode Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
2.1  Pengertian Berbicara.................................................................................... 3
2.2  Hakikat Berbicara........................................................................................ 4
2.3  Metode Berbicara Dalam  Diskusi .............................................................. 5
2.4  Langkah-Langkah Pembelajaran Berbicara Menggunakan Metode
Diskusi......................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP................................................................................................ 9
3.1  Kesimpulan.................................................................................................. 9
3.2  Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Metode diskusi diartikan sebagai cara “penyampaian”  bahan pengajaran yang melibataktifkan siswa untuk berbicara dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta dan atau kelompok siswa memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Metode diskusi dapat mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat baik dengan guru maupun teman-temannya sehingga mereka dapat berpartisipasi secara optimal tanpa ada aturan-aturan yang berlaku keras namun tetap mengikuti etika yang disepakati bersama. Menurut Suparlan (2007) diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yakni diskusi kelompok kecil dan diskusi kelas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diskusi dapat membantu terjadinya komunikasi dua arah.
Selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, pembe-lajaran bahasa indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar untuk memperluas wawasan dan mempertajam kepekaan perasaan siswa. Oleh karena itu, tujuan penerapan metode diskusi lebih ditekankan pada aspek keterampilan berbicara. Dengan demikian, pembelajaran bahasa tidak hanya sekedar mendengarkan guru menerangkan saja, tetapi diperlukan keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar, sehingga terjalin interaksi baik antara siswa dengan siswa maupun dengan guru.

1.2   Tujuan
1.      Meningkatkan keterampilan berbicara melalui metode diskusi.
2.      Mengetahui teknik berdiskusi.
3.      Menjadikan lebih percaya diri dalam berbicara.
4.      Mendapatkan manfaat dari berdiskusi.


1.3   Permasalahan
1.      Apa pengertian berbicara ?
2.      Apa hakikat berdiskusi ?
3.      Apa saja manfaat diskusi dalam hal meningkatkan kemampuan berbicara ?

1.4   Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penelitian dilakuakan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut:
1.      Observasi
Observasi dilakukan oleh orang yang terlibat aktif dalam pelaksanaan tindakan yaitu 2 orang pengamat yang bertugas mengamati pelaksanaan kegiatan belajar dengan menggunakan format observasi yang telah disediakan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi kegiatan guru dan observasi kegiatan siswa.
2.      Catatan lapangan
Catatan lapangan  bertujuan untuk memuat hal-hal penting yang terjadi selama kegiatan belajar berlangsung. Catatan lapangan ini dapat digunakan untuk melengkapi data yang tidak ada dalam tabel observasi maupun wawancara.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi, karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara, diantaranya sebagai berikut. Hariyadi dan Zamzami (1996/1997:13) mengatakan berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Dari pengertian yang sudah disebutkan dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu proses untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Burhan Nurgiyantoro (2001:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 2008:14). Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik.



2.2  Hakikat Berbicara
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud, 1984/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Tarigan (1983:15), misalnya mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses komunikasi itu dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini Ahmad Rofi'udin dan Darmayati Zuhdi (2001/2002 : 13).
Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah seseorang yang memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbol tersebut memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan. Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Saluran untuk memindahkannya adalah udara. Selanjutnya, simbol yang disalurkan lewat udara diterima oleh komunikan. Karena simbol yang disampaikan itu dipahami oleh komunikan, ia dapat mengerti pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Tahap selanjutnya, komunikan memberikan umpan balik kepada komunikator. Umpan balik adalah reaksi yang timbul setelah komunikan memahami pesan. Reaksi dapat berupa jawaban atau tindakan. Dengan demikian, komunikasi yang berhasil ditandai oleh adanya interaksi antara komunikator dengan komunikan. Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi akan mudah dipahami dengan cara memperbandingkan diagram komunikasi dengan diagram peristiwa berbahasa.


2.3  Metode Berbicara Dalam  Diskusi
Proses belajar yang dapat meningkatkan aktivitas dalam keterampilan berkomunikasi dengan bahasa seperti yang tertuang dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi di antaranya adalah diskusi. Metode Diskusi Panel merupakan salah satu modifikasi dari teknik forum yang menitikberatkan pada isi pembicaraan pada dua panelis atau lebih dengan disertai partisipasi para peserta atau peserta didik lainnya. Partisipasi peserta didik itu berupa pendapat, pertanyaan, dan saran-saran yang berkaitan dengan isi pembicaraan. (Sudjana, 2001)
Metode Diskusi adalah metode yang digunakan untuk membahas beberapa topik, biasa dilakukan oleh satu kelompok yang terdiri dari tiga sampai lima orang yang memiliki kemampuan atau pengetahuan yang memadai, dan berwawasan luas. Pada diskusi panel semua orang berhak berbicara. Peserta yang satu berhak berbicara dengan peserta lainnya. (Nurani. Y: 2003)
Keunggulan metode diskusi sebagai berikut.
1.      Memberikan kesempatan kepada peserta dalam membahas masalah sehingga peserta dapat menyatakan pendapatnya.
2.      Peserta “dipaksa “ oleh situasi untuk memperhatikan penjelasan orang lain dalam membahas masalah.
3.      Peserta dapat menanggapi pendapat panelis dan peserta lain.
4.      Hasil pembicaraan dapat dirumuskan oleh moderator sehingga peserta dapat mengetahuinya.
5.      Dapat dihimpun pendapat dan tanggapan yang berbeda-beda tentang masalah yang dibahas dan pemecahannya.
Daya serap materi pelajaran yang disajikan guru dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain faktor keterampilan guru dalam menerapkan metode pembelajaran daya serap juga dipengaruhi oleh suasana belajar di kelas. Guru yang mengajar di kelas yang pasif akan sulit mengetahui apakah materi yang diajarkan dapat terserap dengan baik atau tidak oleh para siswanya. Demikianlah masalah yang terjadi di kelas 6A SD Tarakanita 2 di awal tengah semester pertama tahun ajaran 2004/2005. Pada awal tahun ajaran para guru berkomentar bahwa mengajar di kelas 6A paling menyenangkan karena siswanya tertib, tidak ribut dan tidak ada gangguan oleh anak-anak tertentu yang biasa membuat ulah di kelas untuk mencari perhatian.
Namun dalam pertemuan guru pararel bulan berikutnya dikemukakan bahwa kelas yang menyenangkan ini ternyata menyimpan 28 Jurnal Pendidikan Penabur-No.07/Th.V/Desember 2006 Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi masalah. Para guru yang mengajar mulai merasakan ada masalah di kelas ini. Selama dalam proses pembelajaran para siswa hanya diam saja, tidak ada yang bertanya. Kalau ditanya pun hanya dapat menjawab dengan beberapa kata saja. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang menekankan pada aspek belajar berkomunikasi. Oleh karena itu aktivitas pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam pembelajaran Bahasa juga mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat aspek tersebut sebaiknya mendapat porsi yang seimbang. Maka akan tepat kalau kemampuan berkomunikasi dapat ditingkatkan melalui pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Meningkatnya keterampilan berkomunikasi diharapkan juga dapat meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran di kelas karena kemampuan berkomunikasi tidak hanya dibutuhkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tetapi juga mata pelajaran lain. Oleh karena itu mata pelajaran Bahasa Indonesia tentunya akan berdampak pada mata pelajaran lain baik yang menyangkut ilmu-ilmu sosial maupun sains.
Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan untuk berbagai macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur, misalnya untuk menyampaikan informasi faktual (mengidentifikasikan, melaporkan, menanyakan, dan mengoreksi); menyatakan sikap intelektual (menyatakan setuju atau tidak setuju, menyanggah, dan sebagainya); menyatakan sikap emosional ( senang, tak senang, harapan, kepuasan, dan sebagainya); menyatakan sikap moral (meminta maaf, menyatakan penyesalan, penghargaan, dan sebagainya); menyatakan perintah (mengajak, mengundang, memperingatkan, dan sebagainya); untuk bersosialisasi (menyapa, memperkenalkan diri, menyampaikan selamat, meminta perhatian, dan sebagainya).
Dengan menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan sangat membantu pengembangan potensi siswa secara maksimal. Terlebih lagi bahwa bahan pelajaran Bahasa Indonesia dapat dipadu atau dikaitkan dengan mata pelajaran lain, seperti IPA, IPS, atau Matematika. Jika guru dapat menerapkan metode yang sesuai dengan situasi kelas dalam proses pembelajaran bukan tidak mungkin kelas akan semakin hidup dan dinamis.

2.4  Langkah-Langkah Pembelajaran Berbicara Menggunakan Metode Diskusi
Langkah-langkah diskusi sangat bergantung pada jenis diskusi yang digunakan. Hal ini dikarenakan tiap-tiap jenis memiliki karakternya masing-masing. Oleh karena itu, langkah dan atau prosedur pelaksanaannya berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, secara umum untuk keperluan pembelajaran di kelas, langkah-langkah diskusi kelas dapat dilaksanakan dengan prosedur yang lebih sederhana.
Moedjiono, dkk (1996) menyebutkan langkah-langkah umum pelaksanaan diskusi sebagai berikut.
1.      Merumuskan masalah secara jelas.
2.      Dengan bimbingan guru, siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekertaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya sesuai dengan tujuan diskusi.
3.      Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.
4.      Melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberi alasan atau penjelasan dari laporan tersebut.
5.      Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru me-ngumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.
Budiardjo, dkk (1994: 20-23) membuat langkah penggunaan metode diskusi sebagai berikut.
1.      Tahap persiapan
a.       Merumuskan tujuan pem-belajaran.
b.      Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.
c.       Mempertimbangkan karakteristik siswa dengan benar.
d.      Menyiapkan kerangka diskusi yang meliputi: (1) menentukan dan merumuskan aspek-aspek masalah, (2) menentukan alokasi waktu, (3) menentukan format su-sunan tempat, (4) me-nentukan aturan main jalannya diskusi.
e.       Menyiapkan fasilitas diskusi, meliputi: (1) menggandakan bahan diskusi, (2) menentukan dan mengatur tempat, (3) mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2.      Tahap pelaksanaan
a.       Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b.      Menyampaikan pokok-pokok yang akan di-diskusikan.
c.       Menjelaskan prosedur diskusi.
d.      Mengatur kelompok-kelompok diskusi.
e.       Melaksanakan diskusi.
3.      Tahap penutup
a.       Memberi kesempatan kelompok untuk me-laporkan hasil diskusi.
b.      Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
c.       Memberi umpan balik.
d.      Menyimpulkan hasil diskusi.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Upaya meningkatkan keterampilan berkomunikasi melalui metode diskusi panel dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ternyata sungguh dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi bagi para siswanya. Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan kejadian selama tindakan kelas dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.      Kurangnya keterampilan berkomunikasi pada diri siswa menyebabkan suasana kelas 34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.07/Th.V/Desember 2006 Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
2.      Penyebab kurangnya keaktifan dan keterampilan berkomunikasi akibat tidak adanya keberanian siswa untuk berbicara. Hal ini disebabkan adanya perasaan takut jika pendapat yang diungkapkannya salah atau pendapatnya benar tetapi diungkapkan dengan cara yang salah.
3.      Penerapan metode diskusi panel dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa untuk berbicara di dalam forum kelas sekaligus mengaktifkan suasana pembelajaran di kelas.
4.      Keterampilan berkomunikasi dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan kemampuan untuk menanggapi persoalan di sekitarnya serta menjalin relasi bagi sesama yang pada akhirnya dapat menambah kepercayaan diri. Hal ini dapat dilihat dalam diri siswa saat menyampaikan informasi faktual, menyatakan sikap intelektual, menyatakan sikap emosional, menyatakan sikap moral terhadap beberapa masalah yang ada di sekitarnya; menyatakan perintah, dan saat bersosialisasi.
5.      Keterampilan berkomunikasi dibutuhkan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia; yang pada akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar yang diperolehnya.

3.2  Saran
1.      Mengingat pentingnya keterampilan berkomunikasi yang diperlukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia maka masalah komunikasi perlu mendapat perhatian dari para guru agar terus dikembangkan sesuai dengan materi pembelajaran yang berlangsung dan juga dapat dimulai dari kelas awal.
2.      Metode diskusi panel termasuk salah satu metode pembelajaran yang jarang digunakan dan diharapkan para guru berani untuk menerapkannya dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
3.      Para guru yang menerapkan metode diskusi panel hendaknya memperhatikan kelemahankelemahan yang ada seperti yang disampaikan pada dua kendala di atas agar dapat berhasil dengan lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA











No comments:

Pencarian isi Blog