Pencarian

Sunday, September 24, 2017

MAKALAH KONSEP MANUSIA.



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul  KONSEP MANUSIA.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini, dan tak lupa, pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak tertima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.


Ciamis, 24 September 2017


Penulis



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1  Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1  Konsep Manusia...................................................................................... 2
2.1.1        Konsep sehat, sakit, dan penyakit............................................... 2
2.1.2        Konsep Stres dan Adaptasi......................................................... 6
2.2  Prinsip Dasar Kebutuhan Manusia.......................................................... 12
2.2.1        Homeostasis ............................................................................... 12
2.2.2        Homeodinamik............................................................................ 12
2.2.3        Konsep Kebutuhan Dasar Pada Manusia.................................... 13
BAB III PENUTUP........................................................................................... 16
3.1  Kesimpulan............................................................................................. 16
3.2  Saran....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio,psiko,sosio dan spiritual. Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan. Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya.
Manusia sebagai mahluk individu, dimana manusia perbedaan dengan manusia lain dalam salah satu atau beberapa segi meliputi bio- psiko sosio dan spiritual.

1.2  Rumusan Masalah
Agar makalah ini sesuai dengan apa yang akan dibahasa, maka penulis menyusunkan rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.      Konsep sehat, sakit, dan penyakit ?
2.      Konsep stres dan depresi ?
3.      Prinsip dasar kebutuhan manusia ?
4.      Komeostatis dan hemodinamik ?



Tuesday, September 12, 2017

Kesenjangan Ekonomi sosial yang tinggi



BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit jumlahnya. Hal ini dikarenakan Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan beragam suku dan budayanya. Jumlah penduduk yang banyak ini tentunya menimbulkan banyak masalah, antara lain kemiskinan, masalah pendidikan, dan lain-lain.
Hal-hal simpel yang seperti itulah, yang memicu timbulnya kesenjangan sosial di dalam kehidupan masyarakat. Biasanya orang-orang yang berada di kalangan atas lah yang membuat jarak dengan sesama. Kesenjangan sosial di Indonesia sangatlah terlihat, apalagi antara rakyat dengan pejabatnya. Kesenjangan sosial memuncak saat pemerintahan Presiden Soeharto karena TNI yang menguasai pemerintahan. Keadaan rakyat kecil semakin tertindas dan tidak ada keadilan dalam hal ini. Padahal dalam pembukaan dan isi Undang-undang Dasar 1945 telah dikatakan bahwa kita harus berlaku adil terhadap seluruh rakyat Indonesia. Kesenjangan ini dipicu oleh adanya kemiskinan yang merajalela dan kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu, pemerintah tidak boleh menyepelekan masalah yang kompleks seperti ini. Kinerja pemerintah yang cepat dan tepat sangat diperlukan. Dan dengan bantuan rakyat bersama-sama memberantas kemiskinan untuk mencapai kesejahteraan sosial.

B.         Rumusan Masalah
Uraikan apa pengertian, dampak atau pengaruh, penyebab, dan cara mengatasi kesenjangan sosial

C.        Tujuan
Menguraikan apa pengertian, dampak atau pengaruh, penyebab, dan cara mengatasi kesenjangan sosial


BAB II
PEMBAHASAN

A.        Pengertian Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak seimbangan sosial yang ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedaan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini,memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya,yang miskin makin miskin”. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangna yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Banyak orang kaya yang memandang rendah kepada golongan bawah,apalagi jika ia miskin dan juga kotor, jangankan menolong, sekedar melihat pun mereka enggan.

Makalah Ajaran Tarekat Syadziliyah



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Abu Hasan al-Syadzili merupakan salah satu seorang pendiri tarekat yang dalam tarekatnya mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan tarekat-tarekat yang lain. Keberadaan tarekatnya di Indonesia merupakan salah satu dari beberapa tarekat yang banyak pengikutnya dan termasuk tarekat yang muktabarah. Selain itu, banyak sekali kitab-kitab tasawuf yang dikajinya dan di ajarkan kepada murid-muridnya.
Sehingga peranan Abu al-Hasan al-Syadzili dalam dunia tasawuf adalah termasuk seorang tokoh sufi yang mengajarkan ketasawufan dalam bentuk tarekat. Keberadaannya sangat dikenal baik dalam masalah tasawuf maupun masalah tarekat. Hal itu terbutkti dengan tarekatnya dikenal dengan tarekat Syadiliyyah sesuai  dengan nama dibelakangnya. Oleh karena itu, semoga makalah ini mampu menambah wawasan tasawuf dan tarekat, baik dalam tokoh, ajaran, dll.

B.     Rumusan Masalah
1.      Biografi Abu al-Hasan al-Syadzili
2.      Ajaran Tarekat Syadziliyah
3.      Pengaruh Ajaran Tarekat Syadziliyah
4.      Perkembangan dan Aliran-aliran/Cabang-cabangnya Tarekat Syadziliyah

 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi Abu al-Hasan al-Syadzili dan Lahirnya Tarekat Syadziliyyah
Tarekat Syadziliyyah tak dapat dilepaskan hubungannya dengan pendirinya, yaitu Abu al-Hasan al-Syadzili. Selanjutnya nama tarekat ini dinisbatkan kepada namanya Syadziliyah yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan tarekat-tarekat yang lain. Secara lengkap nama pendirinya adalah ‘Ali bin Abdullah bin Abd. Al Jabbar Abu al-Hasan al-Syadzili. Silsilah keturunannya mempunyai hubungan dengan orang-orang garis keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan bearti keturunan siti Fatimah, anak perempuan dari Rasulullah SAW. Al-syadzili sendiri pernah menuliskan silsilah keturunannya sebagai berikut : Ali bin Abullah bin Abd. Jabar bin Yusuf bin Ward bin Batthal bin ahmad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib[1].
Menurut Ibn Athaillah, ada perbedaan pendapat mengenai nasab Abu al-Hasan al-Syadzili. Murid-murid dan para pencintanya menasabkannya kepada orang-orang terhormat dan menyatukan nasabnya kepada al-hasan bin Abi Thalib, meskipun mereka masih berbeda pendapat tentang nama nenek moyangnya apakah al-hasan atau al-Husain?. Ada yang menasabkannya kepada al-hasan. Al-jami’ misalnya, menasabkan al-Syadzili kepada al-Husain bin Abi Thalib, dan bukan kepada al-Hasan bin Abi Thalib.

Saturday, September 2, 2017

Internalisasi Nilai Norma dan Pembentukan Kepribadian



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di dalam kehidupan masyarakat ada nilai dan norma sosial sebagai pedoman berprilaku masyarakat agar kehidupan social menjadi tertib. Perilaku yang tidak sejalan dengan nilai dan norma sosial disebabkan oleh unsure kesengajaan karna nilai-nilai dan norma sosial dianggap sebagai ikatan yang mengurangi kebebasan perilaku, juga unsur ketidaktahuannya karna tidak tersosialisasinya sperangkat nilai-nilai dan norma sosial yang ada. Hal itu semata-mata didorong oleh keinginan masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat bertahan, sebab tanpa ketertiban sosial, maka kehidupan sosial tidak akan bertahan lama.
Adapun proses pembentukan nilai-nilai dan norma sosial secara garis besar dibedakan menjadi 2 macam yaitu: niali-nilai dan norma sosial terbentuk secara alamiah akibat interaksi sosial juga nilai-nilai dan norma sosial terbentuk melalui unsure kesengajaan, dalam arti terbentuknya nilai-nilai dan norma sosial memang merupakan kebutuhan pada saat tertentu akibat dari berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian anggota masyarakat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian sosialisasi       ?
2.      Apa pengertian kepribadian ?
3.      Apa hubungan kepribadian dan kebudayaan ?          
4.      Apa hubungan internalisasi dan pembentukan kepribadian individu ?         



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup serta norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.. Manfaat sosialisasi, masyarakat dapat memahami perilaku mana yang harusnya diperbolehkan, dan yang tidak diperbolehkan. Sosialisasi selalu dimulai dari lingkungan keluarga sebagai kesatuan unit terkecil, misalnya seseorang yang lahir pada awalnya tidak mengetahui siapa dirinya, walaupun didalam dirinya terdapat potensi untuk berkembang. Potensi ini adalah kemampuan (capability), bakat (talent) yang terpendam dalam dirinya yang belum dikembangkan atau diwujudkan. Seseoarng lahir sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah pergaulan manusia dengan tata kelakuan yang menjadi pedoman kelakuan yang baik dan yang tidak baik

Pencarian isi Blog