Pencarian

Saturday, September 2, 2017

Internalisasi Nilai Norma dan Pembentukan Kepribadian



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di dalam kehidupan masyarakat ada nilai dan norma sosial sebagai pedoman berprilaku masyarakat agar kehidupan social menjadi tertib. Perilaku yang tidak sejalan dengan nilai dan norma sosial disebabkan oleh unsure kesengajaan karna nilai-nilai dan norma sosial dianggap sebagai ikatan yang mengurangi kebebasan perilaku, juga unsur ketidaktahuannya karna tidak tersosialisasinya sperangkat nilai-nilai dan norma sosial yang ada. Hal itu semata-mata didorong oleh keinginan masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat bertahan, sebab tanpa ketertiban sosial, maka kehidupan sosial tidak akan bertahan lama.
Adapun proses pembentukan nilai-nilai dan norma sosial secara garis besar dibedakan menjadi 2 macam yaitu: niali-nilai dan norma sosial terbentuk secara alamiah akibat interaksi sosial juga nilai-nilai dan norma sosial terbentuk melalui unsure kesengajaan, dalam arti terbentuknya nilai-nilai dan norma sosial memang merupakan kebutuhan pada saat tertentu akibat dari berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian anggota masyarakat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian sosialisasi       ?
2.      Apa pengertian kepribadian ?
3.      Apa hubungan kepribadian dan kebudayaan ?          
4.      Apa hubungan internalisasi dan pembentukan kepribadian individu ?         



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup serta norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.. Manfaat sosialisasi, masyarakat dapat memahami perilaku mana yang harusnya diperbolehkan, dan yang tidak diperbolehkan. Sosialisasi selalu dimulai dari lingkungan keluarga sebagai kesatuan unit terkecil, misalnya seseorang yang lahir pada awalnya tidak mengetahui siapa dirinya, walaupun didalam dirinya terdapat potensi untuk berkembang. Potensi ini adalah kemampuan (capability), bakat (talent) yang terpendam dalam dirinya yang belum dikembangkan atau diwujudkan. Seseoarng lahir sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah pergaulan manusia dengan tata kelakuan yang menjadi pedoman kelakuan yang baik dan yang tidak baik

Pokok pembahasan diatas memberikan deskripsi bahwa hanya melalui proses sosialisasi saja nilai-nilai dan norma sosial (yang menjadi pedoman tata kelakuan) dapat diwariskan dan diteruskan ke antargenerasi, terlepas apakah realitas sosial yang ada mengalami perubahan atau tidak. Melalui sosialisasi para generasi masyarakat dapat belajar tentang bagaimana mereka seharusnya bertingkah laku dalam kondisi sosial tertentu ketika berhubungan dengan orang lain.
Berikut ini adalah batasan sosialisasi yang diberikan oleh para pakar :
1.      Charlotte Buehler, mendefinisikan sosialisasi sebagi proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2.      Peter Berger, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3.      Bruce J. Cohen, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota satu kelompok.
4.      Karel J. Veeger, mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses belajar mengajar, melalui individu belajar menjadi anggota masyarakat, diman prosesnya tidak semata-mata mengerjakan pola-pola perilaku sosial kepada individu tetapi juga individu tersebut mengembangkan dirinya atau melakukan proses pendewasaan dirinya
5.      Robert M. Z. Lawang, sosialisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial
6.      Soerjono Soekamto, soialisasi merupakan proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat diman ia menjadi anggota.
7.      M. Sitorus, sosialisasi merupakan proses diman seorang mempelajari pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu (pribadi).

B.     Kepribadian
Konsep kepribadian merupakan konsep yang luas, tetapi secara sederhana istilah kepribadian mencakup karakteristik perilaku individu. Setiap individu memiliki kepribadian unik yang dapat dibedakan dari individu lain. Hal yang tidak mungkin apabila seseorang dapat memiliki banyak kepribadian. Agar lebih memahami konsep dan pengertian tentang kepribadian yang luas tersebut, marilah kita simak batasan yang telah diberikan oleh beberapa ahli berikut.
1.      Theodore R. Newcombe, menjelaskan bahwa kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
2.      Roucek dan Warren, menjelaskan bahwa kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
3.      Yinger, berpendapat bahwa kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
4.      Koentjaraningrat, berpandangan bahwa kepribadian adalah ciriciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas dan berbeda dari individu-individu lainnya.
5.      Robert Sutherland (dkk), menganggap bahwa kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian kepribadian digambarkan sebagai hubungan saling mempengaruhi antara tiga aspek tersebut.
Kesimpulan dari berbagai definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kepribadian sesungguhnya merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku sosial tertentu. Dengan demikian, kepribadian memberi watak yang khas bagi individu dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian bukanlah perilaku, namun kepribadianlah yang membentuk perilaku manusia, sehingga dapat dilihat dari cara berpikir, berbicara, atau berperilaku.
Kepribadian lebih berada dalam alam psikis (jiwa) seseorang yang diperlihatkan melalui perilaku. Contohnya, jika seseorang harus menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara dua orang. Keinginannya untuk menyelesaikan perselisihan merupakan kepribadiannya. Adapun tindakannya untuk mewujudkan keinginan tersebut merupakan perilakunya. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang yang khas dan berkembang apabila berhubungan dengan orang lain.


C.    Kepribadian dan Kebudayaan
Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki ribuan pulau dengan jutaan penduduk yang tersebar di seluruh pulau sudah pasti pula memiliki corak budaya yang beraneka ragam. Dari ragam corak budaya ini pula menghasilkan ragam kepribadian individu masyarakat Indonesia. Kepribadian sendiri adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap yang melekat pada seseorang apabila berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Masyarakan dan kebudayaan merupakan perwujudan  atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian juga akan mewujudkan perilaku manusia, perilaku manusia dapat dibedakan dari kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri individu.
Ketiga hal tersebut mencerminkan kepribadian seseorang tersebut. Contohnya: seseorang yang melihat perselisihan antara dua orang, hal yang mungkin  muncul dalam diri orang tersebut adalah keinginan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dan kegiatannya atau perbuatan yang akan dilakukannya untuk menyelesaikan masalah tersebut disebut tindakan.
Pembentukan kepribadian individu pada umumnya dipengaruhi oleh faktor kabudayaan, organisme biologis, lingkungan alam dan lingkungan sosial individu.
1.      Faktor biologis, dapat mempengaruhi kepribadian secara langsung, misalnya seseorang yang mempunyai badan yang lemah secara fisik dapat mempunyai sifat rendah diri atau cacat fisik dan juga bisa mempengaruhi kepribadian seseorang, atau karena kesalahan hormon dalam tubuh manusia akan mempengaruhi kepribadian seseorang.
2.      Faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial dalam masyarakat akan dijumpai suatu proses dimana seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperikelakuan sesuai dengan keinginan kelompok (sosialisasi). Secara sosiologis, pembentukan kepribadian seseorang dapat diperoleh melalui proses tersebut yang dimulai sejak kelahirannya. Misalnya seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang ketat aturan maka dia akan tumbuh menjadi orang yang teratur.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perkembangan Kepribadian, Berdasarkan definisi kebudayaan dan kepribadian yang telah dikemukakan sebelumnya, kebudayaan memiliki beberapa pengertian, yaitu segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia atau peradaban manusia sebagai hasil pemikiran dan akal budi mereka.
Kebudayaan juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya. Sedangkan kepribadian diartikan sebagai sifat khas dan hakiki seseorang yang membedakan dia dari orang lain.
Terdapat beberapa  tipe kebudayaan khusus yang mempengaruhi bentuk kepribadian yaitu:
1.      Cara hidup di desa dan di kota yang berbeda. Anak yang dibesarkan di desa akan mempunyai sifat irit, percaya diri, sedangkan anak yang dibesarkan di kota bersifat individualistik.
2.      Kebudayaan khusus atau kelas sosial, orang yang memiliki materi yang lebih mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan orang yang berkekurangan
3.      Kebudayaan khusus atas dasar agama, orang yang dididik oleh agama yang berbeda akan memiliki kepribadian yang berbeda pula.
4.      Pekerjaan atau keahlian. Misalnya kepribadian pengajar  akan berbeda dengan dokter atau pengacara.
Kesimpulannya, kebudayaan diciptakan oleh manusia dalam bermasyarakat sebagai wujud penyatuan cipta, karya dan rasa masing-masing individu untuk membentuk nilai dan norma baru yang berlaku dalam masyarakat itu. Kemudian nilai dan norma tersebut dipatuhi oleh setiap individu sebagai identitas dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang membedakan mereka dari kelompok masyarakat lain yang memiliki nilai dan norma yang berbeda.
Secara tidak sengaja, kebudayaan kelompok masyarakat tertentu akan terbawa keluar apabila salah seorang anggotanya melakukan hubungan dengan kelompok masyarakat lain yang memiliki kebudayaan berbeda. Di sinilah akan terlihat perbedaan tingkah laku sosial dari anggota masing-masing kelompok. Masing-masing akan membawa tingkah laku sosial yang berlaku di dalam kelompoknya. Itulah yang disebut dengan kepribadian umum dari suatu masyarakat.
Namun, perlu diingat bahwa tidak berarti bahwa semua anggota termasuk di dalamnya. Karena kepribadian tidak hanya dibentuk oleh faktor kebudayaan saja. Bisa saja dalam suatu kelompok itu terdapat pula kepribadian yang berbeda-beda dari masing-masing anggotanya, namun tetap ada satu kepribadian umum yang melekat pada diri mereka masing-masing sebagai bagian dari pengaruh kebudayaan itu tadi.
Kepribadian merupakan susunan akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah-laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu ( Koenjaraningrat, 1990:102). Internalisasi memiliki hubungan  dengan pembentukan kepribadian, karena gejala kepribadian seseorang akan tumbuh berangsur-angsur dalam masyarakat diakibatkan oleh proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai yang dianggap baik termasuk nilai kebudayaan. Internalisasi erat kaitannya dengan sosialisai, sehingga dari sosialisasi dan internalisasi tersebut manusia akan menjadikan nilai yang diperolehnya dalam sikap dan kepribadian seseorang.
Pembentukan kepribadian juga  dapat dilakukan melalui sosialisasi norma-norma, pola-pola tingkah laku, dan nilai-nilai cultural secara langsung atau tidak langsung. Kemudian melalui bentuk-bentuk interaksi kelompok kesemuanya diterima dan diperhatikan oleh individu yang tengah terbentuk kepribadiannya, dan kemudian diinternalisasikan kedalam mentalnya. Di dalam mental, segala norma dan pola yang diinternalisasikan tidak dalam keadaan pecah melainkan menyatu menghasilkan organisasi kehidupan. Organisasi kepribadian telah terbentuk maka dapat dikatakan telah terbentuk kepribadian. Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut:
1.      Warisan Biologis dan kepribadian
Setiap warisan biologi seseorang besifat unik, artinya tidak seorang pun (kecuali anak kembar) yang mempunyai karakteristik fisik yang sama. Banyak orang percaya bahwa kepribadian seseorang tidak lebih dari sekedar penampilan warisan biologisnya. Namun dewasa ini tidak banyak lagi yang masih mempercayai anggapan ini. Karena sekarang ini diketahui karakteristik kepribadian dibentuk oleh pengalaman hidup seseorang.
2.      Lingkungan Fisik dan Kepribadian
Ellsworth Huntington, menekankan bahwa perbedaan perilaku kelompok terutama disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi, dan sumber alam. Pernyataan itu memang mempengaruhi kepribadian seseorang.
3.      Kebudayaan dan Kepribadian.
Dari pengalaman sosial yang sebenarnya umum bagi seluruh anggota masyarakat tertentu, timbullah konfigurasi kepribadian yang khas dari anggota masyarakat tertentu. Sehingga masyarakat mempunyai kepribadian yang berbeda tergantung pada budaya yang mempengaruhinya.

D.    Hubungan Internalisasi dan Pembentukan Kepribadian Individu
Internalisasi yaitu proses penyerapan nilai-nilai dan norma-norma oleh masyarakat; proses belajar untuk berdaptasi terhadap keadaan, kondisi, dan lingkungan. Sedangkan kepribadian yaitu bahwa seseorang mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu-individu lainnya. Gejala ini tumbuh berangsur-angsur dalam masyarakat diakibatkan oleh proses sosialisasi dan internalisasi. Selain itu, kepribadian seseorang juga dipengaruhi banyak hal.
1.      Proses Pembentukan Kepribadian
Manusia  dalam perkembangan dan pertumbuhan kepribadian dipengaruhi oleh 2 faktor , yaitu factor pembawaan (Gen/DNA). Berupa skap ciri fisik tubuh, dan kebiasan. Dan factor pengalaman terbentuk dari proses belajar individu di lingkungannya. Misalnya di sekolah, rumah, tempat bermain, media massa, dll.

2.      Terbentuknya Kepribadian
Melalui sosialisasi norma-norma, pola-pola tingkah laku, dan nilai-nilai cultural secara langsung atau tidak langsung. Kemudian melalui bentuk-bentuk interaksi kelompok kesemuanya diterima dan diperhatikan oleh individu yang tengah terbentuk kepribadiannya, dan kemudian diinternalisasikan kedalam mentalnya.
Di dalam mental, segala norma dan pola yang diinternalisasikan tidak dalam keadaan pecah melainkan menyatu menghasilkan organisasi kehidupan. Organisasi kepribadian telah terbentuk maka dapat dikatakan telah terbentuk kepribadian.

3.      Faktor yang Memengaruhi dalam Perkembangan Kepribadian
a.       Warisan Biologis dan kepribadian
Setiap warisan biologi seseorang besifat unik, artinya tidak seorang pun (kecuali anak kembar) yang mempunyai karakteristik fisik yang sama. Banyak orang percaya bahwa kepribadian seseorang tidak lebih dari sekedar penampilan warisan biologisnya. Namun dewasa ini tidak banyak lagi yang masih mempercayai anggapan ini. Karena  sekarang ini diketahui karakteristik kepribadian dibentuk oleh pengalaman hidup seseorang.
b.      Lingkungan Fisik dan Kepribadian
Ellsworth Huntington, menekankan bahwa perbedaan perilaku kelompok terutama disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi, dan sumber alam. Pernyataan itu memang mempengaruhi kepribadian seseorang.
c.       Kebudayaan dan Kepribadian.
Dari pengalaman social yang sebenarnya umum bagi seluruh anggota masyarakat tertentu, timbullah konfigurasi kepribadian yang khas dari anggota masyarakat tertentu. Sehingga masyarakat mempunyai kepribadian yang berbeda tergantung pada budaya yang mempengaruhinya.

d.      Pengalaman Kelompok dan Kepribadian
-          Kelompok refrens/acuan (refrence group)
-          Yaitu sepanjang hidup seseorang kelompok-kelompok tertentu menjadi model penting sebagai gagasan atau norma-norma yang memengaruhi perilaku seseorang. Seperti, Kelompok Keluarga.
-          Kelompok majemuk dan sosialisasi.
-          Masyarakat yang kompleks/majemuk memiliki banyak kelompok dan kebudayaan khusus dengan standar yang berbeda dan kadang kala bertentangan. Contohnya, remaja yang nyaman bergaul dengan kelompok sebayanya, karena mereka merasa dihargai dan terima sebagai seorang individu meski terkadanng ada hal-hal yang bertentangan.
-          Pengalaman yang Unik dan Kepribadian
-          Setiap individu tidak mendapatkan  pengalaman yang sama, mungkin pernah mendapatkan pengalaman serupa dalam beberapa hal dan berbeda dalam hal lainnya. Hal ini karean setiap anak memilki suatu unit/kesatuan keluarga yang berbeda. Seperti halnya  setiap anak (kecuali anak kembar identik) yang mempunyai warisan biologis yang unik, yang benar-benar tidak seorangpun yang menyamainya, demikian pula dengan suatu rangkaian pengalaman hidup yang unik tidak dapat benar-benar disamai oleh pengalaman siapa pun.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta buddayah  yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang meliputi ide/gagasan dan perilaku yang menjadi pedoman atau acuan seseorang dalam bertingkahlaku dimasyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pengertian kebudayaan mencakup sesuatu yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang  normatif, pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak.
Kepribadian adalah sebagai satu set perilaku dan ciri-ciri kognitif, sifat atau presdiposisi(kecenderungan) yang relatif berlangsung secara terus menerus dan dibawa oleh seseorang dalam berbagai konteks kehidupannya serta saat berinteraksi dengan orang lain sehingga membedakannya dengan orang-orang yang lainnya, matsumoto dan juang (2004). Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri atas sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara manuisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan, allport(1961:dalam sarwono 2009:dalam meinarno dkk,2011). Dalam allport ini defenisi kepribadian ini menekankan kepada kita bahwa bahwa kepribadian bersifat dinamis bukan statis, ia merupakan struktur fundamental yang akan terus berubah seiring waktu.
Kesimpulannya, kebudayaan diciptakan oleh manusia dalam bermasyarakat sebagai wujud penyatuan cipta, karya dan rasa masing-masing individu untuk membentuk nilai dan norma baru yang berlaku dalam masyarakat itu. Kemudian nilai dan norma tersebut dipatuhi oleh setiap individu sebagai identitas dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang membedakan mereka dari kelompok masyarakat lain yang memiliki nilai dan norma yang berbeda.
B.     Saran
Sebagai seorang  calon konselor  yang profesional kita  harus mampu memahami apa  yang menjadi Pengertian dari kepribadian serta kebudayaan agar kita mampu mengenali apa yang menjadi sifat dan kepribadian yang membudaya pada seorang klien yang kita hadapi,dan untuk itu dengan kita mempelajari makalah  ini dapat bermanfaat buat kita semua. Kami dari pihak kelompok lima menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kekurangan dalam penyusunannya, untuk itu kepada pihak pembaca kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan dalam pembuatan makalah kedepan.



DAFTAR PUSTAKA


yuni                             http://yuniarij.blogspot.co.id/2014/11/hubungan-internalisasi-dan-pembentukan.html








No comments:

Pencarian isi Blog