BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan masyarakat ada
nilai dan norma sosial sebagai pedoman berprilaku masyarakat agar kehidupan
social menjadi tertib. Perilaku yang tidak sejalan dengan nilai dan norma
sosial disebabkan oleh unsure kesengajaan karna nilai-nilai dan norma sosial
dianggap sebagai ikatan yang mengurangi kebebasan perilaku, juga unsur
ketidaktahuannya karna tidak tersosialisasinya sperangkat nilai-nilai dan norma
sosial yang ada. Hal itu semata-mata didorong oleh keinginan masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat bertahan, sebab tanpa ketertiban sosial, maka
kehidupan sosial tidak akan bertahan lama.
Adapun proses pembentukan
nilai-nilai dan norma sosial secara garis besar dibedakan menjadi 2 macam
yaitu: niali-nilai dan norma sosial terbentuk secara alamiah akibat interaksi
sosial juga nilai-nilai dan norma sosial terbentuk melalui unsure kesengajaan,
dalam arti terbentuknya nilai-nilai dan norma sosial memang merupakan kebutuhan
pada saat tertentu akibat dari berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh
sebagian anggota masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian sosialisasi ?
2.
Apa pengertian kepribadian ?
3.
Apa hubungan kepribadian dan kebudayaan ?
4.
Apa hubungan internalisasi dan pembentukan
kepribadian individu ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi dapat
diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana
individu mempelajari cara-cara hidup serta norma dan nilai sosial yang terdapat
dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima
oleh kelompoknya.. Manfaat sosialisasi, masyarakat dapat memahami perilaku mana
yang harusnya diperbolehkan, dan yang tidak diperbolehkan. Sosialisasi selalu
dimulai dari lingkungan keluarga sebagai kesatuan unit terkecil, misalnya
seseorang yang lahir pada awalnya tidak mengetahui siapa dirinya, walaupun
didalam dirinya terdapat potensi untuk berkembang. Potensi ini adalah kemampuan
(capability), bakat (talent) yang terpendam dalam dirinya yang belum
dikembangkan atau diwujudkan. Seseoarng lahir sebagai makhluk sosial yang hidup
ditengah pergaulan manusia dengan tata kelakuan yang menjadi pedoman kelakuan
yang baik dan yang tidak baik
Pokok pembahasan diatas memberikan
deskripsi bahwa hanya melalui proses sosialisasi saja nilai-nilai dan norma
sosial (yang menjadi pedoman tata kelakuan) dapat diwariskan dan diteruskan ke
antargenerasi, terlepas apakah realitas sosial yang ada mengalami perubahan
atau tidak. Melalui sosialisasi para generasi masyarakat dapat belajar tentang
bagaimana mereka seharusnya bertingkah laku dalam kondisi sosial tertentu
ketika berhubungan dengan orang lain.
Berikut ini adalah batasan
sosialisasi yang diberikan oleh para pakar :
1.
Charlotte Buehler, mendefinisikan sosialisasi
sebagi proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaiman cara hidup dan berfikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya.
2.
Peter Berger, mendefinisikan sosialisasi sebagai
proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat.
3.
Bruce J. Cohen, mendefinisikan sosialisasi
sebagai proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat,
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas agar berfungsi dengan baik
sebagai individu maupun sebagai anggota satu kelompok.
4.
Karel J. Veeger, mendefinisikan sosialisasi
sebagai suatu proses belajar mengajar, melalui individu belajar menjadi anggota
masyarakat, diman prosesnya tidak semata-mata mengerjakan pola-pola perilaku
sosial kepada individu tetapi juga individu tersebut mengembangkan dirinya atau
melakukan proses pendewasaan dirinya
5.
Robert M. Z. Lawang, sosialisasi merupakan
proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang
diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial
6.
Soerjono Soekamto, soialisasi merupakan proses
dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai
masyarakat diman ia menjadi anggota.
7.
M. Sitorus, sosialisasi merupakan proses diman
seorang mempelajari pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai,
norma dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat
dan sebagai individu (pribadi).
B. Kepribadian
Konsep kepribadian merupakan konsep yang luas, tetapi secara sederhana
istilah kepribadian mencakup karakteristik perilaku individu. Setiap individu
memiliki kepribadian unik yang dapat dibedakan dari individu lain. Hal yang
tidak mungkin apabila seseorang dapat memiliki banyak kepribadian. Agar lebih
memahami konsep dan pengertian tentang kepribadian yang luas tersebut, marilah
kita simak batasan yang telah diberikan oleh beberapa ahli berikut.
1.
Theodore R. Newcombe, menjelaskan bahwa
kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
2.
Roucek dan Warren, menjelaskan bahwa kepribadian
adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang
mendasari perilaku individu.
3.
Yinger, berpendapat bahwa kepribadian adalah
keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu
yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
4.
Koentjaraningrat, berpandangan bahwa kepribadian
adalah ciriciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen
sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas dan berbeda dari
individu-individu lainnya.
5.
Robert Sutherland (dkk), menganggap bahwa
kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya
dengan masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian kepribadian digambarkan
sebagai hubungan saling mempengaruhi antara tiga aspek tersebut.
Kesimpulan dari berbagai definisi tersebut dapat dikatakan bahwa
kepribadian sesungguhnya merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk
berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku sosial tertentu. Dengan
demikian, kepribadian memberi watak yang khas bagi individu dalam kehidupan
sehari-hari. Kepribadian bukanlah perilaku, namun kepribadianlah yang membentuk
perilaku manusia, sehingga dapat dilihat dari cara berpikir, berbicara, atau
berperilaku.
Kepribadian lebih berada dalam alam psikis (jiwa) seseorang yang
diperlihatkan melalui perilaku. Contohnya, jika seseorang harus menyelesaikan
perselisihan yang terjadi antara dua orang. Keinginannya untuk menyelesaikan
perselisihan merupakan kepribadiannya. Adapun tindakannya untuk mewujudkan
keinginan tersebut merupakan perilakunya. Kepribadian mencakup kebiasaan,
sikap, dan sifat seseorang yang khas dan berkembang apabila berhubungan dengan
orang lain.
C. Kepribadian dan Kebudayaan
Indonesia sebagai sebuah negara
yang memiliki ribuan pulau dengan jutaan penduduk yang tersebar di seluruh
pulau sudah pasti pula memiliki corak budaya yang beraneka ragam. Dari ragam
corak budaya ini pula menghasilkan ragam kepribadian individu masyarakat
Indonesia. Kepribadian sendiri adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi
corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap yang melekat pada
seseorang apabila berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Masyarakan dan kebudayaan
merupakan perwujudan atau abstraksi
perilaku manusia. Kepribadian juga akan mewujudkan perilaku manusia, perilaku
manusia dapat dibedakan dari kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar
belakang perilaku yang ada dalam diri individu.
Ketiga hal tersebut mencerminkan
kepribadian seseorang tersebut. Contohnya: seseorang yang melihat perselisihan
antara dua orang, hal yang mungkin
muncul dalam diri orang tersebut adalah keinginan untuk menyelesaikan
perselisihan tersebut dan kegiatannya atau perbuatan yang akan dilakukannya
untuk menyelesaikan masalah tersebut disebut tindakan.
Pembentukan kepribadian individu
pada umumnya dipengaruhi oleh faktor kabudayaan, organisme biologis, lingkungan
alam dan lingkungan sosial individu.
1.
Faktor biologis, dapat mempengaruhi kepribadian
secara langsung, misalnya seseorang yang mempunyai badan yang lemah secara
fisik dapat mempunyai sifat rendah diri atau cacat fisik dan juga bisa
mempengaruhi kepribadian seseorang, atau karena kesalahan hormon dalam tubuh
manusia akan mempengaruhi kepribadian seseorang.
2.
Faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial
dalam masyarakat akan dijumpai suatu proses dimana seorang individu mendapatkan
pembentukan sikap untuk berperikelakuan sesuai dengan keinginan kelompok (sosialisasi).
Secara sosiologis, pembentukan kepribadian seseorang dapat diperoleh melalui
proses tersebut yang dimulai sejak kelahirannya. Misalnya seseorang yang
dibesarkan dalam lingkungan yang ketat aturan maka dia akan tumbuh menjadi
orang yang teratur.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap
Perkembangan Kepribadian, Berdasarkan definisi kebudayaan dan kepribadian yang
telah dikemukakan sebelumnya, kebudayaan memiliki beberapa pengertian, yaitu
segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia atau peradaban manusia sebagai hasil
pemikiran dan akal budi mereka.
Kebudayaan juga diartikan sebagai
ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk
kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya. Sedangkan kepribadian diartikan
sebagai sifat khas dan hakiki seseorang yang membedakan dia dari orang lain.
Terdapat beberapa tipe kebudayaan khusus yang mempengaruhi
bentuk kepribadian yaitu:
1.
Cara hidup di desa dan di kota yang berbeda.
Anak yang dibesarkan di desa akan mempunyai sifat irit, percaya diri, sedangkan
anak yang dibesarkan di kota bersifat individualistik.
2.
Kebudayaan khusus atau kelas sosial, orang yang
memiliki materi yang lebih mempunyai gaya hidup yang berbeda dengan orang yang
berkekurangan
3.
Kebudayaan khusus atas dasar agama, orang yang
dididik oleh agama yang berbeda akan memiliki kepribadian yang berbeda pula.
4.
Pekerjaan atau keahlian. Misalnya kepribadian
pengajar akan berbeda dengan dokter atau
pengacara.
Kesimpulannya, kebudayaan
diciptakan oleh manusia dalam bermasyarakat sebagai wujud penyatuan cipta,
karya dan rasa masing-masing individu untuk membentuk nilai dan norma baru yang
berlaku dalam masyarakat itu. Kemudian nilai dan norma tersebut dipatuhi oleh
setiap individu sebagai identitas dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang
membedakan mereka dari kelompok masyarakat lain yang memiliki nilai dan norma
yang berbeda.
Secara tidak sengaja, kebudayaan
kelompok masyarakat tertentu akan terbawa keluar apabila salah seorang
anggotanya melakukan hubungan dengan kelompok masyarakat lain yang memiliki
kebudayaan berbeda. Di sinilah akan terlihat perbedaan tingkah laku sosial dari
anggota masing-masing kelompok. Masing-masing akan membawa tingkah laku sosial
yang berlaku di dalam kelompoknya. Itulah yang disebut dengan kepribadian umum
dari suatu masyarakat.
Namun, perlu diingat bahwa tidak
berarti bahwa semua anggota termasuk di dalamnya. Karena kepribadian tidak
hanya dibentuk oleh faktor kebudayaan saja. Bisa saja dalam suatu kelompok itu
terdapat pula kepribadian yang berbeda-beda dari masing-masing anggotanya,
namun tetap ada satu kepribadian umum yang melekat pada diri mereka
masing-masing sebagai bagian dari pengaruh kebudayaan itu tadi.
Kepribadian merupakan susunan akal
dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah-laku atau tindakan dari tiap-tiap
individu manusia itu ( Koenjaraningrat, 1990:102). Internalisasi memiliki
hubungan dengan pembentukan kepribadian,
karena gejala kepribadian seseorang akan tumbuh berangsur-angsur dalam
masyarakat diakibatkan oleh proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai
yang dianggap baik termasuk nilai kebudayaan. Internalisasi erat kaitannya
dengan sosialisai, sehingga dari sosialisasi dan internalisasi tersebut manusia
akan menjadikan nilai yang diperolehnya dalam sikap dan kepribadian seseorang.
Pembentukan kepribadian juga dapat dilakukan melalui sosialisasi
norma-norma, pola-pola tingkah laku, dan nilai-nilai cultural secara langsung
atau tidak langsung. Kemudian melalui bentuk-bentuk interaksi kelompok
kesemuanya diterima dan diperhatikan oleh individu yang tengah terbentuk
kepribadiannya, dan kemudian diinternalisasikan kedalam mentalnya. Di dalam
mental, segala norma dan pola yang diinternalisasikan tidak dalam keadaan pecah
melainkan menyatu menghasilkan organisasi kehidupan. Organisasi kepribadian
telah terbentuk maka dapat dikatakan telah terbentuk kepribadian. Adapun faktor
yang mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut:
1.
Warisan Biologis dan kepribadian
Setiap
warisan biologi seseorang besifat unik, artinya tidak seorang pun (kecuali anak
kembar) yang mempunyai karakteristik fisik yang sama. Banyak orang percaya
bahwa kepribadian seseorang tidak lebih dari sekedar penampilan warisan
biologisnya. Namun dewasa ini tidak banyak lagi yang masih mempercayai anggapan
ini. Karena sekarang ini diketahui karakteristik kepribadian dibentuk oleh
pengalaman hidup seseorang.
2.
Lingkungan Fisik dan Kepribadian
Ellsworth
Huntington, menekankan bahwa perbedaan perilaku kelompok terutama disebabkan
oleh perbedaan iklim, topografi, dan sumber alam. Pernyataan itu memang
mempengaruhi kepribadian seseorang.
3.
Kebudayaan dan Kepribadian.
Dari
pengalaman sosial yang sebenarnya umum bagi seluruh anggota masyarakat tertentu,
timbullah konfigurasi kepribadian yang khas dari anggota masyarakat tertentu.
Sehingga masyarakat mempunyai kepribadian yang berbeda tergantung pada budaya
yang mempengaruhinya.
D. Hubungan Internalisasi dan Pembentukan
Kepribadian Individu
Internalisasi yaitu proses
penyerapan nilai-nilai dan norma-norma oleh masyarakat; proses belajar untuk
berdaptasi terhadap keadaan, kondisi, dan lingkungan. Sedangkan kepribadian
yaitu bahwa seseorang mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya
secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak
bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari
individu-individu lainnya. Gejala ini tumbuh berangsur-angsur dalam masyarakat
diakibatkan oleh proses sosialisasi dan internalisasi. Selain itu, kepribadian
seseorang juga dipengaruhi banyak hal.
1.
Proses Pembentukan Kepribadian
Manusia dalam perkembangan dan pertumbuhan
kepribadian dipengaruhi oleh 2 faktor , yaitu factor pembawaan (Gen/DNA).
Berupa skap ciri fisik tubuh, dan kebiasan. Dan factor pengalaman terbentuk
dari proses belajar individu di lingkungannya. Misalnya di sekolah, rumah,
tempat bermain, media massa, dll.
2.
Terbentuknya Kepribadian
Melalui
sosialisasi norma-norma, pola-pola tingkah laku, dan nilai-nilai cultural
secara langsung atau tidak langsung. Kemudian melalui bentuk-bentuk interaksi
kelompok kesemuanya diterima dan diperhatikan oleh individu yang tengah
terbentuk kepribadiannya, dan kemudian diinternalisasikan kedalam mentalnya.
Di
dalam mental, segala norma dan pola yang diinternalisasikan tidak dalam keadaan
pecah melainkan menyatu menghasilkan organisasi kehidupan. Organisasi
kepribadian telah terbentuk maka dapat dikatakan telah terbentuk kepribadian.
3.
Faktor yang Memengaruhi dalam Perkembangan
Kepribadian
a.
Warisan Biologis dan kepribadian
Setiap warisan biologi seseorang
besifat unik, artinya tidak seorang pun (kecuali anak kembar) yang mempunyai
karakteristik fisik yang sama. Banyak orang percaya bahwa kepribadian seseorang
tidak lebih dari sekedar penampilan warisan biologisnya. Namun dewasa ini tidak
banyak lagi yang masih mempercayai anggapan ini. Karena sekarang ini diketahui karakteristik
kepribadian dibentuk oleh pengalaman hidup seseorang.
b.
Lingkungan Fisik dan Kepribadian
Ellsworth Huntington, menekankan
bahwa perbedaan perilaku kelompok terutama disebabkan oleh perbedaan iklim,
topografi, dan sumber alam. Pernyataan itu memang mempengaruhi kepribadian
seseorang.
c.
Kebudayaan dan Kepribadian.
Dari pengalaman social yang
sebenarnya umum bagi seluruh anggota masyarakat tertentu, timbullah konfigurasi
kepribadian yang khas dari anggota masyarakat tertentu. Sehingga masyarakat
mempunyai kepribadian yang berbeda tergantung pada budaya yang mempengaruhinya.
d.
Pengalaman Kelompok dan Kepribadian
-
Kelompok refrens/acuan (refrence group)
-
Yaitu sepanjang hidup seseorang
kelompok-kelompok tertentu menjadi model penting sebagai gagasan atau
norma-norma yang memengaruhi perilaku seseorang. Seperti, Kelompok Keluarga.
-
Kelompok majemuk dan sosialisasi.
-
Masyarakat yang kompleks/majemuk memiliki banyak
kelompok dan kebudayaan khusus dengan standar yang berbeda dan kadang kala
bertentangan. Contohnya, remaja yang nyaman bergaul dengan kelompok sebayanya,
karena mereka merasa dihargai dan terima sebagai seorang individu meski
terkadanng ada hal-hal yang bertentangan.
-
Pengalaman yang Unik dan Kepribadian
-
Setiap individu tidak mendapatkan pengalaman yang sama, mungkin pernah
mendapatkan pengalaman serupa dalam beberapa hal dan berbeda dalam hal lainnya.
Hal ini karean setiap anak memilki suatu unit/kesatuan keluarga yang berbeda.
Seperti halnya setiap anak (kecuali anak
kembar identik) yang mempunyai warisan biologis yang unik, yang benar-benar
tidak seorangpun yang menyamainya, demikian pula dengan suatu rangkaian
pengalaman hidup yang unik tidak dapat benar-benar disamai oleh pengalaman
siapa pun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi, kata kebudayaan
berasal dari kata sangsekerta buddayah
yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau
akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal. Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang meliputi
ide/gagasan dan perilaku yang menjadi pedoman atau acuan seseorang dalam
bertingkahlaku dimasyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain,
pengertian kebudayaan mencakup sesuatu yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normatif,
pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak.
Kepribadian adalah sebagai satu set
perilaku dan ciri-ciri kognitif, sifat atau presdiposisi(kecenderungan) yang
relatif berlangsung secara terus menerus dan dibawa oleh seseorang dalam
berbagai konteks kehidupannya serta saat berinteraksi dengan orang lain
sehingga membedakannya dengan orang-orang yang lainnya, matsumoto dan juang
(2004). Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri
atas sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara manuisa menyesuaikan diri
terhadap lingkungan, allport(1961:dalam sarwono 2009:dalam meinarno dkk,2011).
Dalam allport ini defenisi kepribadian ini menekankan kepada kita bahwa bahwa
kepribadian bersifat dinamis bukan statis, ia merupakan struktur fundamental
yang akan terus berubah seiring waktu.
Kesimpulannya, kebudayaan
diciptakan oleh manusia dalam bermasyarakat sebagai wujud penyatuan cipta,
karya dan rasa masing-masing individu untuk membentuk nilai dan norma baru yang
berlaku dalam masyarakat itu. Kemudian nilai dan norma tersebut dipatuhi oleh
setiap individu sebagai identitas dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang
membedakan mereka dari kelompok masyarakat lain yang memiliki nilai dan norma
yang berbeda.
B. Saran
Sebagai seorang calon konselor yang profesional kita harus mampu memahami apa yang menjadi Pengertian dari kepribadian
serta kebudayaan agar kita mampu mengenali apa yang menjadi sifat dan
kepribadian yang membudaya pada seorang klien yang kita hadapi,dan untuk itu
dengan kita mempelajari makalah ini
dapat bermanfaat buat kita semua. Kami dari pihak kelompok lima menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunannya, untuk itu kepada pihak pembaca kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan dalam pembuatan makalah kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
gedegerih https://gedegerih20.wordpress.com/2014/05/26/sosialisasi-sebagai-proses-pembentukan-kepribadian-2/
No comments:
Post a Comment