Yakinlah, Jomblo Itu Tak Pernah Ada
Tulisan ini bisa dikategorikan tulisan
yang berat juga, pasalnya masalah jomblo kalau tidak dikelola atau
dipahami dengan baik akan sangat fatal jadinya, bukan hanya politik saja
yang begitu dinamis dan membuat tensi darah seseorang naik drastis atau
bahkan politik membuat sebagian besar orang menjadi tidak waras, memang
iya, namun masalah perjombloan tidak boleh dipandang sebelah mata
apalagi dicuekin.
Saya kaget ketika ada berita dari sebuah
media tv yang telah difoto oleh teman di group WA, membuat saya
mengingat masa lalu, inilah kenapa saya perlu menuliskannya dan semoga
dibaca banyak orang khususnya yang masih jomblo atau melihat jomblo
dengan cara pandang atau filosofi berbeda.
Berikut gambar dari Andi Lau Bin Kolik yang ada di group :
Berita itu meski belum saya cek
sepenuhnya, kemungkinan besar itu benar. Terus terang, bukan cuma saya
yang pernah merasakan bagaimana sering diledekin karena menjomblo, waktu
itu usia saya baru saja tamat Sekolah Menengah Atas atau Umum, teman
saya pun banyak yang mengalami hal yang sama, dan lebih tragis lagi jika
ada teman yang lainnya lagi pamer kemesraan bersama pasangannya di
depan saya dan teman-teman para kaum jomblo, pedes rasanya. Apalagi
kalau ada teman yang seumuran saya sudah pada menikah karena bokap
nyokapnya sudah berlimpahan harta, tentu kami-kami ini yang pernah
mencoba melamar juga sering ditolak mentah-mentah hanya karena syarat
uang mahar tidak mencukupi. Kami bukan dari kalangan yang sangat mapan,
Bahkan, cara menolak lamaran kami juga tidak halus, malah blak-blakan,
waktu itu saya masih ingat kata-kata yang terlontar,
“Kamu mau beri makan apa putri saya nanti
kalau kamu tidak kaya dan kerjaan tidak jelas!!??” Nada suaranya tinggi
dan keras serta amat jelas terdengar, sontak nyali langsung ciut dan
gigi-gigi gemeletuk, keringat dingin bercucuran karena jantung berdebar
hebat.
Tapi untung ada teman yang menepuk
punggung saya sedikit pelan agar santai dan tidak panik, entah wahyu
darimana tiba-tiba saya menanggapinya dengan kalimat “Yaahh..makan
nasi-lah Om, masa makan sabun?”
Bukannya masalah selesai tapi malah makin
runyam, terpaksa kami bersimpuh memohon maaf karena begitu lancang cara
menjawabnya, sepertinya persekusi sudah terjadi waktu itu. Tapi
untunglah hanya diusir saja dan tidak boleh berhubungan lagi dengan sang
Putri yang diidolakan dari Si Om itu.
Dari kejadian itu, rentang menjomblo
semakin panjang, ada semacam trauma yang membekas dan anjloknya rasa
percaya diri untuk berusaha mendapatkan pasangan kian menurun, dan
hampir-hampir mengambil keputusan hidup yang agak ekstrim, seperti
menjadi semacam pendeta atau Budha yang tidak pernah lagi akan menikah,
atau menjadi Sufi yang tak tertarik lagi dengan lawan jenis. Tapi usaha
ke arah itu selalu tak bisa berhasil, karena dorongan untuk berpasangan
masih lebih kuat, apalagi masa puber yang bertegangan tinggi makin
menjadi-jadi, maka wajarlah kalau wajah saya saat itu penuh jerawat,
adehhh…
Nah, dari serangkaian cerita di atas, jika
sang Jomblo dibully terus menerus tentu saja berbahaya, apalagi kalau
sang Jomblo tertutup atau jarang berkomunikasi, jika tidak melakukan
bunuh diri bisa dimanfaatkan oleh ISIS, dengan situasi Jomblo seperti
itu adalah makanan empuk bagi ISIS untuk menyuruhnya melakukan aksi bom
bunuh diri, apalagi janji surga dan bidadari dikobarkan amat sangat
masif, pikiran si Jomblo akan semakin liar.
Maka untuk mencegah para pemuda yang
jomblo menjadi korban situasi, perlu dipahamkan bahwa sebenarnya tak ada
orang yang benar-benar jomblo, hanya Tuhan yang Maha Jomblo, tidak ada
lawannya, semua ciptaan itu berpasang-pasangan. Jika ada malam pasti ada
siang, ada hujan ada panas, ada langit ada tanah, ada kiri ada kanan,
ada pahit ada manis, dan tentu saja ada Laki-laki juga ada perempuan.
Jangan berkecil hati jika masih belum
bertemu pasangan yang dirasa cocok, bukankah Tuhan itu maha adil?, jika
DIA menciptakan 50 persen Pria, pastilah 50 persennya adalah wanita,
kalau jumlah perempuan tidak mencukupi di Indonesia, bisa saja di Rusia
berkelimpahan, maka itulah harus digalakkan usaha keseimbangan, hanya
dengan keseimbanganlah bumi ini tetap stabil.
Kalau seandainya semua Pria menjadi Gay,
atau semua perempuan menjadi Lesbian, meski salah satunya ada yang
berperan sebagai laki-laki dan sebagai perempuan namun hubungan sejenis
ini menolak hukum alam yang alami sehingga akan memusnahkan
keberlangsungan keturunan umat manusia. Kan tidak mungkin pasangan Lesbi
bisa membuahi spermanya sendiri kan? (Sejenis), atau pasangan Gay yang
mau hamil sementara keduanya menggunakan “pedang” di bawah perutnya, ini
kan main pedang namanya, mana bisa hamil secara alamiah.
Maka, jomblo itu bukan akhir segalanya,
tapi jomblo adalah penempaan diri sebelum pertemuan dengan pasangan yang
tepat, atau jomblo adalah tangga menuju pernikahan.
Jika anda sudah berniat menikah bukan
hanya karena ingin menyalurkan libido akan tetapi mengakui kebesaran
Allah bahwa manusia tak bisa hidup sendiri, manusia tak mungkin
menjomblo terus.
Jika seseoramg tak ingin menikah dan
mengatakan dirinya baik-baik saja dengan hidup sendiri, it’s ok, tapi
perlu pengkajian lebih mendalam, apakah ia benar-benar sudah merasakan
kesempurnaan atau hanya hanya menghindari rasa takut akan kegagalan jika
menikah?.
Pernikahan memang bukan perkara mudah, dan
bukan juga untuk dipersulit hanya karena harta, betapa banyak
orang-orang berkecukupan atau bisa kita lihat kehidupan artis-artis yang
glamour itu yang mudahnya bercerai?, apakah menikah bertujuan untuk
bercerai?, tentu bukan kan. Maka pastilah urusan menikah agar tidak
menjomblo adalah sangat penting untuk tetap digaunkan, bantulah para
jombloers bagaimana bisa melewati hidupnya hingga ia bertemu dengan
pasangan yang makin membuat hidupnya berkualitas, bukan dibully apalagi
diberi gelar jomblo ngenes.
Coba cermati nasehat Socraters berikut ini :
Dengan segala cara
menikalah. Jika mendapatkan istri yang baik, anda akan menjadi bahagia,
Jika sebaliknya, maka anda akan menjadi filosof.
Nah, kalau pun anda menjadi filosof itu
sangat luar biasa, banyak persoalan-persoalan hidup yang pelit bisa
diselesaikan dengan memiliki pandangan filsafat yang bagus. Artinya,
seorang yang mendapatkan istri yang tidak sesuai harapan, itu adalah
tempaan, binaan menjadi filsofof handal, kalangan motivator akan lewat
jika sudah berhasil melewati tahapan ini…wushh….
Jadi kenapa harus takut menikah?, dan kenapa harus jomblo menjadi pilihan, jika ada pilihan menjadi filosof terbuka lebar?.
Semangat sobat, kamu tidak akan menjomblo terus…, Kura-kura dan bekicot juga berpasangan, masa kamu kagak, hehehe
Sumber
By daeng
By daeng
https://seword.com/urusan-hati/jomblo-itu-tak-ada/
No comments:
Post a Comment