Pencarian

Friday, August 25, 2017

Buat yang Lagi Sendiri,,, RENUNGKANLAH... !!!!!

Yakinlah, Jomblo Itu Tak Pernah Ada

Tulisan ini bisa dikategorikan tulisan yang berat juga, pasalnya masalah jomblo kalau tidak dikelola atau dipahami dengan baik akan sangat fatal jadinya, bukan hanya politik saja yang begitu dinamis dan membuat tensi darah seseorang naik drastis atau bahkan politik membuat sebagian besar orang menjadi tidak waras, memang iya, namun masalah perjombloan tidak boleh dipandang sebelah mata apalagi dicuekin.
Saya kaget ketika ada berita dari sebuah media tv yang telah difoto oleh teman di group WA, membuat saya mengingat masa lalu, inilah kenapa saya perlu menuliskannya dan semoga dibaca banyak orang khususnya yang masih jomblo atau melihat jomblo dengan cara pandang atau filosofi berbeda.

Berikut gambar dari Andi Lau Bin Kolik yang ada di group :
Berita itu meski belum saya cek sepenuhnya, kemungkinan besar itu benar. Terus terang, bukan cuma saya yang pernah merasakan bagaimana sering diledekin karena menjomblo, waktu itu usia saya baru saja tamat Sekolah Menengah Atas atau Umum, teman saya pun banyak yang mengalami hal yang sama, dan lebih tragis lagi jika ada teman yang lainnya lagi pamer kemesraan bersama pasangannya di depan saya dan teman-teman para kaum jomblo, pedes rasanya. Apalagi kalau ada teman yang seumuran saya sudah pada menikah karena bokap nyokapnya sudah berlimpahan harta, tentu kami-kami ini yang pernah mencoba melamar juga sering ditolak mentah-mentah hanya karena syarat uang mahar tidak mencukupi. Kami bukan dari kalangan yang sangat mapan, Bahkan, cara menolak lamaran kami juga tidak halus, malah blak-blakan, waktu itu saya masih ingat kata-kata yang terlontar,

“Kamu mau beri makan apa putri saya nanti kalau kamu tidak kaya dan kerjaan tidak jelas!!??”  Nada suaranya tinggi dan keras serta amat jelas terdengar, sontak nyali langsung ciut dan gigi-gigi gemeletuk, keringat dingin bercucuran karena jantung berdebar hebat.

Tapi untung ada teman yang menepuk punggung saya sedikit pelan agar santai dan tidak panik, entah wahyu darimana tiba-tiba saya menanggapinya dengan kalimat “Yaahh..makan nasi-lah Om, masa makan sabun?”

Bukannya masalah selesai tapi malah makin runyam, terpaksa kami bersimpuh memohon maaf karena begitu lancang cara menjawabnya, sepertinya persekusi sudah terjadi waktu itu. Tapi untunglah hanya diusir saja dan tidak boleh berhubungan lagi dengan sang Putri yang diidolakan dari Si Om itu.
Dari kejadian itu, rentang menjomblo semakin panjang, ada semacam trauma yang membekas dan anjloknya rasa percaya diri untuk berusaha mendapatkan pasangan kian menurun, dan hampir-hampir mengambil keputusan hidup yang agak ekstrim, seperti menjadi semacam pendeta atau Budha yang tidak pernah lagi akan menikah, atau menjadi Sufi yang tak tertarik lagi dengan lawan jenis. Tapi usaha ke arah itu selalu tak bisa berhasil, karena dorongan untuk berpasangan masih lebih kuat, apalagi masa puber yang bertegangan tinggi makin menjadi-jadi, maka wajarlah kalau wajah saya saat itu penuh jerawat, adehhh…

Nah, dari serangkaian cerita di atas, jika sang Jomblo dibully terus menerus tentu saja berbahaya, apalagi kalau sang Jomblo tertutup atau jarang berkomunikasi, jika tidak melakukan bunuh diri bisa dimanfaatkan oleh ISIS, dengan situasi Jomblo seperti itu adalah makanan empuk bagi  ISIS untuk menyuruhnya melakukan aksi bom bunuh diri, apalagi janji surga dan bidadari dikobarkan amat sangat masif, pikiran si Jomblo akan semakin liar.

Maka untuk mencegah para pemuda yang jomblo menjadi korban situasi, perlu dipahamkan bahwa sebenarnya tak ada orang yang benar-benar jomblo, hanya Tuhan yang Maha Jomblo, tidak ada lawannya, semua ciptaan itu berpasang-pasangan. Jika ada malam pasti ada siang, ada hujan ada panas, ada langit ada tanah, ada kiri ada kanan, ada pahit ada manis, dan tentu saja ada Laki-laki juga ada perempuan.

Jangan berkecil hati jika masih belum bertemu pasangan yang dirasa cocok, bukankah Tuhan itu maha adil?, jika DIA menciptakan 50 persen Pria, pastilah 50 persennya adalah wanita, kalau jumlah perempuan tidak mencukupi di Indonesia, bisa saja di Rusia berkelimpahan, maka itulah harus digalakkan usaha keseimbangan, hanya dengan keseimbanganlah bumi ini tetap stabil.

Kalau seandainya semua Pria menjadi Gay, atau semua perempuan menjadi Lesbian, meski salah satunya ada yang berperan sebagai laki-laki dan sebagai perempuan namun hubungan sejenis ini menolak hukum alam yang alami sehingga akan memusnahkan keberlangsungan keturunan umat manusia. Kan tidak mungkin pasangan Lesbi bisa membuahi spermanya sendiri kan? (Sejenis), atau pasangan Gay yang mau hamil sementara keduanya menggunakan “pedang” di bawah perutnya, ini kan main pedang namanya, mana bisa hamil secara alamiah.

Maka, jomblo itu bukan akhir segalanya, tapi jomblo adalah penempaan diri sebelum pertemuan dengan pasangan yang tepat, atau jomblo adalah tangga menuju pernikahan.

Jika anda sudah berniat menikah bukan hanya karena ingin menyalurkan libido akan tetapi mengakui kebesaran Allah bahwa manusia tak bisa hidup sendiri, manusia tak mungkin menjomblo terus.
Jika seseoramg tak ingin menikah dan mengatakan dirinya baik-baik saja dengan hidup sendiri, it’s ok, tapi perlu pengkajian lebih mendalam, apakah ia benar-benar sudah merasakan kesempurnaan atau hanya hanya menghindari rasa takut akan kegagalan jika menikah?.

Pernikahan memang bukan perkara mudah, dan bukan juga untuk dipersulit hanya karena harta, betapa banyak orang-orang berkecukupan atau bisa kita lihat kehidupan artis-artis yang glamour itu yang mudahnya bercerai?, apakah menikah bertujuan untuk bercerai?, tentu bukan kan. Maka pastilah urusan menikah agar tidak menjomblo adalah sangat penting untuk tetap digaunkan, bantulah para jombloers bagaimana bisa melewati hidupnya hingga ia bertemu dengan pasangan yang makin membuat hidupnya berkualitas, bukan dibully apalagi diberi gelar jomblo ngenes.

Coba cermati nasehat Socraters berikut ini :



  Dengan segala cara menikalah. Jika mendapatkan istri yang baik, anda akan menjadi bahagia, Jika sebaliknya, maka anda akan menjadi filosof. 

Nah, kalau pun anda menjadi filosof itu sangat luar biasa, banyak persoalan-persoalan hidup yang pelit  bisa diselesaikan dengan memiliki pandangan filsafat yang bagus. Artinya, seorang yang mendapatkan istri yang tidak sesuai harapan, itu adalah tempaan, binaan menjadi filsofof handal, kalangan motivator akan lewat jika sudah berhasil melewati tahapan ini…wushh….
Jadi kenapa harus takut menikah?, dan kenapa harus jomblo menjadi pilihan, jika ada pilihan menjadi filosof terbuka lebar?.
Semangat sobat, kamu tidak akan menjomblo terus…, Kura-kura dan bekicot juga berpasangan, masa kamu kagak, hehehe







Sumber
By














No comments:

Pencarian isi Blog