Pencarian

Thursday, February 18, 2016

Makalah Lembaga SOsial



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
            Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkahlaku.
            Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Contoh: Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual.
            Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga sosial.Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma mengalami proses yang panjang.Menurut Robert M.Z. Lawangproses tersebut dinamakan pelembagaan atau institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi.Dengan kata lain, pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat menjadi institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan dalam kehidupan bersama.

1.2    Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana latar belakang terjadi lembaga-lembaga sosial itu didalam masyarakat dan bagaimanapula peranan lembaga tersebut dalam masyarakat.

1.3    Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana lembaga-lembaga sosial itu terbentuk di dalam masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Lembaga Sosial    
            Ada beberapa definisi lembaga sosial menurut para ahli, yaitu :
a. Paul Horton dan Chester L.Hunt
            Lembaga sosial adalah sistem norma – norma sosial dan hubungan hubungan yang menyatukan nilai – nilai dan prosedur – prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
b.Peter L. Berger
            Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.
c.Mayor Polak
            Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai – nilai penting.
d.W. Hamilton
            Lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok, yang apabila dilanggar akan dijatuhi berbagai derajat sanksi.
e.Robert Maclver dan C.H. Page
            Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
f.Leopold Von Wiese dan Becker
            Lembaga sosial adalah jaringan proses antarmanusia dan antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola – polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.
g.Koentjaraningrat
            Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia
h.Soerjono Soekanto
            Lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat
i.Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
            Lembaga sosial adalah kumpulan dari berbagai cara berperilaku yang diakui oleh anggota masyarakat sebagai sarana untuk mengatur hubungan-hubungan sosial.
j.W.G. Sumner
            Sumner mengungkapkan definisi lembaga sosial sebagai perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sikap kekal serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Lembaga berfungsi agar ada keteraturan dan integrasi dalam masyarakat.
            Setelah memahami beberapa pengertian lembaga sosial yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa lembaga sosial berkaitan dengan hal-hal berikut ini:
a.     Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan memengaruhi. Maksudnya sistem norma tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan membentuk sebuah institusi dalam sebuah proses yang cukup panjang.
b.     Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan dipertahankan sesuai dengan kebutuhan hidup. Seperangkat norma bersifat fleksibel, seperti telah dibahas pada saat kamu duduk di kelas X dulu, bahwa norma sosial adalah sesuatu yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan hidup dan juga pola pemikiran seseorang atau sekelompok masyarakat. Dengan adanya suatu perubahan sosial yang sifatnya menyeluruh, maka kemungkinan besar norma sosial juga akan ikut berubah.
c.      Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga masyarakat agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur. Sebagaimana fungsi dari norma itu sendiri, yaitu sebagai pengatur pola perilaku manusia sebagai anggota masyarakat, yang keberadaannya sangat dibutuhkan untuk mencapai keteraturan sosial.
            Lembaga sosial merupakan pola yang terorganisasi untuk memenuhi berbagai keperluan manusia, yang terlahir dengan aanya berbagai budaya, sebagai suatu ketetapan yang tetap, untuk memperoleh konsep kesejahtraan masyarkat dan melahirkan suatu struktur.Jadi,Lembaga sosial adalah wadah dari sekumpulan norma atau kaidah yang mengatur pendukungnya dalam rangka mewujudkan kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus.
 2.2 Ciri-Ciri Lembaga Sosial
            Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.
            Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut:
1.   Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2.   Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.
3.   Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
4.   Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
5.   Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
6.  Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.
            Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial.Menurutnya terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut  :
1.         Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
2.       Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
3.       Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
4.       Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
5.       Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
6.       Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
7.       Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
8.       Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
9.       Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya
 Dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri lembaga sosial adalah:
• Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu
• Mempunyai tujuan tertentu
• Mempunyai perlengkapan untuk mencapai tujuan itu
• Memiliki lambang-lambang
• Memiliki tradisi tertulis & tidak tertulis
• Memenuhi kebutuhan pokok
• Merupakan usaha penghormatan dan penghargaan nilai
• Pola tingkah laku tetap
• Saling mempengaruhi
• Berisi norma, nilai, dan tingkah laku ideal
• Memenuhi cita-cita/tujuan bersama

2.3 Fungsi Lembaga Sosial
  Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
1.         Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.
2.       Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3.       Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya
  • Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
1.         Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat
2.       Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang tidak disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau jika di ikuti dianggap sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak dapat diramalkan.

2.4  Proses Pertumbuhan Lembaga Social
            Proses terjadinya lembaga sosial dapat melalui dua cara,yaitu sebgai berikut:
1.Secara Tidak Terencana
            Maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting. Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu barang orang menggunakan system barter , namun karena dianggap sudah tidak efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga muncul lembaga ekonomi seperti bank dan sebagainya

2.Secara Terencana
            Maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk lembaga social.


2.5 Cara-Cara Mempelajari Lembaga Sosial
            Mempelajari lembaga sosial merupakan hal yang sangat penting karena tidak bisa kita pungkiri bahwa setiap hari kita harus hidup di dalamnya.Menurut Mac Iver dan Charles ada tiga pendekatan yang bisa kita lakukan untuk mempelajari lembaga sosial yaitu:      
1. Analisa secara historis,yang bertujan untuk mempelajari sejarahmuncul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan.
2.Analisa komparatif,yang bertujuan menelaah dengan caramembandingkan suatu lembaga tertentu dari berbagai masyarakat.
3.Analisa fungsional,dilakukan dengan menganalisa hubungan antarlembaga berdasarkan fungsinya, hal ini dapat dilakukan dengan analisahistories maupun analisa komparatif

2.6 Tipe-Tipe Lembaga Sosial
            Menurut John Lewis Gillindan John Philip Gillin, tipe-tipe lembaga sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.Berdasarkan Sudut Perkembangan
  • Cresive institution yaitu institusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contoh: lembaga perkawinan, hak milik dan agama
  • Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh: lembaga utang piutang dan lembaga pendidikan
2.Berdasarkan Sudut Nilai yang Diterima Oleh Masyarakat
  • Basic institution yaitu institusi sosial yang dianggap penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh: keluarga, sekolah, dan negara.
  • Subsidiary institution yaitu institusi sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di masing-masing masyarakat seperti rekreasi.
3.Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat
  • Approved dan sanctioned institution yaitu institusi sosial yang diterima oleh masyarakat, misalnya sekolah atau perusahaan dagang.
  • Unsanctioned institution yaitu institusi yang ditolak masyarakat meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya. Contoh: sindikat kejahatan, pelacuran, dan perjudian.

4.Berdasarkan Sudut Penyebarannya
  • General institution yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat dunia. Contoh: institusi agama
  • Restricted institution yaitu institusi sosial yang hanya dikenal dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu. Contoh: lembaga agama Islam, Kristen Protestan, Hindu, dan Budha.
5. Berdasarkan Sudut Fungsinya
  • Operative institution yaitu institusi yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh: institusi ekonomi.
  • Regulative institution yaitu institusi yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan dalam masyarakat. Contoh: institusi hukum dan politik seperti pengadilan dan kejaksaan.

2.7  Peranan Lembaga Sosial
a. Lembaga Keluarga
            Keluarga adalah unit social yang terkecil dalam masyarakat. Dan juga institusi pertama yang dimasuki seorang manusia ketika dilahirkan.
1.Proses Terbentuknya Keluarga:
            Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah menurut agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti dibawah ini :
1. Diawali dengan adanya interaksi antara pria dan wanita
2. Interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan social yang lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan
3. Setelah terjadi perkawinan, terbentuklah keturunan , kemudian terbentuklah keluarga inti
2. Karakteristik Keluarga
            Menurut Mac Iver dan Charlen Horton:
1. Merupakan hubungan perkawinan
2. Bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang dibentuk atau dipelihara
3. Mempunyai suatu sistem tata nama (nomeclatur) termasuk perhitungan garis keturunan
4. Mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotanya
5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
3. Proses Terbentuknya Keluarga
1) Tahap formatif atau pre neptual, masa persiapan sebelum perkewinan. Meliputi peminangan atau pertunangan,
2) Tahap perkawinan atau nuptual stage, yaitu ketika dilangsungkannya perkawinan dan sesudahnya tetapi sebelum melahirkan anak- anak,
3) Tahap pemeliharaan anak-anak atau child rearing stage yaitu keluarga dengan anak-anak hasil perkawinan,
4) Tahap keluarga dewasa atau maturity stage yaitu suatu kelaurga dengan anak-anak yang telah mampu berdiri sendiri dan membentuk keluarga baru.

           



















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Lembaga sisoal (social institution) adalah organisasi norma-norma untuk melaksanakan sesuatu yang dianggap penting. Lembaga berkembang berangsur-angsur dari kehidupan sosial manusia. Bila kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan dan disetujui, maka perilaku itu telah melembaga. Peran yang melembagaadalah peran yang telah dibakukan, di setujui, dan diharapkan, dan biasanya dipenuhi dengan cara-cara yang sungguh-sungguh dapat diramalkan, lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu. Lembaga mencakup sekumpulan unsur  kelembagaan (norma perilaku, sikap, nilai, simbol, ritual, dan ideologi), fungsi manifes (tujuan yang dikehendaki) dan fungsi laten(hasil/akibat yang tidak di kehendaki dan tidak direncanakan).
            Para pemimpin asosiasi (pendidikan, mesjid, dan lain-lain) biasanya menginginkan suatu otonomi tertentu, atau kebebasan dari lembaga-lembaga lain. Lembaga yang satu dengan lembaga yang lain biasanya juga saling berhubungan, sehingga perubahan lembaga yang satu mempengaruhi lembaga yang lain dalam hubungan sebab akibat yang kontinu.
            Kaum intelektual adalah orang-orang yang pekerjaannya terutama bergelut dengan gagasan. Kekuatan mereka adalah pengaruhnya, karena pekerjaan mereka dapat mempengaruhi pemikiran orang-orang yang berkuasa. Kaum intelektual dapat menyerang maupun membela lembaga-lembaga masyarakat mereka.
            Birokrasi adalah personel administratif yang di spesialisasikan, diangkat berdasarkan prestasi atau masa dinas, impersonal dan diarahkan oleh suatu rantai komando. Walaupun sangat di kritik dan dicela namun birokrasi muncul karena kebutuhan akan efisiensi, keseragaman dan pencegahan korupsi.
            Reaksi-reaksi terhadap birokrasi meliputi upaya-upaya untuk memperbaiki melalui analisis dan latihan serta membatasi wewenangnya. Beberapa organisasi telah menggunakan ombudsman untuk melindungi anggotanya dari perlakuan kesewenangan-wenangan diskriminatif para pejabat. Alternatif bagi birokrasi bersandar pada pemberian imbalan atas pencapaian tujuan tanpa harus mengikuti peraturan secara terinci.
            Kepercayaan terhadap lembaga mengalami pasang surut, dan kepercayaan masyarakat yang rendah bisa mengakibatkan perubahan lembaga.
3.2   Saran
            Lembaga sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, oleh karena itu kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha mengendalikan lembaga itu ke arah yang positif



























DAFTAR PUSTAKA


Elizabet K. Nottingham, Agama dan Masyarakat: Suatu pengantar Sosiologi agama, Jakarta, CV. Rajawali Press, 1985.
Google.com, Lembaga-lembaga Sosial, Jakarta, 2012
Taupan, M dan Sudarmo M. Padji, Sosiologi untuk SMA/MA kelas XII, Penerbit Yrama Widya, 2010
Wikipedia.com

No comments:

Pencarian isi Blog