BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10 M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura. Itulah salah satu karya al-Haitham yang paling menumental. Penemuan yang sangat inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.
Berabad – abad yang lalu orang telah mengetahui bahwa kalau cahaya lurus dari sebuah lobang kecil kedalam sebuah ruangan yang gelap maka pada dinding dihadapannya kelihatan bayangan dari apa yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam keadaan terbalik, yang di atas ke bawah dan sebaliknya. Ruangan seperti itu disebut “ Kamera Obscura “ yang artinya tidak lain dari pada kamar gelap. Dari perkataan kamera obcura itulah lahir perkataan kamera, nama yang diberikan untuk alat pemotret. Inilah yang mula – mula disebut Kamera Obscura ( kamera = kamar, Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada salah satu dindingnya. Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai “ruang gelap”. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya.
Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton. Jika kita perhatikan perkembangan kamera di masa kini, sungguh sangat luar biasa pertumbuhannya. Hampir di setiap manusia berada, tidak lepas dari keberadaan kamera. Dapat dikatakan bahwa kamera kini telah menjadi kebutuhan pokok. Bagaimana tidak, hampir di setiap handphone yang dimiliki sebagian besar masyarakat ada fasilitas kameranya. Dalam makalah ini kita akan mengulas tentang kamera mulai dari sejarah ditemukannya kamera hingga berbagai jenis perkembangan kamera saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kamera ?
2. Apa saja jenis-jenis kamera ?
3. Bagaimana sejarah kamera ?
4. Apa saja bagian-bagian kamera ?
5. Bagaimana cara kerja kamera ?
C. Tujuan
1. mengetahui tentang kamera.
2. mengetahui jenis-jenis kamera.
3. mengetahui sejarah kamera.
4. mengetahui bagian-bagian kamera.
5. mengetahui cara kerja kamera.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
B. Jenis-Jenis Kamera
1. Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya
Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).
a. Kamera film
Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil, kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.
Pembagian film berdasarkan ukuran:
1) Small format (35mm)
2) Medium format (100-120mm)
3) Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film harus menggunakan kamera yang berbeda pula.
Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:
1) Film hitam putih
2) Film warna
3) Film positif
4) Film negatif
5) Film daylight
6) Film tungsten
7) Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)
b. Kamera polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.
c. Kamera digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan memory card.
2. Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja
a. Kamera single lens reflex
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.
b. Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah diatur.
3. Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder
Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi. Fotografer ahli biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu memberikan gambaran tepat seperti apa yang akan tercetak.
a. Kamera saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela bidik (viewfinder) dengan lensa.
b. Kamera TLR
Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.
C. Sejarah Kamera
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhadap cahaya namun dia belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi kamera yang dikembangkan sekarang.
D. Komponen-Komponen Kamera
Sebuah kamera minimal terdiri atas:
1. Sistem lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma.
Sistem lensa pada kamera
Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan.
Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal length memengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.
2. Pemantik potret
Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa. Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka, sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Pematik kamera
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan besarnya nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan.
3. Bagian lain
Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
1) Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat disingkapkan pada objek
2) Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,
3) Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.
4) Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagian-bagian tersebut.
E. Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya
Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera. Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body kamera.
1. Lensa merupakan bagian pokok dari kamera yang bekerja sama dengan body kamera. Untuk fungsinya saya pikir tidak perlu saya jelaskan lagi secara panjang lebar di sini. (Baca tentang lensa di sini dan di sini)
2. Tombol Stabilizer (IS, VR, VC) yang berfungsi untuk menstabilkan getaran oleh tangan (hand shake) saat memotret yang berpotensi membuat hasil foto menjadi motion / blur. Prinsip kerja fitur ini adalah dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran pada kamera dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk meredam getaran itu. Namun tidak semua lensa memiliki fitur ini.
3. Tombol Pembuka Lensa yang fungsinya tidak lain untuk membantu melepaskan lensa dari body. Cara penggunannya yaitu tombol ditekan sambil lensa dilepas dengan cara diputar ke kiri.
4. Tombol Fokus yang terdiri dari dua mode yaitu Auto Focus (AF) dan Manual Focus (MF). Bila Anda menggunakan mode auto maka berarti kerja fokus digerakkan oleh mesin secara auto. Namun bila memilih mode manual maka kerja fokus Anda yang gerakkan secara manual.
5. Tombol Pembuka Flash yang digunakan untuk membuka lampu flash pada kamera. Tombol ini hanya berfungsi bila kamera dalam keadaan menyala / standby.
6. Built-in Flash Light adalah lampu Blitz atau flash diterjemahkan secara bebas menjadi lampu kilat. Fungsi utamanya yaitu untuk membantu pencayaan pada kondisi gelap dengan cara meng-illuminate (mencahayai / menerangi) obyek yang kekurangan cahaya agar terekspos dengan baik.
7. Tombol Shutter adalah tombol yang Anda tekan untuk mengambil gambar. Untuk belajar cara menggunakan tombol shutter silahkan baca di sini.
8. Grip salah satu bagian menonjol di bagian kanan anatomi kamera yang fungsinya sebagai pegangan pada kamera. Grip didesain dengan tekstur kasar agar Anda bisa memegang kamera dengan kuat tanpa terpleset ketika memotret. Kesalahan memegang grip merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya hand shake.
9. Anti Red Eye yang berfungsi sebagai penangkal untuk menghindari mata yang terlihat merah (red eye) pada hasil foto yang merupakan efek dari lampu flash. Masalah ini sering terjadi namun bisa diatasi.
10. Tombol Preview yang gunanya untuk melihat hasil foto Anda pada layar LCD kamera.
11. Tombol Delete yang berfungsi untuk menghapus foto dan data lainnya di dalam kamera.
12. Tombol Navigasi berfungsi untuk membantu Anda mengendalikan program dalam kamera termasuk menggeser pilihan pada menu di kamera. Tidak semua kamera memiliki bentuk tombol navigasi yang sama, ada berupa scroll, analog, dan tombol 4 arah. Pada Canon EOS 600D atau sekelasnya, tombol ini memiliki multi fungsi atau dua peran yaitu sebagai tombol navigasi untuk menggeser pilihan (kiri, kanan, atas, bawah) dan juga sebagai tombol shortcut untuk mengatur white balance (WB), jenis focus, picture style, dan drive mode.
13. Tombol Fn/Q yang berfungsi untuk merubah / mengalihkan fungsi pada tombol navigasi di atas ke fungsi shortcut.
14. Tombol AV mempunyai fungsi untuk mengatur bukaan diafragma atau aperture. (Baca cara menggunakan aperture di sini)
15. Tombol Zoom yang berfungsi untuk memperbesar hasil foto dan juga untuk memperdekat jarak objek ketika Anda mengaktifkan mode livefiew saat memotret.
16. Thumb-Wheel adalah menu untuk memilih dan mengganti mode eksposure / modus pemotretan. Di sini Anda bisa menemukan beberapa mode auto instan yang telah disiapkan khusus seperti untuk memotret olahraga, kembang api, malam hari, closeup, dan juga mode manual (M).
17. Tombol Lifeview yang berfungsi untuk mengganti / mengalihkan layar bidik dari viewfinder ke lifeview yang tampil pada layar LCD. Pada EOS 600D tombol ini juga berfungsi untuk merekam video.
18. Viewfinder adalah jendela bidik yang Anda gunakan untuk melihat objek saat memotret. Pada viewfider ini Anda bisa melihat titik fokus dan informasi lainnya seperti light meter, nilai shutter speed, apperture, ISO, dan metering. Pada bagian viewfinder terdapat karet seperti bantalan yang disebut eye pieces, fungsinya untuk menahan cahaya yang masuk ke viewfinder agar objek terlihat benar-benar real.
19. Tombol Menu untuk menuju menu pengaturan utama kamera, sedangkan Tombol Info untuk mengetahui informasi data termasuk informasi foto-foto Anda.
20. Layar LCD memiliki multi fungsi yaitu yang pertama untuk menampilkan keterangan settingan pada kamera (mode eksposure, shutter speed, aperture, ISO, dll), kemudian untuk melihat hasil foto Anda, dan terakhir sebagai layar bidik besar untuk melihat objek yang akan difoto secara live, yang disebut lifeview.
21. Tombol ISO merupakan tombol shortcut (jalan pintas) untuk mengatur ISO. (Baca cara menggunakan ISO di sini)
22. Dial yang juga berfungsi sebagai navigasi untuk menggeser pilihan pada menu tertentu.
23. Tombol Display fungsinya untuk mengaktifkan mode standby dan untuk menghidupkan kembali dari mode standby. Ketika dalam mode standby kamera masih tetaap dalam keadaan menyala, hanya saja sedang diistirahtkan dan bukan dalam keadaan off.
24. Tombol ON/OFF adalah tombol yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan kamera.
F. Cara Kerja Kamera
Kamera adalah sebuah kotak dengan ruangan hitam kedap cahaya/lightproof yang diberi lubang kecil pada salah satu dindingnya. Dan melalui lubang kecil tersebutlah objek gambar dengan perantaraan induksi cahaya direfleksikan ke dinding seberangnya dalam posisi yang terbalik.
Begitulah proses dasar bekerjanya sebuah kamera dalam menangkap/mengambil objek gambar. Kini suatu objek gambar/photo dapat diabadikan untuk selama-lamanya oleh sebuah kamera dalam satuan detik saja. Hal tersebut dimungkinkan karena pengembangan/inovasi system kerja kamera yang tiada henti hingga saat ini. Ditambah lagi dengan penemuan-penemuan system baru pada kamera digital yang sangat fantastis yang membuat para photographer menjadi lebih mudah mengoperasikan sebuah kamera jenis apapun.
Begitulah proses dasar bekerjanya sebuah kamera dalam menangkap/mengambil objek gambar. Kini suatu objek gambar/photo dapat diabadikan untuk selama-lamanya oleh sebuah kamera dalam satuan detik saja. Hal tersebut dimungkinkan karena pengembangan/inovasi system kerja kamera yang tiada henti hingga saat ini. Ditambah lagi dengan penemuan-penemuan system baru pada kamera digital yang sangat fantastis yang membuat para photographer menjadi lebih mudah mengoperasikan sebuah kamera jenis apapun.
Kamera dan seni photographymungkin salah satu penemuan yang paling dihormati di dunia saat ini, meskipun ide pengambilan gambar/photo bukan merupakan hal yang baru lagi. Dengan munculnya kamera film (analog) dan kamera digital, pada akhirnya kamera-pun dapat mengubah cara pandang kita tentang dunia. Bagaimana sebuah kamera dapat mengabadikan dan menangkap semua moment indah kita?, berikut ini kami uraikan secara sederhana mengenai cara kerjanya.
Fungsi dasar dan cara kerja sebuah kamera. Kamera berasal dari kata “Chamber” yang berarti “ruang”adalah merupakan sebuah kotak kedap cahaya/lightproof yang didalamnya mengandung tiga elemen yaitu bahan kimia, mekanik (film) dan elemen optik atau lensa.
Fungsi dasar sebuah kamera mulai dari ditemukannya kamera Obscura (kotak hitam) hingga kamera digital canggih saat ini, masih tetap sama. Prinsip kerja kamera pada dasarnya mirip dengan prinsip kerja mata kita. Cara kerja dari sebuah kamera didasarkan pada dasar-dasar refleksi. Seperti kita ketahui gerakan cahaya melalui berbagai media memiliki kecepatan yang berbeda. Kecepatan cahaya akan lebih bervariasi ketika begerak melalui media udara daripada saat bergerak melalui media kaca. Ketika Anda membidikan kamera dan fokus pada suatu objek gambar, maka cahaya akan memantulkan objek tersebut melalui lensa.
Hal ini akan memperlambat kecepatan cahaya dan memungkinkan cahaya membelok saat memasuki lensa, sehingga cahaya akan menyimpang dari sumbernya, kemudian lensa akan menerima cahaya dan dikumpulkan di satu titik di mana pada akhirnya gambar dapat dibentuk pada permukaan film yang merupakan bahan peka cahaya dalam merekam gambar. Dan ketika film diolah dengan bahan kimia tertentu objek gambar-pun dapat segera terlihat dalam format negatif.
Berdasarkan struktur dasar tersebut diatas maka kamera analog/manual memungkinkan memiliki kontrol aperture, diafragma yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke lensa dan shutter yang merupakan pintu masuknyacahaya sebelum sampai ke film/sensor cahaya untuk disimpan. Selain itu, fungsi shutter juga untuk mengekspos film/sensor cahaya agar jumlah cahaya yang masuk tetap/konsisten. Jadi lamanya waktu shutter terbuka menentukan jumlah/banyaknya cahaya yang mencapai permukaan film/sensor cahaya. Untuk mengontrol kualitas gambar dan efek tertentu, seperti gambar yang kabur/blur, seorang photographer dapat pengaturan lamanya shutter/kecepatan rana terbuka.
Kamera digital yang kompak dan ramping dengan kualitas gambar yang superior (pernah diperdebatkan pada Forum I love my Pentax manual), telah merevolusi industri photography. Hampir semua permasalahan operasi pada kamera manual 35mm dapat diatasi oleh kamera digital.
Berikut mari kita lihat cara kerja dasar dari kamera digital dan apa perbedaannya dengan kamera analog/manual?
Berikut mari kita lihat cara kerja dasar dari kamera digital dan apa perbedaannya dengan kamera analog/manual?
Pada dasarnya cara kerja dan komponen utama dari kamera digital dan kamera analog/manual adalah sama. Perbedaan yang mencolok adalah pada media penyimpan hasil gambar dimana pada kamera analog menggunakan film celulosa, sedangkan pada kamera digital menggunakan sebuah komponen yang bernama chip atau biasa disebut dengan CCD (Change Coupled Device) ataupun CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor.
Pada kamera digital objek gambar dalam bentuk analog kemudian dikonversikan ke bentuk/format digital yang selanjutnya setelah mengalami proses filtering dan lain-lain, objek gambar kemudian disimpan sementara pada buffer memory kamera dan pada akhirnya disimpan tetap pada chip memory.
Sebuah chip memory mengandung jutaan titik sensor cahaya bersusun/array vertikal dan horizontal. Titik-titik sensor cahaya tersebut atau biasa disebut dengan pixel, akhirnya membentuk sebuah susunan dimensi gambar yang disebut resolusi dengan satuan pixel. Misalnya resolusi 3200 X 1200 pixel (3,84 megapixels). Besarnya resolusi yang digunakan untuk sebuah objek gambar/photo dapat diatur oleh photographer sesuai dengan yang diinginkan.
Kamera digital juga memiliki seperangkat filter yang akan mengkoreksi keseimbangan warna, putih dan aliasing. Mampu menyimpan hasil gambar dengan jumlah yang besar/banyak. Memiliki pengaturan pengambilan gambar secara otomatis maupun manual. Memiliki kamera bidik/viewfinder berbentuk display LCD. Dapat melakukan pengambilan gambar format video dan tentunya dapat berhubungan langsung dengan komputer anda melalui perangkat komunikasi yang tersedia. Dan masih banyak lagi kemampuan-kemampuan lainnya.
Jadi pada dasarnya cara kerja kamera apapun tetap sama. Dimulai dengan sistem lensa untuk mendapatkan gambar, sensor cahaya-sensitif untuk merekam gambar, dan sistem mekanis untuk mengatur pencahayaan gambar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum kamera ditemukan, orang membuat gambar dengan melukis atau menggambar. Itu membutuhkan waktu dan bisa tidak akurat. Ditemukannya kamera obskura merupakan tonggak perubahan adanya kamera yang kita manfaatkan saat ini. Kamera memungkinkan orang untuk membuat catatan visual dari kehidupan mereka dan kejadian penting. Tiba-tiba orang bisa melihat foto-foto suatu tempat yang jauh. Kamera membawa seluruh dunia menjadi lebih dekat dan terbayangkan. Foto-foto mulai mempengaruhi orang-orang dan berpendapat tentang dunia. Kamera membawa perubahan besar pada kehidupan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Saya banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment