Pencarian

Friday, March 11, 2016

makalah sejarah Ratu Pantai Selatan



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu kegenda yang sangat populer di masyarakat kita adalah legenda tentang Nyi Roro Kidul alias Ratu Laut Selatan. Banyak mitos yang sangat kita kenal di masyarakat kita tentang kelegendaan Nyi Roro Kidul. Mulai dari mitos larangan memakai baju hijau ketika berenang di laut selatan hingga kamar keramat di sebuah hotel.
Kapan pastinya legenda Ratu Laut Selatan tersebut mulai terdengar tidak dapat kita pastikan. Bahkan telah banyak pula film yang mengangkat cerita tentang Nyi Roror Kidul ini. Termasuk mengangkat nama artis horor terkenal semacam Suzana di negeri kita ini karena memerankan tokoh ratu alam gaib itu.
Akan tetapi, legenda mengenai penguasa mistik pantai selatan mencapai puncaknya ketaika ada semcam keyakinan di kalangan penguasa keraton Mataram Islam, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, bahwa Ratu Pantai Selatan merupakan “istri spiritual” bagi raja-raja di kedua keraton tersebut.
Bahkan pada waktu-waktu tertentu, keraton memberikan persembahan di Pantai Parangkusuma, Bantul, dan di Pantai Paranggupita, Wonogiri, untuk sang Ratu. Konon Panggung Sanggabuwana yang terdapat di komplek keraton Surakarta dipercaya sebagai tempat bercengkerama sang Sunan dengan Kanjeng Ratu.

A.    Rumusan Masalahan
Agar penjelasan lebih terperinci, penulis akan membatasi permasalahan tersebut. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah Ratu Pantai Selatan?
2.      Bagaimana sinopsis Ratu Pantai Selatan?
3.      Bagaimana unsur instrinsik Ratu Pantai Selatan?


B.     Tujuan Penelitian
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Memberi penjelasan mengenai sejarah Ratu Pantai Selatan.
2.      Memberi penjelasan mengenai sinopsis Ratu Pantai Selatan.
3.      Memberi penjelasan mengenai unsur instrinsik legenda Ratu Pantai Selatan.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Legenda
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor
Menurut Buku Sari Kata Bahasa Indonesia, Legenda adalah cerita rakyat zaman dahulu berkaitan dengan peristiwa dan asal usul terjadinya suatu tempat. Contohnya: Sangkuriang dan Batu Menangis
Menurut Pudentia[butuh rujukan], legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005,  legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis[butuh rujukan], legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.






B.     Ciri – Ciri Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut.
1.      Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh- sungguh pernah terjadi.
2.      Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3.      “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4.      Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5.      Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.

 
BAB III
PEMBAHASAN


A.    Sinopsis Legenda Ratu Pantai Selatan
Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkawinan tersebut. Maka, bahagialah sang raja.
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.
Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang dukun menuruti perintah Sang Ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.
Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

B.     Unsur Intrinsik Legenda Kanjeng Ratu Kidul
1.      Tema
“ Ratu Pantai Selatan “

2.      Tokoh
·         Nyi Roro Kidul
·         Nenek Nyi Roro Kidul
·         Raja Padjajaran




3.      Penokohan
·         Nyi Roro Kidul = suka menolong seseorang dengan harapan imbalan.
·         Raja Padjajarab = Baik, tepat janji
·         Nenek Nyi Roro Kidul = Baik

4.      Alur = Maju
5.      Latar
·         Tempat = samudra
·         Waktu = Pagi, Siang, Malam
·         Suasana = sedih

6.      Amanat
·         Jangan percaya terhadap hal-hal yang berbau mistis, yang dapat menyebabkan timbulnya sifat Syirik.
·         Jangan mendapatkan apa yang kita inginkan dengan segala cara.


 
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kanjeng Ratu  Roro Kidul atau sering dikenal sebagai Nyi Roro Kidul merupakan dewi dari dongeng Jawa terkenal sebagai Ratu Pantai Selatan, (Pelabuhan Ratu). Suatu ketika pada masa Prabu Siliwangi memerintah di Kerajaan Pajajaran, ia memiliki seorang permaisuri cantik dan sejumlah 7 selir. Suatu ketika sang permaisuri melahirkan anak perempuan cantik pula, bahkan melebihi kecantikan ibundanya. Ia dinamai Putri Lara Kadita yang berarti Putri Nan Cantik Jelita.
Kebaikan hati dan kecantikan Putri Kadita menimbulkan rasa iri para selir yang takut tersisih dari hadapan Prabu Siliwangi.Mereka bersekongkol menghancurkan kehidupan Putri Lara Kadita dan ibunya. Keduanya diguna-guna hingga menderita sakit kulit yang parah di sekujur tubuhnya. Di bawah pengaruh guna-guna para selir, Prabu Siliwangi pun mengusir keduanya dari keraton karena dikhawatirkan mereka akan mendatangkan malapetaka bagi kerajaan.

B.     Saran
Dengan melihat ini kita harus lebih mengkeritisi legenda yang berkembang di masyarakat dengan bukti-bukti yang ditemukan untuk mengetahui kebenaran peristiwa atau tokoh yang diceritakan. Selain itu, kita harus dapat menjaga situs-situs peninggalan yang ada, karena itulah salah satu bukti adanya keberadaan masa lalu untuk masa depan.


DAFTAR PUSTAKA









No comments:

Pencarian isi Blog