Pencarian

Sunday, March 13, 2016

MAKALAH penjelasan daur oksigen



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Udara, air, tanah, kehidupan, dan teknologi saling berkaitan secara erat. Atmosfer merupakan lapisan tipis gas-gas yang menyelimuti permukaan bumi, memegang peranan penting sebagai tempat penampungan (reservoir) dari berbagai macam gas. Atmosfer juga menyeimbangkan panas bumi, mengabsorbsi energy dan merusak radiasi sinar ultra violet yang datang dari matahari. Selain itu memindahkan energy panas dari wilayah ekuator, serta berfungsi sebagai jalan atau media pergerakan air pada phase uap dalam Daur hidrologi.
Hidrosfer mengandung air bumi. Lebih dari 97% dari air bumi berupa lautan, dan sisa yang terbanyak berupa air tawar dalam bentuk es. Oleh karena itu secara relative hanya sedikit persentase dari total air bumi yang secara actual terlibat dengan tanah, atmosfer, dan proses-proses biologis. Kehebatan dari air laut yang mengalami sirkulasi melalui proses-proses dalam lingkungan, dan sirkulasi tersebut terjadi dalam atmosfer, dalam sumber air, dan dalam air permukaan seperti saluran air, sungai-sungai, danau-danau, waduk-waduk dan penampungan-penampungan air.
Geosfer terdiri dari padatan bumi meliputi tanah yang sangat mendukung kehidupan tumbuhan. Bagian dari geosfer yang langsung terlibat dengan proses-proses lingkungan melalui kontak dengan atmosfer, hidrosfer dan semua kehidupan adalah litosfer. Semua kehidupan yang ada di bumi membentuk biosfer.
Suatu ekosistem terdiri dari interaksi yang menguntungkan antara organisme-organisme dengan lingkungannya di mana terjadi pertukaran dari sejumlah besar material-material dalam bentuk Daur, yang dikenal dengan Daur materi. Daur materi menyangkut bagaimana aliran atau perjalanan materi yang terdiri dari bahan-bahan kimia dari satu media ke media lainnya di dalam lingkungan, termasuk di dalamnya media kehidupan Bahan-bahan kimia yang termasuk penyusun kehidupan yang paling banyak antara lain: karbon, nitrogen, oksigen, belerang, dan fosfor.
Dalam makalah ini, penulis mencoba menguraikan sedikit masalah tentang daur oksigen, daur fosfor, dan daur sulfur. Semoga makalah yang penulis sajikan ini, dapt menambah wawasan para pembaca sekalian.


B.     Rumusan Masalah
Agar makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan, maka penulis menyusunkan rumusan masalanya sebagai berikut :
1.      Pengertian dan penjelasan daur oksigen ?
2.      Pengertian dan penjelasan daur Fosfor ?
3.      Pengertian dan penjelasan daur Sulfur ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    DAUR OKSIGEN
1.      Pengertian Daur Oksigen
Pertukaran oksigen terus-menerus yang terjadi antara atmosfer dengan air, tanaman dengan makhluk hidup dan bahan mineral disebut sebagai Daur / daur oksigen. Daur / daur oksigen adalah salah satu Daur biogeokimia. Oksigen adalah gas yang dibutuhkan makhluk hidup seperti misalnya manusia bernafas menghirup oksigen yang ada di udara dan selanjutnya masuk ke dalam sistem pernafasan. Demikian juga tanaman yang melakukan pertukaran oksigen dengan makhluk hidup disekitarnya, juga pertukaran oksigen yang terjadi di atmosfer bumi.

Jadi Daur oksigen adalah proses pertukaran oksigen di bumi ini yang berlangsung secara terus menerus tidak ada habisnya. Daur oksigen terjadi karena semua makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya, dan kalau kita sudah mengetahui adanya Daur oksigen maka diharapkan untuk tidak mengganggu ekosistem lingkungan yang dapat mengacaukan Daur oksigen. Misalnya dengan melakukan penebangan liar, maka hutan yang seharusnya menjadi media daur ulang oksigen yang bagus akan mulai gundul dan Daur oksigen tidak dapat terjadi dengan sempurna.
Daur oksigen terkait dengan Daur karbon. Dari proses fotosintesis tanaman, dihasilkan oksigen ke udara. Oksigen ini diperlukan oleh organisme untuk respirasi, menghancurkan bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana (CO2). CO2 ini akan digunakan kembali untuk fotosintesis dengan hasil samping O2 (Daur berulang). Selain itu, O2 digunakan untuk pelapukan oksidatif dan pembakaran bahan baku fosil. Selain itu, O2 di udara dapat berbentuk ion, atom tereksitasi ataupun ozon O3 akibat pengaruh radiasi ultraviolet. Oksigen tereksitasi akan memancarkan cahaya tampak pada panjang gelombang tertentu menimbulkan fenomena cahaya langit (air glow). Sementara, ozon berfungsi sebagai pelindung bumi karena menyerap radiasi UV.

2.      Proses Daur Oksigen

Gambar Daur oksigen

·         Proses fotosintesis tumbuhan dan alga menghasilkan O2 ke atmosfer.
·         O2 dihirup oleh hewan dan digunakan sebagai pembakar sari makanan sehingga dapat dihasilkan tenaga untuk beraktivitas. Proses ini dinamakan respirasi. Hasil respirasi adalah senyawa yang mengandung oksigen yaitu CO2 dan H2O.
·         Aktivitas industri-pun dapat bekerja ketika tersedia oksigen. Oksigen digunakan dalam pembakaran. Beberapa mineral juga mengalami reaksi oksidasi. Hasil pembakaran dan oksidasi tersebut menghasilkan senyawa yang mengandung oksigen.
·         Senyawa hasil respirasi makhluk hidup maupun pembakaran industri adalah senyawa yang berguna bagi tanaman. Senyawa tersebut adalah CO2 dan H2O yang digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis. Tumbuhan menghasilkan Oksigen dalam bentuk molekul O2 yang siap dihirup dan digunakan dalam proses pembakaran.    

3.      Pemeran Penting Dalam Daur Oksigen
a.       Tanaman
Tanaman menandai awal dari Daur oksigen. Tanaman dapat menggunakan energi sinar matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi karbohidrat dan oksigen dalam proses yang disebut fotosintesis. Tanaman sendiri dapat menghasilkan 10 kali lebih banyak oksigen di siang hari dikarenakan mereka melakukan proses fotosintesis di siang hari menggunakan bantuan sinar matahari. Jika tanaman terus dibabat oleh manusia tentu Daur oksigen akan terganggu.
b.      Air
Oksigen dalam air dikenal sebagai oksigen terlarut. Di dalam air juga terdapat Daur oksigen. Pada sebuah ekosistem yang sehat, tingkatan transfer oksigen ke dalam air dan penyerapan oksigen oleh organisme di dalam air berbanding lurus (stabil).
c.       Organisme
Terakhir adalah organisme yang ada selain di air. Mereka menggunakan oksigen dalam berbagai bentuk. Peran mereka dalam Daur dimulai dengan karbon dioksida di atmosfer. Tanaman mengambil karbon dioksida dan menggabungkan dengan air untuk membuat gula dan oksigen. Hewan dan manusia menghisap oksigen dan melepaskan karbon dioksida kembali. Lalu Daur oksigen dimulai kembali.
4.      Permasalahan Pada Daur Oksigen
Masalah dalam Daur oksigen juga terjadi akibat pemanasan global. Tingkat oksigen di laut berkurang. Perairan dengan kadar oksigen terlarut yang rendah di Samudera Pasifik dan bagian timur Samudera Atlantik menjadi semakin luas dalam 50 tahun terakhir ini, sejalan dengan meningkatnya temperatur, menurut para ilmuwan Jerman dan AS. Model-model prediksi pemanasan global mengindikasikan bahwa trend ini akan berlanjut karena oksigen di udara lebih susah untuk larut dalam air yang hangat. Ikan-ikan besar, seperti tuna dan marlin, menghindari atau tidak bisa hidup di perairan yang miskin oksigen.
5.      Mempertahankan Daur Oksigen
Dengan banyaknya isu global warming yang terjadi di dunia ini maka sudah tentu sekarang saatnya untuk mulai mempertahankan keberlangsungan Daur oksigen. Beberapa caranya adalah dengan menambah jumlah tanaman, menggunakan sistem tebang pilih tanam, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, dsb.


B.     DAUR FOSFOR
1.      Pengertian
Fosfor merupakan salah satu jenis elemen yang penting dalam kehidupan, sebab semua makhluk hidup membutuhkan fosfor yang berbentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), yang berguna untuk sumber energi metabolisme pada sel. Fosfor berbentuk ion yaitu ion fosfat atau (PO43-), ion ini terdapat dalam bebatuan. Akibat dari terjadinya erosi dan pelapukan kemungkinan fosfat akan terbawa ke arah sungai bahkan sampai kelaut yang membentuk sedimen. Sedimen yang mengandung fosfat bisa naik ke atas permukaan disebabkan terjadinya geseran gerak dasar bumi. Tumbuhan mengambil fospat yang masih berbentuk larutan yang berada di dalam tanah.
Sumber fosfor yang terdapat dibumi yaitu dari bebatuan, tanaman, tanah dan bahan organik. Daur fosfor yang berberupa hasil pelapukan bebatuan dinamakan input, sedangkan outputnya yaitu berupa fiksasi mineral dab pelindikan yang dapat dihasilkan oleh output fosfor. Fosfor dibagi menjadi dua senyawa yaitu fosfat organik antara lain tumbuhan dan hewan, dan senyawa fosfat anorganik yaitu air dan tanah.




2.      Proses Daur Fosfor
Sebagaimana mineral lain (nitrogen, belerang, karbon) fosfor juga mengalami daur biogeokimia. Perhatikan gambar daur fosfor berikut.

Gambar Skema Daur Fosfor
Penjelasan :
·         Sebagian besar ketersediaan fosfor dalam tanah berasal dari pelapukan batuan fosfat. Batuan tersebut lapuk oleh perubahan cuaca. Fosfat dari pelapukan batuan fosfat meresap ke dalam tanah dan menyuburkan tanaman sekitarnya.
·         Fosfat anorganik yang tersedia di dalam tanah diserap tumbuhan. Hewan tidak dapat menyerap fosfat anorganik. Hewan hanya mampu menyerap fosfat organik. Kebutuhan fosfor organik ini terpenuhi dengan cara memakan tumbuhan melalui proses rantai makanan.
·         Tumbuhan dan hewan yang mati, feses, dan urinnya akan terurai menjadi fosfat organik. Bakteri menguraikan fosfat organik ini menjadi fosfat anorganik. Fosfat ini akan tersimpan ke dalam tanah kembali dan diserap oleh tumbuhan.
·         Di dalam ekosistem air, juga terjadi daur fosfor. Fosfat yang terlarut di dalam air diserap oleh ganggang dan tumbuhan air. Ikan-ikan mendapatkan fosfat melalui rantai makanan. Dekomposer menguraikan organisme air yang mati serta hasil ekskresinya menjadi fosfat anorganik.
·         Selain hasil urai dekomposer, sumber fosfat dalam air berasal dari pelapukan batuan mineral (endapan batuan fosfat, fosil tulang) yang hanyut di perairan. Fosfat yang terlarut di lautan dalam akan membentuk endapan fosfor.  Endapan ini tidak dapat dimanfaatkan lagi karena tidak ada arus air di perairan dalam. Fosfat yang terlarut di perairan dangkal teraduk oleh arus air sehingga menyuburkan ekosistem. Ekosistem yang subur menjadi tempat hidup bagi banyak biota air.
·         Di tempat tertentu, terjadi penimbunan fosfor karena penumpukan kotoran burung guano. Burung guano adalah spesies burung laut yang memangsa ikan-ikan laut. Gerombolan burung ini membawa kembali fosfat dari laut menuju darat melalui feses.

3.      Sifat Daur Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus (Anonim. 2009).
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium.
Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama insektisida organofosfat

4.      Kegunaan dan Kerugian Unsur Fosfor
a.       Kegunaan
·         Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya fosfor tidak mungkin ada organik fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP) Asam Dioksiribo nukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (ARN) mikroorganisme membutuhkan fosfor untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya menjadi organik fosfor yang dibutuhkan untuk menjadi organik fosfor yang dibutuhkan, untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan asam nukleat.
·         Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, bahan korek api,  kembang api, pestisida, odol, dan deterjen.
·         Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
·         Asam fosfor yang mengandung 70% – 75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya.
·         Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa.
·         Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang
·         Bahan tambahan dalam deterjen, bahan pembersih lantai dan insektisida. Selain itu fosfor diaplikasikan pula pada LED (Light Emitting Diode) untuk menghasilkan cahaya putih.
·         Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan
b.      Kerugian
Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom  memiliki sifat utama membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter ortopedis kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli medis. Dalam bukunya ”From Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002), zat fosfornya biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar dan menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom ini akan mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir.

C.    DAUR SULFUR
1.      Pengertian
Daur Biogeokimia belerang/sulfur adalah salah satu bentuk daur biogeokimia karbon. Pengertian dan definisi lain dari daur biogeokimia belerang/sulfur yaitu perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan di dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah satu zat yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara. Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk mengubah sulfur menjadi senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme. beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).

2.      Proses Daur Sulfur
Unsur belerang adalah unsur yang tetap jumlahnya di bumi, tidak bertambah maupun berkurang. Dalam pemanfaatannya belerang mengalami siklus yang disebut siklus atau daur belerang.



Gambar Daur Sulfur
Keterangan :
·         Erupsi gunung api, kendaraan bermotor dan pabrik yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan gas sulfur ke udara seperti H2S, dimetil sulfida (CH3SCH3), SO2, dan SO4.
·         Gas-gas yang mengandung sulfur di atmosfer bereaksi dengan awan dan turun bersama hujan dalam bentuk ion-ion sulfat. Peristiwa ini disebut dengan hujan asam. Hujan asam memiliki pH rendah dibawah 5,7. Awas! Hujan asam bersifat korosif pada bangunan dan logam. Kandungan sulfat yang tinggi pada hujan asam dapat mengancam kehidupan organisme. Banyak organisme terutama tumbuhan mati karena hujan asam.
·         Tumbuhan menyerap sulfat anorganikdari dalam tanah dan menggunakannya untuk mensintesa protein. Sementara itu hewan mendapatkan kebutuhan sulfat organik dengan memakan tumbuhan (melalui rantai makanan).
·         Baik hewan maupun tumbuhan akan mati dan jasadnya diurai oleh dekomposer. Sisa jasad hewan dan tumbuhan yang mati secara aerob terurai membentuk sulfat anorganik lagi.
·         Bila proses penguraiannya terjadi secara anaerob maka akan terbentuk senyawa sulfida yang busuk dan beracun. Senyawa busuk ini juga dihasilkan secara anaerob dari reduksi sulfat oleh bakteri sulfur. Contoh bakteri sulfur misalnya Sulfolobus sp., jenis bakteri termofilik yang suka hidup di habitat ekstrim dengan suhu 60°-80°C (hidup di mata air belerang).
·         Ada juga bakteri yang merugikan kesuburan tanah karena mengubah sulfat menjadi asam sulfida sampai menjadi belerang. Proses ini dikenal dengan desulfurikasi. Contoh bakteri yang tersebut adalah Spirrillum desulfuricant.
·         Jasad mati makhluk hidup yang tertimbun selama berjuta-juta tahun menjadi bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Gas sulfur akan dihasilkan tiap kali terjadi bahan bakar fosil digunakan.
·         Sulfat yang larut di perairan juga bisa naik ke atmosfer saat terjadi penguapan (daur hidrologi).
·         Dalam daur belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
Ø  H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
Ø  SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
Ø  H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
Ø  S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

3.      Fungsi Daur Sulfur
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri.
Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus. Manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadibentuksulfat.

4.      Dampak Daur Sulfur
Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SOx) menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular.
Sulfur dioksida (SO2) bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker.
Sulfur dioxide (SO2) memiliki cakupan-cakupan yang sangat mengganggu. Bila kita menghirup SO2 hanya menembus sejauh hidung dan tenggorokan maka sejumlah kecil konsentrasi SO2 akan mencapai paru-paru. Akan tetapi jika menghirup secara berat dalam artian ada di lokasi gas belerang dalam waktu yang lama, maka bernapaslah hanya melalui mulut atau konsentrasi dari SO2 akan menjadi tinggi. Efek dari gas belerang terhadap manusia sangatlah bervariasi. Dimana dengan konsentrasi rendah pada 1ppm yang telah dihirup manusia akan mengalami pengurangan fungsi paru-paru. Meskipun pada penelitian terhadap 7 sukarelawan hanya 1 orang yang mengalami efek tidak baik pada 1 ppm. Jika selama 10 hingga 30 menit kedapatan konsentrasi mencapai 5 ppm akan mengakibatkan sesak napas pada cabang tenggorokan kita.
Bila kedapatan selama 20 menit mencapai konsentrasi 8 ppm akan memerahkan tenggorokan, gangguan pada hidung, dan iritasi pada tenggorokan. Sekitar 20 ppm merupakan titik kritis dari iritasi konsentrasi SO2, meskipun ada beberapa laporan bahwa ada orang-orang yang bekerja pada konsentrasi melampaui 20 ppm. Konsentrasi sebesar 500 ppm sangat tidak dianjurkan untuk dihirup oleh manusia.
Pada beberapa kasus dimana terdapat konsentrasi SO2 yang sangat tinggi pada ruangan tertutup, dapat mengakibatkan gangguan saluran udara, hypoxemia (kekurangan oksigen pada darah), dan kematian dalam hitungan menit. Efek dari pulmonary edema(gangguan pada paru-paru) meliputi batuk dan napas pendek yang dialami selama berjam-jam atau berhari-hari setelah kedapatan menghirup konsentrasi SO2. Gejala-gejala ini menyakitkan hati dan menguras tenaga. Hasil dari kedapatan menghirup konsentrasi dalam waktu yang sering, akan melukai paru-paru secara permanen. Selain itu, Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Unsur-unsur seperti, fosfor, belerang, oksigen adalah beberapa di antara unsur yang penting bagi kehidupan. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh makhluk hidup dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur yang lain hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Meskipun setiap saat unsur-unsur yang ada tersebut dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan unsur-unsur tersebut tetap ada.
Hal tersebut dikarenakan, unsur yang digunakan oleh organisme untuk menyusun senyawa organik dalam tubuh organisme, ketika organisme-organisme tersebut mati, unsur-unsur penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan dikembalikan ke alam, baik dalam tanah ataupun dikembalikan lagi  ke udara. Jadi, dalam proses tersebut melibatkan makhluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia di dalamnya. Itulah yang dimaksud sebagai daur biogeokimia.

B.     Saran
Sebagai khususnya ditekankan untuk lebih memahami cara penggunaan berbagai bahan kimia. Bahan kimia yang telah kita gunakan itu akan mengalami suatu siklus baik itu siklus yang dapat berdampak positif maupun negatif terhadap lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA


1.      http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Biologi/DAUR%20BIOGEOKIMIA.swf .
2.      http://freewebs.com/ciget/daur%20biogeokimia.html.
5.      http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_299/latihan.html.

No comments:

Pencarian isi Blog