Pencarian

Sunday, June 4, 2017

SEJARAH PERKEMBANGAN TRADISI DAN KEBUDAYAAN ISLAM NUSANTARA




A.      Pendahuluan
Masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Islam ada yang sudah menganut agama Hindu Budha maupun menganut kepercayaan adat setempat, Islam harus menyesuaikan diri dengan budaya lokal maupun kepercayaan yang sudah dianut daerah tersebut.
Selanjutnya terjadi proses akulturasi (pencampuran budaya). Prose ini menghasilkan budaya baru yaitu perpaduan antara budaya setempat dengan budaya Islam. Setiap wilayah di Indonesia mempunyai tradisi yang berbeda, oleh karena itu proses akulturasi budaya Islam dengan budaya setempat di setiap daerah terdapat perbedaan.
Sejarah perkembangan Islam di Indonesia yang diperkirakan telah berlangsung selama tiga belas abad, menunjukkan ragam perubahan pola, gerakan dan pemikiran keagamaan seiring dengan perubahan sejarah bangsa. Keragaman demikian juga dapat melahirkan berbagai bentuk studi mengenai Islam di negeri ini yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Islam dilihat dari perkembangan sosial umpamanya, hampir dalam setiap periode terdapat model-model gerakan umat Islam. Sebagaimana terjadi pada zaman atau periode modern dan kontemporer yang mengalami perkembangan yang cukup pesat.[1][1]
Tradisi Islam nusantara adalah sesuatu yang menggambarkan suatu tradisi Islam dari berbagai daerah di Indonesia yang melambangkan kebudayaan Islam dari daerah tersebut.[2]


B.  Pengertian Tradisi Islam Nusantara
Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat. Sebelum Islam datang, masyarakat Islam sudah mengenal berbagai kepercayaan. Kepercayaan masyarakat yang sudah turun temurun dan mendarah daging tidak mungkin dihilangkan begitu saja. Dengan demikian tradisi Islam merupakan akulturasi antara ajaran Islam dan adat yang ada di nusantara.
Tradisi Islam di nusantara merupakan metode dakwah yang dilakukan para ulama saat itu. Para ulama tidak menghapus secara total adat yang sudah berlangsung di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam dalam adat tersebut, dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam dapat diterima.[3][3]


C.   Macam-Macam Seni dan Budaya Nusantara yang Bernafaskan Islam
Banyak sekali seni budaya nusantara yang di dalamnya terkandung ajaran-ajaran islam. Berikut adalah beberapa contohnya :
1.         Musik Gambus dan Rebana
Musik gambus atau rebana adalah lagu/sholawatan  yang diiringi dengan alat pukul yang terbuat dari kulit hewan. Adapun ciri khas music ini adalah:
a)      Diringi dengan alat music seperti, gambus, kecapi petik, marawis, atau alat music modern
b)      Syair bernafaskan islam, baik berupa nasihat, shalawat nabi baik dalam bahasa Indonesia, arab maupun daerah
Contohnya :
-          Grup Nasida Ria yang berasal dari semarang yang melantunkan irama padang pasir atau di sebut juga dengan Qosidah, contoh lagunya Jilbab Putih dan Perdamaian.
-          Grup Majelis Rossululloh sama juga malantunkan irama padang pasir atau pun Qosidah dan Sholawat, Contoh lagunya yaitu Sholawat Badar dan lain-lain.
-          Kuntulan adalah perpaduan antara seni musik dan seni tari, kuntulan ini asli dari Banyuwangi.
-          Rampak Rebana bernada lima yang berasal dari daerah Lombok.
-          Seni terbang adalah untuk mengiringi Berjanji ataupun Sholawatan, terdapat di jawa.
2.         Sholawat Nabi
Sholawat Nabi yaitu Do’a puji pujian yang di tunjukan kepada Nabi Muhammad SAW, contohnya adalah sholawat badar yang di iringi dengan musik yang di lantunkan oleh salah satunya yaitu Majelis Rosululloh. Adapun ciri-cirinya Sholawat Nabi  :
a)      Menggunakan alat musik Rebana.
b)      Adanya sholawat yaitu do’a dan puji pujian kepada Rosullulloh.
c)      Penataan nadanya bernuansakan islam.
d)     Sholawatan biasanya terdapat di dalam kitab Barjanji.
Contah Syair Sholawat :
Sholawat Burdah
Mauula yasolliwasa lim daa iman abadaa
 Allaa habi bika khoiril kholki kuli himi
Aming tada kurijii roni bidii salami
Majad tada azaro min muklati bidami
Mauula yasolliwasa lim daa iman abadaa
 Allaa habi bika khoiril kholki kuli himi
Amm habati rihumi tilkoo ikodimati
Waawmadol bar kupi dholmaaimin idhomi
Mauula yasolliwasa lim daa iman abadaa
 Allaa habi bika khoiril kholki kuli himi
Pamaa liai naika ingkultak pupaa hamat
Wamaa likolbika ingkultas tapik yahimi
Mauula yasolliwasa lim daa iman abadaa
 Allaa habi bika khoiril kholki kuli himi
Ayahsabu Shobu annalhubba mungkatimun
Maa bai na mung sajimimminhu wamuddorimin


3.    Japin Bujang Marindu dan Japin Hadrah
Merupakan Jenis tari Yang berpasang pasangan yang di ambil gerak dari tari Zafin yang bernafaskan islam dari Melayu. Tari ini menggambarkan kerinduan seorang kekasih setelah pergi lama merantaukemudian kembali ke kampong halamanya.
Japin Hadrah merupakan tari yang di ambill dari gerak tari zapin yang bernafaskan islam yang mengangkat kesenian Hadrah kedalam gerak tari dinamis, semua penarinya adalah wanita.
4.   Santriswaran
Santriswaran berasal dari lingkungan keratin Surakarta dan sekitarnya, Santriswaran merupakan salah satu Grup musik yang menggunakan alat musik terbang, kendang dan kemanak. Nada yang di gunakan mengikuti tangga nada seledro. Penabuh musik sekaligus sebagai penyanyi. Syair lagu yang di nyanyikan memuat ajaran islam san budaya jawa yang di sisipi dengan Sholawat Nabi.
5.     Tari Zapin
Tari zapin bisa kita temukan di Riau. Tari ini diiringi irama gambus, yang diperagakan oleh laki-laki yang berpasangan dengan mengenakan sarung, kemeja, kopeah hitam dan songket dan ikat kepala lacak/destar. Tari ini dipentaskan pada saat acara upacara pernikahan, khitanan dan hari raya islam
6.    Tari seudati
Berasal dari Aceh umumnya diperankan oleh laki-laki dengan menari dan membuat bunyi tabuhan dengan alat music tubuh mereka sendiri, sewaktu menepuk tangan, dada, sisi tubuh dan menggertakan jari-jarinya.
7.    Suluk
Suluk adalah tulisan dalam bahasa jawa maupun arab yang berisi pandangan hidup orang jawa. Serat wirid adalah tulisan pujangga jawa yang berisi bacaan-bacaan baik jawa maupun arab yang dibaca berulang-ulang.


8.    Gembyung
Seni ini merupakan pengenvbangan dari kesenian terbang yang hidup di lingkungan pesantren. Konon kesenian terbang itu salah satu jenis kesenian yang di pakai sebagai media penyebaran Agama Islam di daerah Cirebon sekitarnya. Kesenian Gembyung ini biasa di pertunjukan pada upacara-upacara  kegiatan Agama Islam seperti peringatan lahirnya Nabi atau di sebut juga dengan Muludan, Rajaban dan kegiatan  1 Syuro yang di gelar di sekitar  tempat ibadah.[4][4]
9.     Seni Arsitektur Keraton dan Kasultanan
Arsitektur keratin dan kasultanan di Nusantara, rata-rata bercorak tradisi religio-magis, yang terdiri dari: ruang pasebahan, sitihinggil, alun-alun, pasar, dan masjid. Contohnya seperti istana keratin Surakarta, Kasultanan Cirebon, Kasultanan Demak, dan sebagainya.
10.  Makam atau Nisan
Makam dalam tradisi Islam di Indonesia berbentuk mar,era tau batu dan bermahkota seperti kubah masjid (maesan), terkadang berhiaskan tulisan kaligrafi atau arabeska. Contohnya seperti Makam Sultan Malikus Shaleh di Samudra Pasai, makam para Wali di Jawa.
11.     Bentuk Arsitek bangunan Masjid, Surau, Langgar khas Indonesia
Masjid di Indonesia beratap tumpang mirip pura pada masa hindu, atap ini menjadi prototype sebagian besar masjid di Indonesia. Perbedaannya hanya pada jumlah atap tumpangnya, ada yang bertumpang 3, 5, dan 6. Bentuk bangunan Masjid di Indonesia merupakan gabungan antara konsep pura dan bangunan kelenteng.
Berikut beberapa bangunan yang bernuansa Islam di Indonesia.
·         Gapura Masjid Kudus yang seperti candi
·         Masjid Raya Baiturrahman di Aceh
·         Masjid Agung Banten di Banten
·         Masjid Agung Demak di Demaks


12.    Wayang
Salah satu budaya Jawa hasil akulturasi dengan budaya India. Cerita-cerita pewayangan diambil dari kitab Ramayana dan Bharatayudha. Setelah terjadi akulturasi dengan Islam tokoh-tokoh dan cerita pewayangan diganti dengan cerita yang bernuansa Islam. Bagi orang jawa, wayang bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan karenasarat dengan pesan-pesan moral yang menjadi filsafat hidup orang Jawa.
13.     Gamelan Sekaten
Gamelan jawa yang ditabuh saat upacara sekaten peng-islaman bagi yang akan masuk agama islam dengan pembacaan syahadat. Sekaten ini dilaksanakan pada bulan maulud.[5][5]

D.   Macam-Macam Tradisi Upacara Adat yang Bernafaskan Islam
1.      Penanggalan hijriyah
Masuknya agama Islam ke Indonesia, secara tidak langsung membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Agama Islam menggunakan perputaran bulan, sedangkan kalender sebelumnya menggunakan perputaran matahari. Perpaduan antara penanggalan Islam dengan penanggalan jawa adalah sebagai berikut:


No
Nama bulan dalam Islam
Nama bulan dalam Jawa
1
Muharram
Sura
2
Safar
Sapar
3
Rabiul awwal
Mulud
4
Rabiul akhir
Ba’da mulud
5
Jumadil awal
Jumadil awal
6
Jumadil akhir
Jumadil akhir
7
Rajab
Rajab
8
Sya’ban
Ruwah
9
Ramadhan
Pasa
10
Syawal
Syawal
11
Zulqaidah
Kapit
12
Zulhijjah
Besar

2.      Sekaten
Sekaten adalah tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton. Pertama kali terjadi di pulau Jawa. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi tentang agama Islam serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain. Yang pada akhirnya tradisi ini disebut dengan sekaten. Maksud dari sekaten adalah syahadatain.
Sekaten juga biasanya bersamaan dengan acara grebek maulud. Puncak dari acara sekaten adalah keluarnya sepasang gunungan dari Masjid Agung setelah didoakan oleh ulama’-ulama’ keraton. Banyak orang yang percaya, siapapun yang mendapatkan makanan baik sedikit ataupun banyak dari gunungan itu akan mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Beberapa hari menjelang dibukanya sekaten diselenggarakan pesta rakyat.
3.      Selikuran
Maksudnya adalah tradisi yang diselenggarakan setiap malam tanggal 21 Ramadhan. Tradisi tersebut masih berjalan dengan baik di Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Selikuran berasal dari kata selikur atau dua puluh satu. Perayaan tersebut dalam rangka menyambut datangnya malam lailatul qadar, yang menurut  ajaran Islam lailatulqadar hadir pada 1/3 terakhir bulan ramadhan.
4.      Suranan
Suranan dalam penanggalan Islam adalam bulan Muharam. Pada bulan tersebut masyarakat berziarah ke makam para wali. Selain itu mereka membagikan makanan khas berupa bubur sura yang melambangkan tanda syukur kepada Allah swt.[6][6]
5.      Muludan
Muludan merupakan upacara pendahuluan dari peringatan lahirnya Nabi Muhammad SAW, yang lahir pada 12 Robiul awal/12 mulud, biasanya di bulan Robiul awal banyak yang memperingati hari lahir nya rosullulloh seperti membaca Barzanzi,Sholawatan . Muludan juga di gunakan Sultan untuk berkomnikasi dengan rakyatnya dan untuk mensyukuri berkah kepadahan Tuhan.
6.      Grebeg
Upacara adat berupa sedekah yang di lakukan pihak kraton kepada masyarakat berupa gunungan. Kraton Yogyakarta dan Surakarta mengadakan upacara grebeg sebanyak 3 dalam 1 tahun, yaitu Grebeg  Syawal pada saat Hara Raya Idul Fitri, Grebeg Besar pada Hari Raya Idul Adha, dan Grebeg Mulud atau sering di sebut juga dengan sekaten. Sekaten yaitu mengarak sedekah dari raja yang berupa makan, sayur, buah-buahan dari kediaman raja ke masjid Agung untuk kemudian di bagikan kepada pengunjung dan rakyat.
Grebeg Besar Adalah kira pusaka peninggalan kerajaan Demak dari pondopo Kabupaten Demak menuju makan Sunan Kalijaga di daerah Kadilangu. Sewlain Kirab dalam acara tersebut juga di laksanakan memcuci barang pusaka peninggalan Suanan Kalijaga, Grebeg Besar di lakukan pada tanggal 10 Djulhijah.
7.      Megengan
Upacara menyambut Bulan Suci Romandan Oleh Bupati dan rakyat Semarang( jawa tengah ). Kegiatan utamanya adalah pemukulan bedug yang ada di masjid sebagai tanda jatuh nya tanggal 12 Romadon di mulainya berpuasa. Upacara tersebut masih terpelihara di daerah Kudus dan Semarang.
8.      Syawalan
Kegiatan silahturahmi kepada semua umat manusia (muslim) setelah melaksanakan Sholat Sunat Idul Fitri untuk saling maaf memaafkan atas segala kesalahan yang telah di perbuatnya. Pada tradisi tersebut berlangsung hingga beberapa hari, Bahkan ada yang di ramaikan pada hari ke 7 Syawal dengan Istilah Lebaran Ketupat.
9.      Akekah
Upacara di mana setelah anak lahir atau setelah berumur 7 hari biasanya di akekahi dengan menyebelih kambing atau domba, kalau anak laki laki bagusnya 2 kambing atau 2 domba, sedangkan anak perempuan di perbolehkan satu, setelah proses penyebelihan itu daging  akekah nya di bagi kan pada masarak sekitar atau di hidangkan untuk upacara pemberian nama. Dan pembacaan Barzanzi atau di sebut juga Marhabaan.[7][7]


E.     Kesimpulan
Seni adalah penggunaan imajinasi manusia secara kreatif untuk menikmati kehidupan. Seni budaya lokal yang benapaskan islam tersebut adalah hasil para juru dakwah dimasa lalu yang kreatif, dimana para juru dakwah mencari akal bagaimana supaya masyarakat yang sebelumnya masih kuat memegang adat dan budaya sebelumnya beralih ke agama islam tanpa menyinggung perasaan adat budaya sebelumnya yaitu hindu budha. Kita perlu menghargai dan melestarikan seni budaya adat yang bernafaskan islam, sepanjang tidak membawa dampak negative bagi aqidah keislaman dan tidak mengakibatkan syirik dan penyimpangan ajaran.
Tradisi-tradisi islam nusantara sangat banyak sekali macam dan bentuknya, disini pemakalah membagi menjadi dua bagian  yaitu:
1.   Seni dan Budaya Nusantara bernafaskan islam yakni seperti: Musik Gambus dan Rebana, Sholawat Nabi , Japin Bujang Marindu dan Japin Hadrah, Santriswaran, Tari Zapin, Tari seudati, Suluk, Gembyung, Seni Arsitektur Keraton dan Kasultanan, Makam atau Nisan, Bentuk Arsitek bangunan Masjid, Surau, Langgar khas Indonesia, Wayang, Gamelan Sekaten.
2.   Tradisi Upacara Adat yang Bernafaskan Islam yakni seperti: Penanggalan hijriyah, Sekaten, Selikuran, Suranan, Muludan, Grebeg , Megengan, Syawalan, Akekah.
Seni budaya dan tradisi di nusantara diatas masih dipakai sampai pada saat sekarang ini.  Seperti didaerah-daerah pedesaan, namun semuanya ini sudah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.


DAFTAR PUSTAKA


http://iqbal-amaterasu.blogspot.com/2013/02/sejarah-tradisi-islam-di-nusantara.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111128014517AAi59n3










No comments:

Pencarian isi Blog