Pencarian

Sunday, June 4, 2017

KARYA TULIS TENTANG BURUNG HANTU



 KARYA TULIS
 (BURUNG HANTU)
MUSEUM BIOLOGI
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah -nya serta kekuatan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis kami yang berjudul  “ INDAHNYA MALAM BERSAMA KUKUK”
Karya tulis kami disusun berdasarkan sistematika penulisan yang baik agar membantu pembantu dalam memahami makna – makna yang terkandung didalamnya dan selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari, terutama dalam proses belajar mengajar.
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian dalam kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada :
·         Drs. H. Surman M.Pd Selaku kepala sekolah SMA N 1 Pangandaran
·         Drs. Ngadiman S.Pd Selaku wali kelas XI IPA 6
·         Drs. Ngadiman Selaku guru pembimbing
·         Orang tua yang telah memberikan dukugan dan motivasinya kepada kami dalam menyusun karya tulis.
Besar harapan kami, Semoga karya tulis ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan, Amin.


Pangandaran,   Pebruari 2017


Penyusun


DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2  Tujuan.......................................................................................................... 2
1.3  Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.4  Pembatasan Masalah.................................................................................... 2
1.5  Metode Penelitian........................................................................................ 3
1.6  Sistematik Penelitian.................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 4
2.1  Deskripsi Tentang Kukuk............................................................................ 4
2.2  Manfaat Burung Kukuk............................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................... 7
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 13
4.1  Kesimpulan.................................................................................................. 13
4.2  Saran............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 14
LAMPIRAN............................................................................................................ 15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan “wajah” burung hantu ini demikian mengesankan dan terkadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang. Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih.
Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun. Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya. Kebanyakan jenis burung hantu berburu di malam hari, meski sebagiannya berburu ketika hari remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan ada pula beberapa yang berburu di siang hari. Mata yang menghadap ke depan, sehingga memungkinkan mengukur jarak dengan tepat; paruh yang kuat dan tajam; kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram dengan kuat; dan kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan berburu dalam gelapnya malam.
Beberapa jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi mangsa dalam kegelapan total, hanya berdasarkan indera pendengaran dibantu oleh bulu-bulu wajahnya untuk mengarahkan suara. Burung hantu berburu aneka binatang seperti serangga, kodok, tikus, dan lain-lain. Sarang terutama dibuat di lubang-lubang pohon, atau di antara pelepah daun bangsa palem. Beberapa jenis juga kerap memanfaatkan ruang-ruang pada bangunan, seperti di bawah atap atau lubang-lubang yang kosong. Bergantung pada jenisnya, bertelur antara satu hingga empat butir, kebanyakan berwarna putih atau putih bercak.
1.2      Tujuan
Tujuan  dalam membuat karya tulis ini selain sebagai syarat untuk menuntaskan tugas sekolah,kami juga memiliki tujuan lain.
Diantaranya sebagai berikut :
1.      Mengetahui karakteristik burung kukuk?
2.      Mengetahui perkembangbiakan burung kukuk?
3.      Mengetahui jenis burung kukuk?
4.      Mengetahui apa saja makanan yang dikonsumsi oleh burung kukuk?
5.      Mengetahui cara  reproduksi burung kukuk?
6.      Mengetahui perkembangan burung kukuk?

1.3      Rumusan Masalah
Dalam karya tulis ini, kami telah membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa karakteristik burung kukuk?
2.      Cara perkembangbiakan burung kukuk?
3.      Apa jenis burung kukuk?
4.      Apa saja makanan yang dikonsumsi burung kukuk?
5.      Cara reproduksi burung kukuk?
6.      Cara perkembangan burung kukuk?

1.4      Pembatasan Masalah   
Masalah yang akan di bahasa dalam karya tulis ini hanya membahas mengenai:
1.      Siapa si kukuk itu?
2.      Mengapa dia bisa disebut si kukuk?
3.      Apa keistimewaan dari kukuk itu?
4.      Mengapa si kukuk disebut dari dua dunia?
5.      Manfat apa saja dari si kukuk itu?
6.      Apa sajakah makanan si kukuk itu?

1.5   Metode Penelitian
1.
Tehnik pengumpumpulan data
a.       survei lapangan
          Merupakan sduatu aktivitas atau kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendapat suatu kepastian informasi dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
b.      Study pustaka
     Segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang di teliti.
c.       Wawancara
      Mendapat informasi denagn cara bertanya langsung kepada responden.
2. Tehnik pengolahan data
a.  Menjelaskan
    Menjelaskan adalah menerangkan sesuatu.
b.  Deskripsi
     Deskripsi adalah menggambarkan sesuatu.

1.6 Sistematik Penelitian
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
            1.1  Latar belakang
            1.2 Tujuan
            1.3 Rumusan Masalah
            1.4 Pembatasan Masalah
            1.5 Metode penelitian
            1.6 Sistematika Penulisan
BAB II.  LANDASAN TEORI
            2.1 Deskripsi tentang kukuk
            2.2 Manfaat kukuk
BAB III. PEMBAHASAN
            3.1 Siapakah si kukuk itu?
            3.2 Bagaimana kukuk bisa di sebut si kukuk?
            3.3 Bagaimana kukuk berkembangbiak ?
            3.4 Apa keistimewaan si kukuk?
            3.5 Manfaat apa saja dari si kukuk itu?
            3.4 Apa sajakah makanan si kukuk itu?
        BAB IV. PENUTUP
4.3  Kesimpulan
4.4  Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Deskripsi Tentang Kukuk
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil.
Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu. Walau begitu tidak di semua tempat di Nusantara burung ini disebut sebagai burung hantu.
Di Jawa misalnya, nama burung ini adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang.Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun.





2.2  Manfaat Burung Kukuk
Burung hantu biasanya digunakan sebagai pengendali Hama. Tikus menjadi salah satu makanan spesifik burung hantu. Burung hantu dewasa bisa memangsa tikus 2 – 5 ekor tikus setiap harinya, jika tikus sulit didapat, tak jarang burung ini menjelajah kawasan berburunya hingga 12 km dari sarangnya. Hebatnya, dia memiliki pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter.
Kelebihan sifat burung hantu seperti ini sangat membantu upaya menjadikannya sebagai pengendali hama tikus yang alami di daerah perkebunan. Burung hantu jenis Tyto alba merupakan spesies yang saat ini disebar dikawasan perkebunan di daerah Riau.



















BAB III
PEMBAHASAN

Burung hantu seperti burung lain, jangka waktu selama bersarang dan membesarkan burung hantu muda menjadi bagian paling penting dari siklus tahunan. Ini adalah waktu di mana gen tersebut diwariskan ke generasi berikutnya, dan usaha yang cukup besar dikeluarkan oleh orang tua untuk memastikan hal ini terjadi. Dalam kasus sebagian besar spesies burung hantu, terutama yang ditemukan di daerah beriklim sedang atau sub-Arktik, waktu berkembang biak terjadi selama musim semi.
Namun, semua burung hantu dewasa, dalam jangka waktu tertentu akan meninggalkan mereka, ini selalu bertepatan dengan banyaknya hewan mangsa. Variasi dalam jadwal berkembang biak mungkin dapat di sesuaikan dengan cuaca, ketersediaan pangan, persaingan dari burung hantu lain, penyakit, dan ketersediaan pasangan yang cocok. Ritual pacaran bervariasi dari spesies ke spesies, tapi selalu melibatkan panggilan. Jantan biasanya akan mencoba dan menarik betina ke lokasi sarang yang sesuai dan dapat menggunakan cara terbang khusus untuk pacaran, panggilan dan persembahan makanan. Persetubuhan sering mengikuti dengan penerimaan makanan oleh betina. Ada juga yang saling merapikan bulunya, dengan pasangan bertengger berdekatan.
Sebagai aturan umum,burung hantu adalah monogami atau pasangan yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan, tak satu pun dari burung hantu yang memiliki keterlibatan dengan burung hantu yang bersarang lainnya. Pada beberapa spesies burung hantu terikat dengan pasangan terakhir hanya selama musim kawin, terutama jika spesies yang terlibat terpencar atau bermigrasi. Khusus nya untuk spesies burung hantu kecil akan menetap, pasangan mungkin tetap bersama-sama sepanjang tahun. Pasang burung hantu cokelat sama-sama setia satu sama lain, ikatan mereka yang tersisa untuk hidup. Burung hantu adalah teritorial, sebuah fakta yang sangat jelas selama musim kawin. Mereka dengan penuh semangat membela sarang dan terdefinisi dengan baik di sekitar wilayah makan terhadap anggota spesies yang sama dan burung lainnya yang dibayangkan mungkin bersaing untuk sumber daya yang sama.
Jika Burung hantu tersebut adalah pengembara, teritorial ini hanya berlangsung selama musim kawin. Penduduk sepanjang tahun seperti Tawny Owl dan Eagle Owls akan mempertahankan wilayah mereka sepanjang tahun, usaha mereka memperluas keturunan dari tahun sebelumnya setelah mereka di masa lalu masa lalu pergi selama beberapa bulan. Serangan terhadap penyusup yang selalu tanpa hambatan dan ganas jika penyusup berdiri tanah nya. Banyak spesies menengah dan besar tanpa ragu akan menyerang bahkan manusia yang tersesat dan terlalu dekat dengan sarang, sering mengarahkan pukulan dengan kaki dan cakar di wajah dan mata si penyusup.
Ada kasus yang terdokumentasi dengan baik orang kehilangan mata karena serangan Tawny Owl, dan keganasan Great Grey Owl yang legendaris di sarangnya. Spesies Owl kecil (pesaing potensial untuk makanan dan bersarang) juga diserang, dan Tawny Owl, misalnya, akan siap membunuh burung hantu bertelingan panjang yang berada di wilayah mereka. Hal ini menyebabkan efektif dalam kenyataan bahwa dua spesies tidak tumpang tindih dalam hal yang tepat untuk masalah distribusi mereka. Keseharian spesies burung hantu kadang-kadang akan mempromosikan wilayah mereka secara visual. Jadi burung hantu telinga pendek melakukan terbang rendah dengan menampilkan tepukan pada sayap untuk mengumumkan kehadiran mereka ke burung lain, baik calon pasangan dan penyusup.
Spesies burung hantu nokturnal selalu menggunakan suara sebagai sarana iklan. Panggilan spesies menetap sering melibatkan duet antara pasangan yang mapan, bukan individu burung. Burung hantu tidak membangun sarang, sebaliknya mereka adalah penghuni sarang, menggunakan sarang siap pakai atau mengambil alih sarang ketika ditinggalkan burung lainnya. Spesies burung hantu yang berkembang biak di medan terbuka sering menghuni di tanah. The Snowy Owl, bisa di temukan di daratan Arktik, akan menggunakan lubang di tanah yang betina mungkin mencoba untuk mengikis dan mengeluarkan semua tanaman. Short-eared Owls sering bersarang di dalam atau di samping tussocks rumput, sarang serupa kadang-kadang dipilih pada kesempatan langka oleh burung hantu telingan panjang dan Tawny Owl, kedua spesies biasanya bersarang di pohon.
Lubang-lubang sarang lain di pohon yang lebih disukai untuk berbagai burung hantu, dan beberapa spesies, terutama Barn Owl, telah membuat yang sama dengan buatan manusia,dari sarang ini,yaitu, lubang di lumbung dan bangunan luar lainnya. Sarang yang ditinggalkan gagak dan burung pemangsa juga disukai oleh banyak spesies burung hantu, dengan kadang-kadang sedikit atau tidak ada upaya untuk memperindah konstruksi pemilik sebelumnya. Terakhir, celah-celah batu alam atau tepian yang digunakan oleh beberapa spesies, termasuk burung hantu elang. Burung hantu umumnya akan mencoba untuk menduduki kembali wilayah bersarang yang sama di tahun yang sama secara berturut-turut.
Burung hantu meletakkan antara satu dan tiga belas telur, tergantung pada spesies dan juga pada musim tertentu, untuk sebagian besar, namun tiga atau empat adalah jumlah lebih umum. Telur bulat dan putih, ada sedikit kebutuhan untuk tanda samar mengingat sifat tersembunyi dari sebagian besar lokasi sarang, dan dengan semangat mereka mempertahankan. Inkubasi telur biasanya dimulai ketika pertama diletakkan, dan berlangsung, di sebagian besar spesies, selama sekitar tiga puluh hari. Selama inkubasi, telur jarang ditinggalkan sendirian. Burung hantu betina, seperti banyak burung lainnya, mengembangkan daerah yang jarang berbulu pada perut mereka yang disebut patch induk. Kulit hampir telanjang memiliki kerapatan yang lebih tinggi dari pembuluh darah dari bagian lain dari kulit, menyediakan sumber langsung dari kehangatan ketika kontak dengan telur. Anak burung hantu menetas dengan bantuan sebuah gigi Telur,tonjolan yang unik pada paruh, umum untuk semua burung, yang menurun dari satu atau dua minggu setelah menetas.
Karena telur diletakkan selama beberapa hari, penetasan ini juga bergerak. Ini berarti bahwa selalu ada pergerakan dalam ukuran burung kecil di sarang, yang lebih besar dan lebih aktif individu selalu mendapatkan lebih banyak makanan dari orang tua sejak kecil, saudara mereka yang lebih lemah. Akibatnya, sangat jarang untuk semua anakan yang menetas dari cangkang untuk bertahan hidup, kecuali tentu saja ketika makanan berlimpah. Dalam kebanyakan musim anakan burung termuda kelaparan, atau bahkan kadang-kadang dibunuh oleh saudara atau saudari mereka. Pendekatan yang tampaknya brutal untuk membesarkan anak sebenarnya adalah keuntungan bagi kelangsungan hidup positif bagi keluarga secara keseluruhan. Ia memastikan bahwa, apapun ketersediaan pangan, beberapa anak akan selalu bertahan dan menghasilkan keturunan lebih lanjut. Jika semua anak muda diberi makan sama-sama akan ada kemungkinan bahwa semua mungkin kelaparan di tahun berkutnya ketika pasokan makanan sedikit.
Makanan dikirim ke sarang sebanyak 10 kali dalam sehari oleh jantan. Mangsa yang lebih besar dikoyak dan diumpankan ke anak yang muda sepotong demi sepotong. Mangsa kecil dapat ditelan utuh oleh anak-anak ketika usia mereka bertambah. Burung hantu muda mulai memproduksi pelet segera setelah mereka mulai makan seluruh mangsa, atau bagian mangsa dengan bulu, tulang dan bagian dicerna lainnya. Setelah menetas, anakan burung hantu yang buta dan memiliki lapisan kulit tipis. Pada 1-2 minggu, lapisan kedua lebih berat dari bawah muncul, disebut mesoptile tersebut. Pada awal 3-4 minggu, beberapa spesies anakan burung hantu mungkin meninggalkan sarang dan memanjat sekitar.
Dalam jenis pohon tempat bersarang, anakan burung ini disebut branchers. Tahap berikutnya dari perkembangan akan berlari, atau belajar terbang. Di Great Horned Owls,hal ini bisa sampai 9-10 minggu setelah menetas, Barn Owls mengambil 7-8 minggu dan menjerit ketika 4-5 minggu. Ketika proses berlari biasanya untuk dirawat oleh orang tua untuk waktu yang singkat sebelum meninggalkan untuk berjuang sendiri. Kali ini dapat bervariasi dari beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada spesies burung hantu. Kebanyakan burung hantu mencapai kematangan seksual dan siap untuk mereproduksi sekitar satu tahun setelah mereka menetas.



Di alam liar bisanya burung hantu sering sekali berburu makanan berupa tikus dan juga cecak dan hewan sejenisnya tetapi jika memelihara burung hantu cukup dengan makanan sebagai berikut :
1.      Daging ayam
Bagi sobat yang memelihara burung hantu yang masih kecil atau anakan burung hantu maka anda dapat memberikan daging ayam yang telah di cincang kecil kecil, daging ayam juga dapat anda berikan kepada burung hantu yang sudah dewasa atau sudah besar, sebab daging ayam mengandung protein yang tinggi dan baik untuk kesehatan burung hantu.
2.      Tikus putih
Tikus memanglah makanan alami burung hantu di alam liar dan biasanya jenis tikus yang menjadi makanan kesukaan burung hantu adalah tikus tanah namun tentu sulit bagi kita untuk menemukan tikus tanah di alam liar maka dari itu anda dapat memberikan burung hantu pakan berupa tikus putih yang dapat dengan mudah anda temukan di petshop atau pasar hewan terdekat di kota anda, biasanya harga tikus putih sangat murah dan tidak mengurras kantong, seperti di daerah penulis di pematangsiantar 1 ekor tikus putih di hargai 2000 rupiah perekornya dan untuk satu burung hantu dapat menghabiskan 3 ekor tikus untuk sekali makan.
3.      Jangkrik
Jangkrik dapat anda temukan dengan mudah di pasar burung terdekat di kota anda , selain menyukai daging tikus burung hantu juga sangat menyukai serangga seperti jangkrik dan sejenisnya sebagai makananya , biasanya untuk burung hantu jenis wood owl sangat menyukai jangkrik sebagai makanan utamanya.
4.      Anak ayam
Selain 3 makan di atas bagi sobat yang kesuliatan menemukan makan di karenakan kondisi tempat tinggal yang jauh dari kota anda dapat memberikan alternatif lain untuk makanan burung hantu peliharaan sobat yaitu anak ayam, untuk anak  ayam bisanya burung hantu dapat menghabiskan hingga 2 anak ayam sekaligus dalam sekali makan.
5.      Anak burung emprit
Bagi anda yang tinggal di daerah pedesaan ada baiknya memberi makan burung hantu peliharaan anda dengan anakan burung emprit sebab burung ini banyak di temukan di sekitar daerah pedeseaan, selain mudah di temukan burung emprit juga memiliki nutrisi yang di butuhkan oleh burung hantau.

























BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1  Kesimpulan
Setelah menyusun dan mengamati berbagai ciri, maanfat, makanan, perkembangbiakan, reproduksi. Kita sebagai penyusun akan tahu banyak hal tentang burung kukuk atau burung hantu. Lalu dari uraian materi yang telah dipaparkan diatas, kita menyimpulkan bahwa burung hantu adalah spesies ciri utamanya yaitu beraktivitas pada  pada malam hari. ketika siang hari burung hantu akan menghentikan aktivitasnya dan burung hantu akan tidur. Namun kelebihan burung hantu itu adalah saat mereka membantu para petani dan memakan tikus yang menggangu pertanian mereka.
Keunikan burung hantu atau kukuk :
1.      Memiliki species 150 berbeda di dunia
2.      Burung hantu adalah karnivora(pemakan daging)
3.      Burung hantu memiliki telinga yang unik dengan ukuran dan tinggi yang berbeda dengan kepalanya. Ternyata tidak semua burung hantu selalu keluar pada malam hari beberapa diantaranya banyak yang keluar pada siang hari tergantung pada kondisi, habitat,musim, serta makanan. Jadi kita dapat mengetahui cara pelestarian burung kukuk atau sering disebut burung hantu dan dapat mengetahui cara perkembangbiakannya.

4.2  Saran
1.      Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan lagi habitat burung hantu yang ada di Indonesia, agar kepunahan dari burung hantu tersebut dapat dihindari.
2.      Keberadaan Kebun binatang, merupakan salah satu cara untuk menjaga, dan melestarikan Fauna, khususnya Burung hantu.
3.      Semoga apa yang ditulis ini, dapat memberikan kita manfaat, pengetahuan, dan dapat memotifasi diri kita, agar senantiasa melestarikan berbagai burung hantu yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA


2.      www.pecintabinatang.com › burung.
3.      caramerawatburunghantu.blogspot.com/2015/01/makanan-burung-hantu.


















LAMPIRAN

Description: C:\Users\Mas_Azist\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\20170119_153320.jpg
Description: C:\Users\Mas_Azist\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\20170119_153249.jpg
Description: C:\Users\Mas_Azist\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\20170119_153226.jpg

No comments:

Pencarian isi Blog