Pencarian

Friday, January 11, 2019

SEJARAH ISLAM DI BRUNEI DARUSALLAM


MAKALAH
SEJARAH ISLAM DI BRUNEI DARUSALLAM


KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI  1 PANGANDARAN
Jl. Raya Cijulang No.234 Tlp. 639722 Sukaresik, Sidamulih
Kab. Pangandaran
2019

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT,  yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul                   Sejarah Islam di Brunei Darusallam  ”.
Dalam Penulisan ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,  mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.  Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan pembacanya, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.



Pangandaran,  10 Januari 2019


Penulis




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.......................................................................................   i
DAFTAR ISI......................................................................................................   ii
BABI PENDAHULUAN..................................................................................   1
A.    Latar Belakang........................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................   2
C.     Tujuan.....................................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................   3
A.    Sejarah Masuknya Islam ke Brunei Darusallam  ....................................   3
B.     Sosial dan Budaya..................................................................................   7
C.     Peninggalan Islam di Brunei Darusallam  ..............................................   8
D.    Tokoh-tokoh Islam di Brunei Darusallam  .............................................   10
E.     Pengaruh Islam di Brunei Darusallam  ...................................................   11
BAB III KESIMPULAN...................................................................................   12
A.    Kesimpulan.............................................................................................   12
B.     Saran.......................................................................................................   12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................   13


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Brunei Darussalam adalah Negara yang terletak di antara Laut Cina Selatan di Utara dan di sisi lain dikelilingi oleh Sarawak, Brunei Darusallam  . Sebelah timur Brunei terdiri daratan  tinggi yang ketinggiannya 184 km di bukit pagon, sementara Brunei bagian barat terdiri dari bukit-bukit belembah. Brunei masih ditutupi hutan yang lebat.
Asia tenggara merupakan salah satu dari tujuh wilayah peradaban Islam lainnya, yang terdiri dari  wilayah peradaban Islam–Arab, Islam-Persia, Islam-Turki, Islam-Afrika, Islam anak benua India dan terakhir adalah wilayah peradaban Islam yang disebut Westeren Hemisphere. Islam masuk dikawasan Asia Tenggara melalui cara damai dan ramah serta toleran selama berabad-abad berbeda karakteristik dengan Islam dikawasan lain, terutama diwilayah Timur Tengah yang penyebarannya melalui perang atau penakhlukan. Sehingga menyebabkan Islam yang ada dikawasan Asia Tenggara adalah Islam yang lunak atau akomodatif, termasuk didalamnya mencakup hal kepercayaan, praktek keagamaan dan tradisi setempat. Yang akhirnya terbawa sampai pada penerimaan masalah ideologi.
Banyak ahli mencoba menjelaskan latar belakang mengapa Islam dapat diterima dan meluas sebagai agama mayoritas masyarakat Asia Tenggara. Salah satunya menyatakan bahwa para pedagang muslimlah yang menyebarkan agama Islam disana. Pendapat tentang masalah kapan kedatangan Islam di Asia Tenggarapun masih dalam perdebatan. Sebagian berpendapat bahwa kedatangan Islam sudah berlangsung sejak abad pertama Hijriyah (abad 7 M). pendapat ini berdasarkan berita Cina dari zaman T’ang yang menyebutkan keberadaan orang-orang Ta-shih (yakni Arab) yang tidak jadi menyerang kerajaan Ho-Ling  dibawah Ratu Sima (674 M).
Pendapat ke-2 menyatakan bahwa Islam masuk ke Asia Tengara baru terjadi pada abad ke- 13  dengan hipotesa akibat peruntuhan Dinasti Abasiyyah oleh serangan Hulagukhan 1258M. Data yang memperkuat pendapat ini adalah catatan Marcopolo, berita Ibn Batutah serta batu nisan Sultan Malik al-Shaleh  tahun 1297M. pendapat ke-3 menyatakan bahwa Islam datang sampai membentuk masyarakat muslim baru terjadi pada abad ke-13 dengan melihat data arus penyebaran, kedatanan dan perkembangan ajaran tasawuf di kawasan Asia Tenggara.
Pada makalah kali ini kami akan membahas mengenai  perkembangan Islam di Brunei Darusallam, pembahasannya masuknya islam di Brunei Darussalam, proses masuknya agama Islam dan perkembangan Islam di Brunei Darusallam. Brunei Darusallam terkenal Negara yang merupakan masyarakat yang mayoritas menganut agama Islam dan syariat Islam di jadikan sebagai landasan hukum Negara.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana masuknya islam di Brunei Darusallam ?
2.      Bagaimana kebudayaan islam di Brunei Darusallam ?
3.      Apa saja peninggalan islam di Brunei Darusallam ?
4.      Siapa saja tokoh-tokoh islam Brunei Darusallam ?
5.      Bagaimana pengaruh islam di negara Brunei Darusallam ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui tentang Bagaimana masuknya islam di Brunei Darusallam ?
2.      Mengetahui tentang Bagaimana kebudayaan islam di Brunei Darusallam ?
3.      Mengetahui tentang Apa saja peninggalan islam di Brunei Darusallam ?
4.      Mengetahui tentang Siapa saja tokoh-tokoh islam Brunei Darusallam ?
5.      Mengetahui tentang  Bagaimana pengaruh islam di negara Brunei Darusallam ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Islam di Brunei Darusallam
Agama Islam diperkirkan telah lama tersebar di Brunei. Pada tahun 1511, Melaka telah jatuh ketangan Portugis. Mulanya Portugis menumpukan kepentingan wilayahnya kepada semenenjung Tanah Melayu dan Selat Melaka. Tetapi pada tahun 1526, berikutan dengan tercapainya satu perjanjian perniagaan dengan Brunei, Portugis telah membuka perniagaan di Brunei. Pada masa itu Brunei telah menjadi tempat persinggahan para pedagang disepanjang lalu lintas perkapalan Malaka dan Ternate.
Menurut riwayat china, pada 977, raja Puni telah menghantar utusannya ke China yang diketuai oleh Pu Ya-li, qadhi Qasim dan Sheikh Noh. Ini membuktikan bahwa agama Islam sudah dipeluk oleh orang berpengaruh di Brunei. Dalam sejarah China, dicatatkan bahwa pada 1370 Brunei atau Puni pada masa itu rajanya  bernama Ma-ha-mo-sya(sultan Mohammad Shah) telah menghantar utusan ke China dengan membawa sepucuk surat menggunakan tulisan khat yang bentuknya sama dengan tulisan Huiku, tulisan orang Islam keturunan Turki yang mendiami daerah Uighur.
Berdasarkan data diatas, dipercayai agama Islam telah masuk ke Brunei jauh sebelum tahun 1368. Sesudah Awang Alak Baetatar(sultan Muhammad Syah), Islam barulah menjadi agama resmi bagi seluruh Negara. Disebutkan juga oleh riwayat China bahwa utusan China, yang diketuai oleh seorang Islam bernama Cheng Ho, yang datang ke Brunei pada 1405, mendapati bahwa di Brunei telah ada kerajaan Islam dan keluarga raja tersebut disebutnya dengan sebutan “Pengiran”. Pengganti sultan Muhammad Shah adalah Pateh Berbai yang setelah diangkat menjadi sultan bergelar sultan Ahmad. Menurut salasilah raja-raja Brunei, sultan Ahmad kemudian digantikan oleh menantunya sultan Sharif Ali berasal dari Taif., seorang keturunan Nabi dari jalur Sayyidina Hasan. Beliau kawin denga putri sultan Ahmad bernama Putri Rana Kesuma. Setelah sultan Ahmad wafat, sultan Sharif Ali diangkat menjadi sultan ke3, dengan gelar sultan Berkat.
Yang perlu dicatat dari sultan Sharif Ali adalah bahwa beliaulah yang sebenarnya menanamkan ajaran Islam sesuai dengan ajaran ahl sunnah wa jama’ah dengan mazhab syafi’i. Selain itu, beliau pula yang menentukan arah kiblat yang betul, karena ajaran Islam sebelumnya banyak bercampur dengan ajaran Hindu-Budha.
Sultan Sharif Ali wafat pada 1432 dan digantikan oleh putra baginda bernama Sultan Sulaiman. Keturunan sultan Sharif Ali inilah yang melahirkan keturunan Sultan dan raja-raja Brunei sampai hari ini. Dua dari peletak asas dan pembangunan kesultanan Brunei yang berpengaruh adalah Sultan Sulaiman dan Sultan Bolkiah. Dibawah pemerintahan Sultan
Bolkiah itulah Brunei mencapai masa kegemilangan. Era keemasan ini berlanjut selama beberapa waktu hingga kedatangan pengembara-pengembara barat, seperti pelaut berbangsa Portugis, Ludovico de Vartema (1507), dan Antonio Pigfetta (1521), yang banyak menceritakan masa keemasan Brunei.
Adapun nama-nama Sultan yang pernah menguasai kesultanan Brunei adalah sebagai berikut:
1. Sultan Muhammad Syah (1363-1402)
2. Sultan Ahmad (1408-1425)
3. Sultan Sharif Ali (1425-1432)
4. Sultan Sulaiman (1432-1485)
5. Sultan Bolkiah (1485-1524)
6. Sultan Abdul Kahar (1524-1530)
7. Sultan Saiful Rijal (1533-1581)
8. Sultan Syah Brunei (1581-1582)
9. Sultan Muhammad Hasan (1582-1598)
10. Sultan Abdul Jalilul Akbar (1598-1659)
11. Sultan Abdul Jalilul Jabbar (1659-1660)
12. Sultan Haji Muhammad Ali (1660-1661)
13. Sultan Abdul Hakkhul Mubin (1661-1673)
14. Sultan Muhyiddin (1673-1690)
15. Sultan Nasaruddin (1690-1710)
16. Sultan Husin Kamaluddin (1710-1730)dan 1737-1740)
17. Sultan Muhammad Alaudin (1730-1737)
18. Sultan Omar Ali Saifudin (1740-1795)
19. Sultan Muhammad Tajudin (1795-1804) dan (1804-1807)
20. Sultan Muhammad Jamalul Alam I (1804)
21. Sultan Muhammad Kanzul Alam (1807-1826)
22. Sultan Muhammad Alam (1826-1828)
23. Sultan Omar Ali Saifudin II (1828-1852)
24. Sultan Abdul Momin (1852-1885)
25. Sultan Hashim Jalilul Alam Aqamaddin (1885-1906)
26. Sultan Muhammad Jamalul Alam II (1906-1924)
27. Sultan Ahmad Tajudin (1924-1950)
28. Sultan Haji Omar Ali Saifudin III (1950-1967)
29. Sultan Haji Hassanal Bolkiah (1967- sekarang)
Banyaknya penyebar-penyebar Islam dari Brunei diwilayah Filipina Selatan, kemegahan Sultan Bolkiah, dan berkembangnya perdagangan telah menyebabkan cemburu dan iri hati penguasa Spanyol di Manila. Itulah diantara penyebab kolonial Spanyol di Manila mengirim sepucuk surat kepada Sultan Saiful Rijal, yang isinya selain menuduh Brunei menghasut orang-orang Islam di Filipina untuk memberontak terhadap kekuasaan Spanyol, meminta paksa agar diizinkan menyebarkan agama Kristen di Brunei. Tentu saja, Sultan Saiful Rijal berang dan menolak keras isi surat tersebut. Akibatnya, Spanyol pada April 1578 mengirim armada laut ke Brunei dengan maksud menundukan dan menguasai Brunei. Tetapi ternyata Sultan Saiful Rijal berhasil mematahkan serbuan armada laut Spanyol tersebut, sehingga mereka kembali ke Manila dengan tangan hampa.
Pemerintahan negara Brunei, sebagaimana tercatat dalam kanun Brunei dan pernah dijalankan sebelum menyebarluasnya sistem atau gaya pemerintahan ala barat (Inggris), adalah suatu pemerintahan yang terdiri dari Sultan, jema’ah perunding, dan penasihat, yaitu duli-duli wajir, pangiran bendahara, pangiran di-gadong, pangiran temenggong, pangiran pamancha, kadhi besar, dan beberapa orang ceteria (sebutan orang melayu untuk satria).
Dimulai pada zaman pemerintahan sultan Muhammad Hasan(1582-1598) Brunei mempunyai pemerintahan yang berbentuk piramida; dengan sultan berada pada puncaknya, sedang dibawahnya adalah empat orang wajir, yakni pangiran bendahara, pangiran di-gadong, pangiran temenggong, dan pangiran pamancha. Dibawah para wajir terdapat 60 orang ceteria, yang terdiri dari seorang perdana ceteria, 4 kepala ceteria, 8 ceteria besar, 16 ceteria penalasan, dan 32 ceteria damit. Ceteria adalah jawatan tertinggi selepas wajir dalam susunan hierarki pemerintahan di Brunei. Gelar ceteria ini adalah anugerah dari Sultan kepada mereka yang keturunan atau berdarah raja. Oleh karena itu, rakyat  biasa tidak boleh diberi gelar ceteria.
Berkaitan dengan masuknya Islam di Brunei ditemukan beberapa sumber yang berbeda yaitu:
1.      Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa Islam mulai diperkenalkan di Brunei  pada tahun 977 melalui jalur timur Asia Tenggara oleh pedagang-pedagang dari negeri Cina. Islam menjadi agama resmi negara semenjak Raja Awang  Alak Betatar masuk Islam dan berganti nama menjadi Muhammad Shah (1406-1408). Perkembangan Islam semakin maju setelah pusat penyebaran dan kebudayaan Islam Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511) sehingga banyak  ahli agama Islam pindah ke Brunei. Kemajuan dan perkembangan Islam semakin nyata pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah (sultan ke-5), yang wilayahnya meliputi Suluk, Selandung, kepulauan Suluk, kepulauan Balabac samapai ke Manila. Masuknya Islam di Brunei didahului oleh tahap perkenalan. Islam masuk secara nyata ketika raja yang berkuasa pada saat itu menyatakan diri masuk Islam, lalu diikuti oleh penduduk  Brunei dan masyarkat luas. Sehingga cukup beralasan jika Islam mengalami perkembangan yang begitu cepat.
2.      Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia dikatakan bahwa agama Islam masuk ke Brunei pada abad ke-15. Sejak itu, kerajaan Brunei berubah menjadi kesultanan Islam. Pada abad ke-16 Brunei tergolong kuat di wilayahnya, dan daerah kekuasaannya  meliputi pula beberapa pulau di Filipina selatan. Perubahan nama dari kerajaan menjadi kesultanan memberi informasi bahwa Islam di Brunei mendapat perhatian yang serius dari pihak pemerintah. Hal ini menjadi salah satu faktor sehingga penganut agama Islam semakin bertambah  banyak.
3.      Di sumber lain dikatakan bahwa silsilah kerajaan Brunei didapatkan pada Batu Tarsilah yang menuliskan silsilah raja-raja Brunei yang dimulai dari Awang Alak Batatar, raja yang mula-mula memeluk agama Islam (1368) sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin (Sultan Brunei ke-19, memerintah antara 1795-1804 dan 1804-1807). Data ini menunjukkan sistim pemerintahan di Brunei adalah kesultanan atau monarki mutlak Islam, dan semuanya sangat memeperhatikan Islam sebagai agama resmi negara.
4.      Menurut Azyumardi Azra bahwa awal masuknya Islam di Brunei yaitu sejak tahun 977 kerajaan Borneo (Brunei) telah mengutus P’u  Ali ke istana Cina. P’u Ali adalah seorang pedagang yang beragama Islam yang nama sebenarnya yaitu  Abu Ali. Pada tahun itu juga diutus lagi tiga duta ke istana Sung, salah seorang di  antara mereka bernama Abu Abdullah. Peran para pedagang muslim dalam penyebaran Islam di Brunei telah terbukti dalam catatan    sejarah.
5.      John L. Esposito seorang orientalis yang pruduktif banyak menulis tentang sejarah Islam, menurutnya bahwa Islam pertama kali datang di Brunei pada abad ke-15 dan yang pertama kali memeluk Islam adalah raja Berneo. Pendapat Esposito  ini sejalan dengan pendapat lainnya bahwa pihak raja atau sultan  yang lebih awal menyatakan diri masuk Islam, lalu kemudian diikuti oleh  masyarakatnya.

B.     Sosial dan Kebudayaan Islam di Brunei Darusallam
Semasa pra-Islam, masyarakat Melayu termasuk penduduk Brunei menganut agama Hindu-Buddha. Setelah Melaka jatuh ke tangan Portugis, Brunei menjadi motor penggerak perkembangan Islam bagi daerah-daerah lain di sekitarnya, di antaranya sebelah timur kepulauan Melayu hingga Pulau Luzon, Cebu, Otan dan sebagainya.
Di masa sekarang ini, Kerajaan Brunei menggunakan azas syariat Islam dalam penerapan hukum perundang-undangannya yang disebut sebagai hukum syara’. Hukum syara’ tersebut mencakup undang-undang jinayah Islam (hukum Islam), muammallah, undang-undang keluarga. Penerapan hukum Islam ini tak lain karena pengaruh kuat dari Sultan Sharif Ali yang bersikukuh ingin menjadikan penduduk Brunei sebagai muslim sejati. Hal ini kemudian berimplikasi terhadap perilaku penduduk Brunei yang senantiasa mendasarkan perilakunya sesuai dengan syariat Islam.
Budaya Brunei seakan sama dengan budaya Melayu, dengan pengaruh kuat dari Islam, tetapi kelihatan lebih ketat dibandingkan Brunei Darusallam  . Penjualan dan penggunaan alkohol diharamkan, dimana orang luar dan non-Muslim hanya dibenarkan membawa dalam 12 bir dan dua botol miras setiap kali mereka masuk negara ini hal ini terjadi setelah pemberlakuan larangan pada awal 1990-an yang mana mengakibatkan semua Klub malam yang terdapat di Brunei ditutup serta Mufti Brunei juga menfatwakan pengharaman rokok pada tahun 2011.
Cara pengamalan Islam di Brunei didasarkan pada mazhab Syafi‘i dalam bidang fiqih dan ahlusunnah waljamaah di bidang akidah. Semenjak diproklamirkan sebagai negara merdeka, Brunei menerapkan konsep “Melayu Islam Beraja” yang bermakna suatu sistem tradisi Melayu yang telah lama ada dengan Islam sebagai panduan dan tuntunannya, sebagai falsafah negara yang kemudian menjadi pedoman hidup penduduk Brunei hingga kini.

C.    Peninggalan Islam di Brunei Darusallam
1.      Masjid Omar Ali Saifuddin
Masjid ini terletak di Bandar Seri Begawan, ibu kota Kesultanan Brunei. Masjid ini ser- ing dianggap sebagai salah satu masjid pal- ing indah di Asia Pasifik. Masjid ini adalah tempat ibadah bagi komunitas Muslim, situs sejarah utama, dan objek wisata terkenal di Brunei.
Namanya diambil dari Omar Ali Saifuddien III, Sultan ke-28 Brunei, yang memulai pembangunannya. Masjid berfungsi sebagai simbol iman Islam di Brunei dan mendominasi cakrawala Bandar Seri Begawan. Bangunan ini selesai pada 1958 dan merupakan contoh arsitektur Islam modern.
Masjid ini menyatukan arsitektur Mughal dan gaya Melayu dan dirancang oleh arsitek dan pematung Rudolfo Nolli. Dibangun di laguna buatan di tepi Sungai Brunei di Kampong Ayer. Masjid ini memiliki menara marmer dan kubah emas, sebuah halaman dan dikelilingi oleh sejumlah besar pohon dan kebun bunga.
2.      Masjid Kampong Masin
Masjid ini terletak di Masin, sebuah desa di Distrik Brunei-Muara, Brunei. Terletak sekitar 24 kilometer dari Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei. Pembangunan masjid dimulai pada 1986 diatas lahan dua hektare dan selesai pada tahun berikutnya.
Pada 27 Desember 1987, Masjid Kampong Masin secara resmi dibuka oleh Menteri Agama, Awang Mohd Zain.Masjid ini pernah mengalami renovasi tahun 1990 karena luasnya yang tak lagi mencukupi untuk menam- pung jamaah. Masjid ini juga dilengkapi dengan perpustakaan dan helipad.
3.      Masjid Jame' Asr Hassanil Bolkiah.
Masjid ini merupakan wakaf dari Sultan Haji Hassanal Bolkiah. Masjid ini terletak di Kampung Kiarong, empat kilometer dari Bandar Seri Begawan. Dibangun sejak 1988 dan diresmikan pada 1994, mas jid berdiri di atas tanah seluas 20 hektare.
Sultan Hassa nal pun melaksanakan shalat maghrib dan Isya ber jamaah untuk pertama kalinya di hari itu. Kapasitas masjid ini dapat memuat 5.000 jamaah. Masjid ini memiliki 29 kubah emas dan menara setinggi 58 meter dengan pengerjaan yang rumit.






D.    Tokoh Islam di Brunei Darusallam
Tokoh yang menyebarkan Islam di Brunei Darussalam, seperti: Syarif Ali penyebar Islam dan dia adalah seorang Sultan Brunei. Serta sahabatnya yaitu: Saiyid Alwi al-Faqih Muqaddam, Syeikh Adam, Syeikh Sulaiman bin Abdur Rahman, Saiyid Abu Bakar, Saiyid Hasan al-Hadad. Dan seterusnya di lanjutkan oleh keturunan-keturunan setalah ia wafat, seperti: Sultan Syah Berunai, Sultan Muhammad Hasan,  Raja Dungu Sultan Muhammad Hasan (nombor dua) memperoleh putera tiga orang, yaitu:
1. Sultan Tengah
2. Sultan Abdul Jalilul Akbar
3. Sultan Muhammad Ali
Dipercayai Syarif Ali adalah seorang ulama, tujuan pengembaraannya ialah menyebarkan agama Islam. Di Brunei, dari aktivitinya mengajar masyarakat awam akhirnya dapat mempengaruhi pemimpin-pemimpin kerajaan Brunei sehingga Syarif Ali diambil jadi menantu oleh Sultan Ahmad (Sultan Brunei yang kedua). Sultan Ahmad mangkat, sekitar tahun 1425 M, para pembesar dan rakyat Brunei sepakat menabalkan Syarif Ali sebagai Sultan Brunei(Sultan Brunei yang ketiga).
Selanjutnya beliau digelar Sultan Berkat. Sebagai seorang ulama, setelah menjadi sultan, beliau menjadi contoh sebagai insanul kamil bagi masyarakat Brunei. Beberapa penulis sejarah Brunei merakamkan, “Maka Syarif Ali inilah mendirikan agama Islam dan mengeraskan syariat Nabi kita Muhammad s.a.w. di Brunei dan membina masjid-masjid.”
Menurut riwayat, sebelum Syarif Ali menjadi sultan, sultan-sultan yang terdahulu belum mendirikan masjid. Diriwayatkan pula bahawa Syarif Ali selain sebagai seorang sultan, beliau sendiri menjadi imam sembahyang fardu, sembahyang Jumaat, dan menjadi khatib hari Jumaat dan kedua-dua hari raya. Ini bererti dirinya sebagai seorang ulama, imam dan sultan mesra menyatu, bersepadu dan tertanam kasih sayang ke seluruh lubuk hati masyarakat yang beragama Islam.Pendapat Pangiran Haji Mohammad mengenai Syarif Ali pergi pula ke Jawa untuk mengislamkan Raja Majapahit yang bernama Perabu Angka Wijaya masih sukar untuk diterima kerana bertentangan pendapat dengan beberapa orang penulis.
Mengenai di mana lokasi kerajaan Cermin, menurut beliau, juga Pehin Dr. Haji Awang Mohd. Jamil Al-Sufri, yang kedua-dua pendapat berasal dari pendapat Habib Alwi Al-Hadad, adalah di Brunei, perlu dikaji semula. Ini kerana wujud kontroversi dengan beberapa pendapat lain terutama penulis-penulis yang berasal dari Patani dan Kelantan. Selepas Syarif Karim Makhdum datang pula Syarif Abu Bakar pada tahun 1450 Masihi. Beliau juga dipercayai seorang mubaligh yang banyak pengalaman dan aktiviti dakwahnya dilakukan sejak dari Melaka, Palembang dan Brunei.

E.     Pengaruh Islam di Brunei Darusallam
Islam di Brunei, berkembang dan maju lebih pesat dalam bentuk pemerintahannya maupun rakyat melayu Brunei dalm mensyariatkan dan menjalankan agama. Itu terlihat sekali, Islam masuk ke Brunei dengan jalan damai tanpa adanya paksaan.Karena Agama resmi Brunei adalah Islam.Namun agama lainpun tidak dilarang, ini terbukti diantaranya penduduknya hidup saling berdampingan dan saling berinteraksi antar sesamanya.
Secara teoritis, mayoritas penduduk Brunei (90%) orang melayu muslim, namun ada dari golongan pendatang sekitar 10% orang cina. islam mendapat perlindungan dari negara yang memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijaksanaan di bidang keagamaan tanpa banyak melalui kesulitan. Dan untuk memberlakukan kebijaksanaan di masa sultan Hasan di lakukan berbagai cara yang menyangkut pemerintahan :
1.      Menyusun pemerintah agama, karena memainkan peran penting dalam memandu negara Brunei kearah kesejahteraan.
2.      Menyusun adat istiadat yang di pakai dalam semua upacara baik maupun duaka, disamping menciptakan atribut kebesaran dan perhiasan Raja
3.      3.Menguatkan Undang-Undang Islam yaitu hukum Islam


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Brunei adalah sebuah Negara yang terletakdiantaraLautCina Selatan di Utara dandisisilain di kelilingi olehSerawak,Brunei Darusallam  .SebelahTimurBrunei terdiridaridaratantinggi yang ketinggiannya 184 km di bukitPagon, sementara Brunei bagianbaratterdiridaribukit-bukitberlembah.
Brunei adalah salah satu negera yang Undang-Undang dasarnya berlandaskan pada Syariat. Walaupun ketika itu Brunei pernah di masuki campur tangan negera asing, namun Brunei tetap pada prinsip awalnya yakn akan menjadi negara yang menjalankan Syariat Islam dan sisitem ketatanegaraannya. dan perkembangan Islam di Brunei terbilamng lancar karna pemerintah dan segala asperk yang ada mendukung tersebar luasnya agama Islam di negara tesebut.
Namun walau begitu Brunei tifak melarang untuk orang yang beragama non Islam berada di negeranya, karna disitulah nantinya akan tercipta rasa toleransi beragama dalam lintas Negara.

B.     Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran kepada teman-teman semua untuk kemajuan kita semua di masa mendatang.


  

DAFTAR PUSTAKA











No comments:

Pencarian isi Blog