KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Pasar Oligopoli.
Dalam penulisan makalah ini
penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Dan tak lupa, pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak
tertima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap
semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.
Pangandaran, Desember
2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar
Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 2
C.
Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A.
Pengertian Pasar Oligopoli................................................................... 3
B.
Karakteristik Pasar Oligopoli................................................................ 3
C.
Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli........................ 6
D.
Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam Pasar Oligopoli...... 7
E. Model
Oligopoli.................................................................................... 8
F.
Jenis-jenis Pasar Oligopoli..................................................................... 10
G.
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli......................................... 10
H.
Hambatan Dalam Persaingan Oligopoli................................................ 11
BAB III PENUTUP........................................................................................... 13
A.
Kesimpulan........................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar merupakan tulang punggung
perekonomian masyakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah
ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Pasar juga merupakan proses
hubungan timbal antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan
jumlah suatu barang/jasa yang diperjualbelikan. Semua unsur yang berkaitan
dengan hal ekonomi berada di pasar oligopoli mulai dari unsur produksi,
distribusi, ataupun unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoli, setiap
perusahaan memposisikan dirinya. Setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai
bagian yang terikat dengan permainan permainan pasar, dimana keuntungan yang
mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua
usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya
dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan
potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan
oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat
maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara
pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999,
oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal
umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada
barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok
produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan
kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya
digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
B. Rumusan Masalah
1.
Pengertian Pasar Oligopoli ?
2.
Karakteristik Pasar Oligopoli?
3.
Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar
Oligopoli?
4.
Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam
Pasar Oligopoli?
5.
Model Oligopoli?
6.
Jenis-jenis Pasar Oligopoli?
7.
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli?
8.
Hambatan Dalam Persaingan Oligopoli?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari
pasar oligopoli.
2.
Dapat mengenal karakteristik dari pasar
oligopoli.
3.
Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang
menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli.
4.
Mengetahui hubungan antara perusahaan-perusahaan
dalam pasar oligopoli.
5.
Mengenal model-model oligopoli.
6.
Mengetahui jenis-jenis pasar oligopoli.
7.
Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pasar
oligopoli.
8.
Mengetahui hambatan-hambatan dalam persaingan
oligopoli.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Oligopoli
Istilah oligopoli berarti beberapa
penjual. Beberapa penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu
jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling
sedikit 2 dan paling banyak 10 sampai 15 perusahaan. Pasar oligopoli merupakan
suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan
barang-barang yang bersaing. Jika pasar oligopoli hanya terdiri dari dua
perusahaan saja maka disebut duopoli.
Dalam oligopoli, setiap perusahaan
memposisikan dirinya sendiri sebagai bagian yang terikat dengan permainan
pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung pada tindak-tanduk
pesaing mereka, sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru,
perubahan harga dan sebagainya dapat dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan
konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah
satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam
pasar. Perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk
menikmati laba normal dibawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual
terbatas sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang
melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
B. Karakteristik Pasar Oligopoli
Dari pengertian yang dikemukakan
sebelumnya dapat dilihat beberapa karakter dari pasar oligopoli yaitu sebagai
berikut:
1.
Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few
Number of Firms)
Secara
teoristis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam
pasar, agar dapat dikatakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis biasanya
jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya
terdapat dua perusahaan (duopoli). Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam
industri dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi (concentration
ratio). Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoli
dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai dengan delapan
perusahaan).
Jika
rasio konsentrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio atau CR4)
adalah 60%, berarti 60% output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan
terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin
bersaing sempurna. Pasar suatu industri dinyatakan berstruktur oligopolistik
apabila CR4 melebihi 40%. Dapat juga diukur delapan perusahaan (CR8) atau
jumlah lainnya. Jika CR8 80, berarti 80% penjualan output dalam industri
dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.
2.
Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or
Diferentiated Product)
Dilihat
dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli merupakan peralihan antara
persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang dihasilkan
akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam mencapai kondisi optimal (laba
maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah
output (output strategy) untuk meningkatkan laba, dalam pasar monopoli hanya
satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar
oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing
strategy) dan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar oligopoli yang
menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok, film kamera.
Sedangkan yang menghasilkan produk homogen adalah industri baja, pipa, paralon,
seng dan kertas.
Penggolongan
ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang oligopolistik. Semakin
besar tingkat diferensinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan
perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoli dengan produk diferensiasi
dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.
Di
luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang
menghasilkan produk homogen lebih sedikit, karena pada industri oligopoli
dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap
produk (merek) tertentu.
3.
Pengambilan Keputusan Yang Saling
Mempengaruhi (Interdependence
Decisions)
Keputusan
perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi
perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih di
luar industri (potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial
untuk masuk industri, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi menetapkan
harga jual terbatas (limiting prices) yang membuat perusahaan menikmati laba
super normal di bawah tingkat maksimum.
4.
Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam
upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga,
namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain
dapat berupa sebagai berikut :
1) Pelayanan
purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra yang baik
terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi perilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat
berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup
kemungkinan perusahaan melakukan kegiatan intelijen industri untuk memperoleh
informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata maupun
potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat
memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
C. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar
Oligopoli
Ada dua faktor penting yang
menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
1.
Efisiensi Skala Besar
Dalam
dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen,
kertas, pupuk dan peralatan mesin umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi
padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi
menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output
diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis,
skala efisiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000
unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output
minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila
biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, maka dana yang dibutuhkan untuk
memproduksi sebanyak ratusan miliyar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya
investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus
menyiapkan dana triliunan rupiah.
Keadaan
tersebut merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi
perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli
hanya terdapat sedikit produsen.
2.
Kompleksitas Manajemen
Berbeda
dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan
persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi
harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap
keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing.
Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak
cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus
memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam
struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan
yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya
terdapat sedikit produsen.
D. Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam
Pasar Oligopoli
Ada dua macam bentuk hubungan
antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam pasar oligopoli yaitu
sebagai berikut :
1.
Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive
Oligopoly)
Kesepakatan
antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan
produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan
tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing
perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga
pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah
produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan
harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa
pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada
banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama.
2.
Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Persaingan
antar perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa perbedaan harga dan
jumlah produk yang dihasilkan. Perbedaan harga dan jumlah produksi (bisa saling
berhubungan positif timbal balik) dilakukan dalam rangka ingin mendapatkan
jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya (dari pesaingnya). Terdapat
beberapa hal yang mungkin terjadi dalam pasar persaingan ini sehubungan dengan
tingkat harga dan jumlah produksi (produk yang dihasilkan relatif sama) yaitu
sebagai berikut :
1)
Bila terdapat satu perusahaan yang mencoba
memperbanyak jumlah produksinya agar harga jual produknya relatif lebih murah
dibandingkan dengan pesaingnya, maka biasanya langkah ini akan diikuti oleh
pesaing dengan menurunkan harga jual produknya.
2)
Bila satu perusahaan mulai menurunkan harga jual
produknya tanpa menambah jumlah produksinya dengan maksud untuk menguasai
pangsa pasar, maka langkahnya akan diikuti oleh perusahaan lain, baik dengan
cara menurunkan harganya semata atau menurunkan harga dengan cara menjual lebih
banyak produknya di pasar.
3)
Bila satu perusahaan menaikkan harga jual
produknya, baik dengan cara langsung pada penurunan harga ataupun dengan cara
mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain relatif tidak akan
mengikutinya.
E. Model Oligopoli
Begitu kompleksnya situasi dalam
pasar oligopoli, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai model untuk
menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya, tidak ada satu pun model yang
dapat diterima secara umum sebagai model terbaik. Berikut ini akan disampaikan beberapa
model oligopoli yang dikembangkan oleh para ekonom.
1.
Model Permintaan Yang Patah (Kinked Demand
Model)
Model
ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa kalau ada
produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan
kehilangan langganan karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan
harga. Namun sebaliknya, produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas
pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan
tingkat yang lebih rendah lagi.
Akibatnya
terjadilah perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli
saling mempengaruhi pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan
menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih
rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal ini para produsen
dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi, tetapi tidak melakukan kolusi
(kesepakatan).
2.
Model Cournot (Cournot Model)
Model
Cournot yang disebut juga duopoli dikembangkan oleh Augustin Cournot seorang
ahli ekonomi berkebangsaan Perancis pada tahun 1838. Asumsi utama dari model
ini adalah bahwa jika perusahaan telah menentukan tingkat produksinya, ,aka
perusahaan tersebut tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan
pesaingnya akan menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar duopoli hanya
terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya
terdapat satu harga pasar. Harga pasar ditentukan oleh keseimbangan antara
jumlah total output yang dihasilkan oleh dua perusahaan dengan permintaan
pasar.
3.
Model Stackelberg (Stackelberg Model)
Dalam model Stackelberg
diasumsikan bahwa di pasar terdapat dua perusahaan, satu bertindak sebagai
pemimpin (leader firm) dan satu perusahaan berlaku sebagai pengikut (follower).
Perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin mempunyai kewenangan untuk
menentukan jumlah output yang akan dihasilkan untuk memperoleh keuntungan
maksimum. Atas dasar jumlah output yang telah ditentukan oleh perusahaan
pemimpin ini, perusahaan pengikut akan bereaksi sesuai dengan ketentuan pada
model Cournot, yaitu menganggap bahwa perusahaan pemimpin tidak akan mengubah
tingkat outputnya.
4.
Model Perusahaan Dominan (The Dominant Firm
Model)
Model perusahaan dominan adalah
pengembangan lebih lanjut dari model Stackelberg. Dalam model ini juga terdapat
perusahaan dominan yang bertindak selaku pemimpin dasar serta
perusahaan-perusahaan lain sebagai pengikut. Perbedaannya adalah bahwa
perusahaan-perusahaan pengikut tidak bereaksi mengikuti model Cournut,
melainkan mereka bereaksi seolah-olah mereka berada dalam pasar yang bersaing
sempurna. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pengikut bertindak sebagai
penerima harga (price taker), yaitu akan menerima berapapun harga yang
ditetapkan oleh perusahaan pemimpin dan akan menghasilkan output pada kondisi
dimana marginal costnya sama dengan tingkat harga.
F. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang
diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1.
Pasar Oligopoli Murni (Pure Oligopoly)
Jenis
ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan
barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air
mineral.
2.
Pasar Oligopoli dengan Pembedaan (Differentiated
Oligopoly)
Pasar
ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan
dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh
beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki.
G. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli
Tentu saja pasar oligopoli
memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari pasar oligopoli adalah
mendorong perkembangan teknologi dan inovasi. Struktur pasar ini yang paling
memberikan dorongan terbesar dalam mengembangkan teknologi dan inovasi. Hal ini
dikarenakan perusahaan mendapat untung yang lebih dari normal dan menekankan
persaingan dimana sangat membahayakan kedudukan perusahaan dalam industri.
Keuntungan yang lebih disebabkan perusahaan baru sulit untuk memasuki pasar
ini. Sehingga keuntungan lebih normal berlangsung dalam jangka panjang dan
perusahaan memiliki dana yang cukup untuk kepentingan melakukan riset dalam
mengembangkan teknologi serta melakukan inovasi.
Selain itu melakukan pengembangan
teknologi dan melakukan persaingan dalam pasar ini, sebab perusahaan tidak
mungkin melakukan persaingan dalam harga. Terdapat sedikit penjual karena
dibutuhkan biaya investasi yang besar, jumlah penjual yang sedikit membuat
penjual dapat mengendalikan harga dalam tingkat tertentu, dan bila terjadi
perang harga, konsumen akan diuntungkan serta adanya efisiensi dalam
menjalankan produksi dan persaingan di antara perusahaan akan memberikan
keuntungan bagi konsumen dalam hal harga dan kualitas barang.
Adapun kekurangan dari pasar ini
adalah tidak adanya efisiensi dalam menggunakan sumber-sumber daya. Efisiensi
penggunaan sumber daya akan tercapai apabila ongkos marjinal sama dengan harga.
Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai pada pasar oligopoli. Tetapi jika
dipandang dari sudut skala ekonomis yang mungkin diperoleh, terdapat
kemungkinan bahwa perusahaan oligopoli akan memproduksi barang dengan ongkos
yang lebih rendah daripada perusahaan yang ada dalam persaingan sempurna.
Terdapat rintangan yang kuat untuk dapat masuk ke pasar oligopoli, akan terjadi
perang harga dan produsen dapat melakukan kerja sama (kartel) yang pada
akhirnya akan merugikan konsumen.
Selain itu juga dibutuhkan
investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala
ekonomi yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk
masuk ke dalam pasar, apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas
sebuah produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi
barang sejenis, perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan
perusahaan lain untuk menyainginya, adanya hambatan jangka panjang seperti
pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak memasuki
pasar, adanya kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar yang
dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat.
H. Hambatan Dalam Persaingan Oligopoli
Biasanya perusahaan yang bermain
dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yang telah mapan, baik dari segi
pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku) serta teknologi. Oleh
karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk
memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya terdapat
kesepakatan/kartel.
Adapun hambatan-hambatan itu
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Skala Ekonomis
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih
memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar
produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada,
sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan
mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila
dibandingkan para pendatang baru.
2.
Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan
bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru daripada
tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan
baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak
disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar
menjadi terampil).
3.
Keistimewaan Hasil Produksi
Bagi perusahaan yang telah lama
berdiri dan sama lamanya dengan produk yang dihasilkan menyebabkan produk
tersebut menjadi dikenal oleh masyarakat dan menciptakan konsumen yang loyal
pada produknya. Selain itu, berhubung dengan tingkat kerumitan produk yang
dihasilkan membuat perusahaan baru haruslah dengan cermat dan hati-hati
mempelajarinya sehingga membutuhkan waktu yang lama, sementara bagi perusahaan
lama hal tersebut adalah hal biasa.
Selanjutnya,
keistimewaan lain adalah bahwa perusahaan lama menghasilkan produk yang
berfungsi sama akan tetapi disesuaikan dengan tingkatan pemakaiannya. Misalkan,
INTEL, perusahaan penghasil processor terkenal, sebelumnya bersaing dengan
Cyrix dan AMD dengan mengandalkan produknya, yaitu Intel Pentium (1-4). Akan
tetapi, berhubung banyak pemakai komputer (PC) hanya untuk menjalankan
operasi-operasi/program biasa seperti pengolah data, spreadsheet dan tampilan
slide yang hanya membutuhkan procesor biasa yang umumnya diisi oleh Cyrix dan
AMD, maka INTEL pun membuat Celeron dengan harga relatif sama dengan
pesaingnya, namun dengan kemampuan sama dengan pendahulunya (Pentium 1-4).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar oligopoli yaitu pasar yang
terdiri dari hanya beberapa produsen saja. Adakalanya pasar oligopoli terdiri
dari dua perusahaan saja dan pasar seperti itu dinamakan duopoli.
Berdasarkan analisis diatas
dapatlah disimpulkan bahwa dalam pasar oligopoli dimana perusahaan-perusahaan
tidak melakukan kesepakatan diantara mereka, tingkat harga adalah bersifat
rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap
berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya. Dan
kemungkinan mengurangi persaingan dan memperoleh untung yang tidak normal ini
menimbulkan akibat yang kurang menguntungkan.
Apabila terjadi perang harga dalam
pasar oligopoli maka konsumenlah yang akan diuntungkan, sebaliknya jika
produsen-produsen melakukan kerjasama maka konsumen yang akan dirugikan.
Demikian makalah yang dapat kami
sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan
selanjutnya.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat menambah khasanah pengetahuan, manfaat untuk kita semua. Amiiinn...
DAFTAR PUSTAKA
1.
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo, Aspek
Dasar Ekonomi Mikro. 2006, Jakarta: PT Grasindo
2.
Soeratno, Ekonomi Mikro Pengantar, 2003,
Yogyakarta: Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
3.
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi,
2002, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
4.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/10/ciri-ciri-pasar-oligopoli.html
5.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/10/dampakpositifnegatif-pasaroligopoli.html
No comments:
Post a Comment