TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Budaya berasal dari
bahasa Sansekerta artinya buddayah bentuk jamak dari kata budhi yang berarti
perilaku, budi atau akal. Jadi kebudayaan dapat diartikan sebagai bentuk yang
berkaitan dengan budi pekerti dari hasil pemikiran. Kesenian termasuk dalam
unsur kebudayaan. Sebab perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil
olah pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, sarana kehidupan dan organisasi
sosial. Kesemuanya itu sangat membantu manusia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Kesenian adalah salah
satu media yang paling mudah diterima dalam penyebaran agama Islam. Salah satu
buktinya adalah menyebarnya agama Islam dengan menggunakan wayang kulit dan
gamelan oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi adalah
suatu adat istiadat yang biasa dilakukan namun didalamnya mengandung
ajaran-ajaran Islam. Diantara seni budaya nusantara yang telah mendapatkan
pengaruh dari ajaran Islam adalah :
1. Megengan atau Dandangan
Upacara
untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Kegiatan utamanya adalah menabuh
bedug yang ada di masjid sebagai tanda bahwa besok hari sudah memasuki bulan
Ramadhan dan semua wajib melaksanakan puasa. Upacara tersebut masih terpelihara
di daerah Kudus dan Semarang.
2. Mauludan
Setiap
bulan Rabi’ulawwal tahun Hijriyah, sebagian besar umat Islam Indonesia
menyelenggarakan acara mauludun. Maksud dari acara tersebut adalah untuk
mengenang hari kelahiran Rasulullah saw. Dalam acara tersebut diadakan
pembacaan sejarah hidup Nabi Muhammad saw melalui kitab Al- Barzanji atau
Situddurar. Puncak acara biasanya terjadi pada tanggal 12 rabiulawwal, dimana
tanggal tersebut Rasulullah saw dilahirkan. Di Aceh tradisi mauludun adalah
sebagai pengganti upeti atau pajak bagi kerajaan Turki, karena Kerajaan Aceh
memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Turki.
3. Wayang
Dalam bahasa berarti ”ayang-ayang”
atau bayangan. Karena yang terlihat adalah bayangannya dalam kelir (tabir kain
putih sebagai gelanggang permainan wayang). Bisa juga diberi penjelasan wayang
adalah pertunjukkan yang disajikan dalam berbagai bentuk, terutama yang
mengandung unsur pelajaran (wejangan). Pertunjukan ini diiringi dengan teratur
oleh seperangkat gamelan. Wayang pada mulanya dibuat dari kulit kerbau, hal ini
dimulai pada zaman Raden Patah. Dahulunya lukisan seperti bentuk manusia.
Karena bentuk wayang berkaitan dengan syariat agama Islam, maka para wali
mengubah bentuknya. Dari yang semula lukisan wajahnya menghadap lurus kemudian
agak dimiringkan.
Pada tahun 1443 Saka, bersamaan dengan
berdirinya kerajaan Islam Demak, maka wujud wayang geber diganti menjadi wayang
kulit secara terperinci satu persatu tokoh-tokohnya. Sumber cerita dalam
mementaskan wayang diilhami dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Tentunya para
Wali mengubahnya menjadi cerita-cerita keislaman, sehingga tidak ada unsur
kemusyrikan didalamnya. Salah satu lakon yang terkenal dalam pewayangan ini
adalah jimad kalimasada yang dalam Islam diterjemahkan menjadi Jimad Kalimat
Syahadat. Dan masih banyak lagi istilah-istilah Islam yang dipadukan dengan
istilah dalam pewayangan.
4.
Qasidah
Qasidah
artinya suatu jenis seni suara yang menamilkan nasehat-nasehat keislaman. Dalam
lagu dan syairnya banyak mengandung dakwah Islamiyah yang berupa
nasehat-nasehat, shalawat kepada Nabi dan do’a-do’a. Biasanya qasidah diiringi
dengan musik rebana. Kejadian pertama kali menggunakan musik rebana adalah
ketika Rasulullah saw disambut dengan meriah di Madinah.
5. Kesenian Debus
Kesenian
debus difungsikan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam
melawan penjajah. Oleh karena itu, debus merupakn seni bela diri untuk memupuk
rasa percaya diri dalam menghadapi musuh.
Pengertian
lain dari debus adalah gedebus atau almadad yaitu nama sebuah benda tajam yang
digunakan untuk pertunjukan kekebalan tubuh. Benda ini terbuat dari besi dan
digunakan untuk melukai diri sendiri. Karena itu kata debus juga diartikan
dengan tidak tembus. Filosofi dari kesenian ini adalah kepasrahan kepada Allah
swt yang menyebabkan mereka memiliki kekuatan untuk menghadapi bahaya, seperti
yang dilambangkan dengan benda tajam dan panas.
6. Grebek
Tradisi
untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan. Grebek pertama kali
diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwana ke-1. Grebek
dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra
mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di selenggarakan 3 tahun sekali yaitu :
pertama grebek pasa, syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk
menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr, kedua grebek besar, diadakan
setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya kurban dan ketiga grebek
maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi
Muhammad saw. Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebek adalah
kota Solo, Cirebon dan Demak.
7.
Hadrah
dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW
Hadrah
adalah salah satu jenis alat musik yang bernafaskan Islam. Seni suara yang
diiringi dengan rebana (perkusi dari kulit hewan) sebagai alat musiknya. Sedang
lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu yang bernuansakan Islami yaitu tentang
pujian kepada Allah swt dan sanjungan kepada Nabi Muhammad saw. Dalam
menyelenggarakan pesta musik yang diiringi rebana ini juga menampilkan lagu
cinta, nasehat dan sejarah-sejarah kenabian. Sampai sekarang kesenian hadrah
masih eksis berkembang di masyarakat. Pada zaman sekarang kesenian hadrah
biasanya hadir ketika acara pernikahan, akikahan atau sunatan. Bahkan kesenian
hadrah ini dijadikan lomba antar pondok pesantren atau antar madrasah.
8. Kelahiran
Tradisi
kelahiran di Jawa ada istilah ngapati, mitoni . artinya upacara itu diadakan
ketika kandungn seorang wanita mencapai umur 4 bulan. Dalam upacara 4 bulan
seorang wanita melakukan adat siraman untuk melindung bayi dan ibunya. Hal ini
adalah kepercayaan dalam adat Jawa, namun Islam mengikuti tradisi ini karena pada
saat kandungan 4 bulan itulah calon bayi akan ditiupkan rohnya oleh Allah swt,
dan ditentukan takdirnya baik rejeki, jodoh dan kematiannya. Sehingga pada
tradisi 4 bulanan ini diadakan sedekah dan pembacaan doa-doa atau dibacakan
ayat suci al- Qur’an.
Kemudian
pada usia kandungan 7 bulan, masa ini adalah masa dimana kandungan sudah siap
untuk menerima segala proses kehidupan di dunia. untuk itulah diadakan tradisi
pembagian sedekah, karena sedekah adalah salah satu cara untuk menolak balak.
Berikutnya ketika bayi sudah lahir diadakan upacara sepasaran atau lima hari,
dengan tujuan untuk keselamatan bayi dan membagikan masakan kudapan kepada
tetangga. Dalam Islam sebelum makanan dibagikan ada tradisi membacakan doa.
Setelah itu pada hari ke tujuhnya diadakan akikah, hal ini bersumber dari
ajaran Islam. Akikah artinya menyembelih hewan kambing untuk anak yang baru
saja dilahirkan. Sampai sekarang masih banyak masyarakat yang memegang tradisi
perpaduan Islam dan Hindu. Hal ini tidaklah mengapa, karena sekali lagi
masyarakat jawa terkenal dengan simbol-simbol yang dapat melambangkan makna
kehidupan yang sejati. Hal ini bukanlah bentuk kemusyrikan. Karena tradisi
tersebut adalah upaya untuk menyiarkan Islam secara damai.
Sebagai
generasi Islam yang bijaksana, kamu seharusnya bersikap toleransi dan
menghargai kepercayaan orang lain. Jika orang lain beribadah kepada Allah swt
melalui sarana yang demikian serta tidak ada dalil yang secara khusus
menyatakan tentang larangan perbuatan tersebut maka kamu harus menghormatinya.
Jika kamu tidak sependapat dengan tradisi tersebut, kamu tidak perlu mencelanya
atau menganggap pelaku tradisi tersebut musyrik dan lain sebagainya. Karena
tentunya kamu semua pasti masuk surga. Langkah yang harus kamu ambil adalah
sikap toleransi dan tetap teguh kepada keyakinan yang kamu miliki. Karena
banyak sekali jalan menuju pendekatan diri kepada Allah SWT.
9. Sekaten
Sekaten
adalah tradisi membunyikan musik gamelan milik keraton. Pertama kali terjadi di
pulau Jawa. Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya
dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan
gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi tentang agama Islam serta setiap
pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain. Yang pada
akhirnya tradisi ini disebut dengan sekaten. Maksud dari sekaten adalah
syahadatain.
Sekaten
juga biasanya bersamaan dengan acara grebek maulud. Puncak dari acara sekaten
adalah keluarnya sepasang gunungan dari Masjid Agung setelah didoakan oleh
ulama’-ulama’ keraton. Banyak orang yang percaya, siapapun yang mendapatkan
makanan baik sedikit ataupun banyak dari gunungan itu akan mendapatkan
keberkahan dalam kehidupannya. Beberapa hari menjelang dibukanya sekaten
diselenggarakan pesta rakyat.
10. Selikuran
Maksudnya
adalah tradisi yang diselenggarakan setiap malam tanggal 21 Ramadhan. Tradisi
tersebut masih berjalan dengan baik di Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Selikuran berasal dari kata selikur atau dua puluh satu. Perayaan tersebut
dalam rangka menyambut datangnya malam lailatul qadar, yang menurut ajaran Islam lailatulqadar hadir pada 1/3
terakhir bulan ramadhan.
No comments:
Post a Comment