BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri bahwa hewan
mungil penghisap darah manusia yang dikenal dengan nama nyamuk itu cukup
meresahkan manusia. Gigitan nyamuk membuat gatal dan merah kulit kita, bahkan
gigitan nyamuk spesies tertentu bisa menyebabkan kita sakit.
Nyamuk adalah serangga tergolong
dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora,
Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah
keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua
sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies
berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.
Dalam bahasa Inggris, nyamuk
dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito
bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pada
karya tulis ini, penulis merumuskan permasalahan ke dalam beberapa pokok
pembahasan di bawah ini:
1.
Bagaimana morfologi nyamuk ?
2.
Bagaimana siklus hidup nyamuk ?
3.
Bagaimana perilaku nyamuk yang hidup di sekitar
kita?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan
rumusan permasalahan pada karya tulis di atas, penulisan makalah ini bertujuan
untuk :
1
Mengetahui morfologi nyamuk.
2
Mengetahui siklus hidup nyamuk.
3
Memahami perilaku-perilaku nyamuk.
1.4 Metode Penelitian
Pengumpulan
data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara :
1. Pengamatan
langsung dengan cara melakukan observasi di tempat tersebut.
2. Mencari
sumber-sumber bacaan dari internet, buku-buku sumber dan tempat
tersebut misalnya brosur.
1.5 Sistematika Penulisan
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Nyamuk
2.2 Jenis – Jenis Nyamuk
2.3 Siklus Hidup Nyamuk
2.4 Beberapa Aspek Perilaku (Bionomik) Nyamuk
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Anatomi Dan Morfologi Nyamuk
3.2 Proses Metamorfosis Nyamuk
3.3 Sistem Reproduksi Nyamuk
3.4 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Nyamuk
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong
dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora,
Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah
keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua
sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies
berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.
Gambar
2.1 Nyamuk
Klasifikasi ilmiah
Alam : Hewan
Filum : Arthropoda
Kelas : Serangga (Insecta)
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Dalam bahasa Inggris, nyamuk
dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito
bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.
Pada nyamuk betina, bagian
mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam
sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah.
Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet
nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein,
kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang
diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut
yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu
genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini
merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
2.2 Jenis – Jenis Nyamuk
1.
Nyamuk Aedes aegypti
Gambar
2.3.1 Nyamuk Aedes aegypti
Aedes
aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab
penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus
demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas,
meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus
dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes
albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat
keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan
mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi
persebaran penyakit demam berdarah.
2.
Nyamuk Anopheles
Gambar
2.3.2 Nyamuk Anopheles
Anopheles
(nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk. Terdapat 400 spesies nyamuk
Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh, merupakan
"vektor") secara alami. Anopheles gambiae adalah paling terkenal
akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria (contoh. Plasmodium
falciparum) dalam kawasan endemik di Afrika, sedangkan Anopheles sundaicus
adalah penyebar malaria di Asia. Anopheles juga merupakan vektor bagi cacing
jantung anjing Dirofilaria immitis.
Sering
orang mengenalnya sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan Penyakit
Malaria. "nyamuk malaria banyak terdapat di rawa-rawa, saluran-saluran
air, dan permukaan air yang terekspos sinar matahari. Ia bertelur di permukaan
air." nyamuk ini hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut.
Sering hinggap di dinding rumah atau kandang. Warnanya bermacam-macam, ada yang
hitam, ada pula yang kakinya berbercak-bercak putih. Waktu menggigit biasanya
dilakukan malam hari. Banyak jenis nyamuk anopheles yang bisa menyebabkan
penyakit malaria. Ada anopheles sundaicus yang banyak terdapat di air payau,
seperti di Kepulauan Seribu. nyamuk ini berkembang biak di lingkungan yang
banyak ditumbuhi ganggang. Biasanya nyamuk ini bertelur di mata air, di air
rembesan, atau di sungai yang tak deras airnya, seperti di antara bebatuan
sungai. Ada lagi anopheles aconitus yang banyak hidup di daerah pesawahan atau
saluran-saluran air yang ada rumputnya.
3.
Nyamuk Aedes albopictus
Gambar 2.3.3 Nyamuk Aedes albopictus
Spesies
ini juga bisa menularkan demam berdarah. Nyamuk ini biasanya banyak terdapat di
kebun atau di halaman rumah. Cirinya hampir sama dengan Aedes aegypti, yaitu
bercak-bercak putih di badan. Bila dilihat dengan kaca pembesar tampak di
median punggungnya ada garis putih.
Waktu
menggigitnya pun sama dengan Aedes aegypti, yaitu di pagi dan sore hari.
Bertelurnya di air tergenang, misalnya pada kaleng-kaleng bekas yang menampung
air hujan di halaman rumah. Pada musim penghujan, nyamuk ini banyak terdapat di
kebun atau halaman rumah karena di situ terdapat banyak tempat yang terisi air.
4.
Nyamuk Culex fatiqans
Gambar
2.3.4 Nyamuk Culex fatiqans
Nyamuk
rumah ini menggigit di malam hari. Hinggapnya di mana saja, entah itu di
pakaian yang tergantung maupun di dinding rumah. Warna nyamuknya
bermacam-macam, ada yang hitam, ada juga yang cokelat. Telurnya mengelompok,
seperti membentuk rakit. Jentiknya menggantung di air. Ciri nyamuk ini, saat
hinggap posisi tubuhnya tidak menukik tapi mendatar. Ia lebih banyak ditemui di
air keruh atau tempat yang banyak mengandung material organik atau bahan
makanan, seperti di got.
Nyamuk
ini bisa menjadi perantara penyakit kaki gajah atau filariasis. Penyakit ini
penyebabnya adalah cacing Wuchereria bancrofti yang berada dalam darah seorang
penderita. Bila nyamuk mengisap darah penderita yang mengandung bibit
filariasis, maka cacing dari penderita tersebut bisa terbawa dan ditularkan
pada orang lain lewat gigitannya.
2.3 Siklus Hidup Nyamuk
Semua serangga termasuk nyamuk,
dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara
tingkatan yang sama dengan tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda.
Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu :
1.
Tingkatan di dalam air.
2.
Tingkatan di luar temp at berair (darat/udara).
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa,
dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu.
Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali
tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun
betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada
telurnya. telur-telur nyamuk memberi nutrisi pada telurnya. telur-telur nyamuk
membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Panjang siklus hidup nyamuk sangat bervarisi, tergantung jenis
spesiesnya. Lama siklus pada tiap tahap perkembangan masing-masing nyamuk juga
tidak sama. Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14
hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies
mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan.
Nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga
yang mengalami tingkatan (stadium) yang berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyamuk
terdapat 4 stadium dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium
hidup dialam bebas.
1.
Nyamuk Dewasa
Nyamuk
jantan dan betina dewasa perbandingan 1 : 1, nyamuk jantan keluar terlebih
dahulu dari kepompong, baru disusul nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut
akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong,
setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina
sebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin.
Dalam
perkembangan telur tergantung kepada beberapa faktor antara lain temperatur dan
kelembaban serta species dari nyamuk. Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk
diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang
berada di dalam air ialah: telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari
telur berada didalam air, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik
yang baru keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum.
2.
Telur Nyamuk
Nyamuk
biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat yang keberadaannya
kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk
berbeda–beda tergantung dari jenisnya. Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya
dipermukaan air satu persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur
anopeles mempunyai alat pengapung. Nyamuk culex akan meletakkan telur diatas
permukaan air secara bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu
untuk mengapung. Nyamuk Aedes meletakkan telur dan menempel pada yang terapung
diatas air atau menempel pada permukaan benda yang merupakan tempat air pada
batas permukaan air dan tempatnya. Sedangkan nyamuk mansonia meletakkkan
telurnya menempel pada tumbuhan- tumbuhan air, dan diletakkan secara
bergerombol berbentuk karangan bungan.
Tidak
menutup kemungkinan, telur nyamuk biasanya(spesies tertentu saja) diletakkan
pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh
induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. reseptor
ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan,
induk nyamuk mulai mengerami telurnya. telur-telur itu panjangnya kurang dari 1
mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa
spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu
rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.
Setelah
itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). pada periode ini.
Inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah itu larva mulai
keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. sampai siklus
pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitnya
sebanyak 2 kali. Stadium telur ini memakan waktu 1-2 hari.
3.
Jentik Nyamuk
Pada
perkembangan stadium jentik, adalah pertumbuhan dan melengkapi
bulu-bulunya, Waktu yang diperlukan
untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan
serta species nyamuk. Pertumbuhan jentik dipengaruhi faktor temperatur,
nutrien, ada tidaknya binatang predator.
Larva
nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas berisi air.
Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa
biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat
pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa
jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti
Wyeomyia hidup dalam keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam
air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon
periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam sarang
ketam sepanjang pesisir pantai.
4.
Kepompong/Pupa
Merupakan
stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pupa biasanya seaktif
larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung
thorakis. Pada staidum ini memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap
hingga dapat terbang. Stadium kepompong akan memakan waktu lebih kurang 1-2
hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang
telah dapat dibedakan jenis kelaminnya. Setelah nyamuk bersentuhan dengan
udara, tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang berarti
meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara.
Dalam meneruskan keturunannya. Nyamuk betina kebanyakan banya kawin satu kali
selama hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah 24-48 jam dari saat
keluarnya dari kepompong.
Nyamuk
dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya
seperti antena, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi
sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika
nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan.
Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya
kakinyalah menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun
angin tipispun dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas
untuk penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam.
2.4 Beberapa Aspek Perilaku (Bionomik) Nyamuk
Bionomik nyamuk mencakup
pengertian tentang perilaku, perkembangbiakan, umur, populasi, penyebaran,
fluktuasi musiman, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi berupa
lisan fisik (musim. Kelembaban, angin, matahari, arus air), lingkungan kimiawi
(kadar gram, PH) dan lingkungan biologik seperti tumbuhan bakau, gangang
vegetasi disekitar tempat perindukan dan musim alami.
Sebelum mempelajari aspek perilaku
nyamuk atau makhluk hidup lainnya harus disadari bahwa segala sesuatu yang
berkaitan dengan biologik selalu ada variasinya. Variasi tingkah laku akan
terjadi didalam spesies tunggal baik didaerah yang sama maupun berbeda.
Perilaku binatang akan mengalami perubahan jika ada rangsangan dari luar.
Rangsangan dari luar misalnya perubahan cuaca atau perubahan lingkungan baik
yang alami manpun karena ulah manusia.
1.
Perilaku Mencari Darah.
a.
Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu.
Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif
mencari darah pada waktu malarn hari.apabila dipelajari dengan teliti ternyata tiap spesies mempunyai sifat yang
tertentu, ada spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang tengah malam dan
sampai pagi hari.
b.
Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat.
Apabila dengan metode yang sama
kita adakan. Penangkapan nyarnuk didalam dan diluar rumah maka dari hasil
penangkapan tersebut dapat diketahui ada dua golongan nyamuk, yaitu: eksofagik
yang lebih senang mencari darah diluar rumah dan endofagik yang lebih senang
mencari darah didalam rumah.
c.
Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber
darah.
Berdasarkan macam darah yang
disenangi, kita dapat membedakan atas: antropofilik apabila lebih senang darah
manusia, dan zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan
golongan yang tidak mempunyai pilihan tertentu.
2.
Frekuensi menusuk
Telah diketahui bahwa nyamuk betina
biasanya hanya kawin satu kali selama hidupnya Untuk mempertahankan dan
memperbanyak keturunannya, nyamuk betina hanya memerlukan darah untuk proses
pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari darah.
Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh temperatur dan
kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik.Untuk iklim Indonesia memerlukan
waktu antara 48-96 jam.
3.
Perilaku Istirahat.
Istirahat
bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya: istirahat yang sebenarnya selama waktu
menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu
nyamuk sedang aktif mencari darah. Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat
yang teduh, lembab dan aman untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih
lanjut tiap species ternyata mempunyai perilaku yang berbeda-beda.Ada spesies
yang halnya hinggap tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada
pula species yang hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus).
Pada
waktu malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah
orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah
menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat.
4.
Perilaku Berkembang Biak.
Nyamuk
Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat perindukan atau tempat
untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya Ada
species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar matahari langsung (an.
Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh (An. Umrosus).
Species yang satu berkembang dengan baik di air payau (campuran tawar dan air
laut) misalnya (An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena perilaku berkembang
biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai yang intensif untuk
inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan dalam program
pemberantasan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Anatomi Dan Morfologi Nyamuk
A. Sistem Anatomi Nyamuk
Dalam bahasa Inggris, nyamuk
dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito
bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.
Gambar 3.1. a Anatomi Nyamuk
Bagian-bagian
(anatomi) nyamuk
Dengan
berat sekitar 12 mg dan panjang 16 mm, tubuh nyamuk terdiri dari tiga bagian
utama yaitu Kepala (Head), Thorax, dan Abdomen. Bagian kepala terdiri dari
(lihat gambar 1) 22.Compound eye (22), arista (23), antenna (24), maxilary
palps (25), labium (26), labellum (27), Pseudotracheae (28). Bagian torak
terdiri dari (lihat gambar 1) . Prescutum (1), anterior spiracle (2), scutum
(3), basicosta (4), calypters (5), scutellum (6), wing vein (7), wing (8),
haltere (10), posterior spiracle (11), femur (12), tibia (13), spur (14),
tarsus (15), propleuron (16), prosternum (17), mesopleuron (18), mesosternum
(19), metapleuron (20), metasternum (21). Bagian abdomen terdiri dari (lihat
gambar 1) abdominal segment (9).
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya
membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian
kasus burung atau juga reptilia dan amfibi untuk menghisap darah). Nyamuk
betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk
terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan
nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan.
Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak
sesuai untuk menghisap darah. Nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites,
tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa
jentik-jentik nyamuk yang lain.
B. Morfologi Nyamuk
Nyamuk termasuk dalam ordo diptera
dan family culicidae karena bentuk morfologinya yang memiliki sepasang sayap.
Morfologi nyamuk dewasa berbeda dari ordo diptera lainnya karena nyamuk
memiliki probosis yang panjang dan sisik pada bagian tepi dan vena sayapnya.
Nyamuk tersebar diseluruh dunia dari daerah tropis sampai daerah kutub utara.
Beberapa jenis nyamuk ada yang dapat ditemukan 200 mil dari tempat hidupnya.
Ciri-ciri umum morfologi nyamuk,
yaitu:
1.
Ukuran tubuh antara 4 mm - 13 mm dan rapuh atau
mudah patah.
2.
Pada bagian kepala terdapat probosis yang halus
dan memiliki ukuran yang melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betina digunakan
untuk menghisap darah, sedangkan pada nyamuk jantan untuk menghisap bahan-bahan
cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan juga keringat. Sayap
nyamuk panjang dan langsing, mempunyai vena yang permukannya ditumbuhi
sisik-sisik sayap (wing scales) yang letaknya mengikuti vena. Pada pinggir
sayap terdapat sederetan rambut yang disebut fringe (Gandahusada dkk, 2000).
3.
Tubuh nyamuk terdiri atas kepala, dada dan perut
4.
Terdapat sepasang antena berbentuk filiform yang
panjang dan ramping. Sepasang antena digunakan untuk membedakan jenis kelamin
pada nyamuk dewasa. Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan pada
nyamuk betina jumlah rambutnya lebih jarang (pilose).
5.
Tubuh terdiri atas 10 segmen abdomen berbentuk
silinder yang terdiri atas 10 ruas. 2 ruas yang terakhir berubah menjadi alat
kelamin. Sepuluh segmen adalah bagian perut, biasanya yang terlihat segmen
pertama hingga segmen ke delapan, dan pada segmen-segmen terakhir biasanya
termodifikasi menjadi alat reproduksi.
6.
Diantara antena dan probosis terdapat sepasang
palpus yang terdiri dari 5 ruas, yang digunakan untuk mendeteksi karbondioksida
dan tingkat kelembaban.
7.
Nyamuk betina mempunyai probosis yang lebih
panjang dan tajam. Tubuh membungkuk serta memiliki bagian tepi sayap yang
bersisik.
8.
Dada terdiri atas protoraks, mesotoraks, dan
metatoraks. Mesotoraks merupakan bagian dada yang terbesar yang digunakan untuk
menyesuaikan tubuhnya saat terbang.
9.
Sayap nyamuk berukuran panjang, tidak berwana
(transparan) dan terdiri atas percabangan-percabangan (vena) dan dilengkapi
dengan sisik.
10. Sebagian
besar torax yang tampak (mesonotum), diliputi bulu halus. Bulu ini berwarna
putih/kuning dan membentuk gambaran yang khas untuk masing-masing spesies.
Posterior dari mesonotum terdapat skutelum yang pada anophelini bentuknya
melengkung (rounded) dan pada culicini membentuk 3 lengkung (trilobus)
(Lestari, 2010).
11. Nyamuk
mempunyai 3 pasang kaki (hexapoda) yang melekat pada toraks dan tiap kaki
terdiri dari 1 ruas femur, 1 ruas tibia dan 5 ruas tarsus.
3.2 Proses Metamorfosis Nyamuk
Secara umum, metamorfosis hewan
yang satu ini digolongkan sebagai metamorfosis sempurna sebab ia mengalami 4
tahapan perubahan yakni telur --> larva --> pupa --> imago/ serangga
dewasa. Lamanya siklus hidup dalam proses metamorfosis nyamuk bergantung penuh
pada jenis nyamuk juga suhu dimana ia bertempat tinggal.
Gambar 3.2 Proses Metamorfosis Nyamuk
Fase pertama di dalam siklus
metamorfosis nyamuk adalah telur. Pada intinya, nyamuk memakan nektar bunga
untuk bertahan hidup. Dan untuk bertelur mereka membutuhkan sumber protein yang
ada pada darah. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada dedaunan yang lembab atau
juga genangan air (misalnya nyamuk Aedes Aegepty penyebab demam berdarah).
Pemilihan tempat menaruh telur ini biasanya dengan memakai reseptor di bagian
bawah perut nyamuk. Ia merupakan sensor yang mendeteksi suhu juga kelembaban.
Setelah menemukan tempat ideal, nyamuk akan meletakkan telurnya dan mulai
mengerami. Telur nyamuk kira-kira memiliki panjang 1 mm dan biasanya disusun
secara berderet membentuk garis. Sekali bertelur, nyamuk betina bisa
mengeluarkan 300 biji!
Telur yang selesai dierami akan
menetas dan menjadi larva. Larva ini sering disebut dengan nama ENCU atau anak
nyamuk. Selama menjadi larva, ia mengalami pergantian kulit sebanyak 2 kali
sebelum akhrinya ia menjadi pupa atau kepompong. Jika pupa ada di dalam air,
maka biasanya ia akan dilengkapi dengan pipa yang akan muncul ke atas permukaan
air. Pipa ini berjumlah dua per pupa dan digunakan untuk pernafasan.
Dalam pupa tersebut, nyamuk secara
perlahan akan bertransformasi menjadi nyamuk dewasa. Ia perlahan mulai
mempunyai antena, kaki, belalai, sayap, perut juga mata berukuran besar yang
memenuhi hampir semua ruang di kepalanya. Setelah siap, maka nyamuk tersebut
akan keluar dari pupa atau kepompong. Jika ia berada di dalam air, maka
kecepatan adalah hal yang penting sebab jika tidak, maka nyamuk akan mati.
Nyamuk hanya boleh menyentuh air pada bagian kakinya saja. Nyamuk akan tinggak
landas dengan kecepatan maksimal agar tidak terjebak di air. Dengan demikian,
siklus metamorfosis nyamuk berakhir.
3.3 Sistem Reproduksi Nyamuk
Nyamuk mengalami empat tahap dalam
siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama
bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot
darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab,
pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab
nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan
protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Gambar 3.3 Proses reproduksi Nyamuk
Fase perkembangan nyamuk dari
telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya
diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini
dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah
perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah
tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu
panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok
maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling
berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.
Selesai itu, telur berada pada masa
periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada
musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua dalam waktu
yang hampir sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini selesai
secara keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali.
Selesai berganti kulit, nyamuk
berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase
ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum
pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke
atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernapasan.
Nyamuk dalam kepompong pupa yang
cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antenaa, belalai,
kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar
kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang
telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan.
Nyamuk harus keluar dari air tanpa
kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya yang menyentuh permukaan
air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipis dapat menyebabkan
kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya
setelah istirahat sekitar setengah jam.
Culex tarsalis bisa menyelesaikan
siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu
25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga
satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas
berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung
ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang
terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi
beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk
seperti Wyeomia hidup dalam keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup
dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam
pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam
sarang ketam sepanjang pesisir pantai.
3.4 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Nyamuk
Penyakit ini disebut dengan
penyakit yang berbasis lingkungan. Lingkungan berperan penting dalam transmisi
penularan penyakit ini. Semakin bersih lingkungan disekitar kita maka semakin
kecil pula pula populasi nyamuk disekitar kita sehingga semakin kecil
kemungkinan kita akan digigit oleh nyamuk penular dan terhindar dari beberapa
peyakit yang di sebutkan di bawah ini. Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang
dapat ditularkan oleh nyamuk :
1.
Malaria.
Malaria adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh parasit jenis. Plasmodium ditandai demam berkala,
menggigil dan berkeringat, yang ditularkan oleh nyamuk genus Anopheles, juga
penyakit ini dapat berakibat kematian. Pada saat ini nyamuk penular (vektor)
malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak 19 spesies dari genus Anopheles,
yang diduga sebagai vector penular malaria ada 4 spesies (yaitu An. sundaicus,
An. subpictus, An. aconitus dan An. maculatus)
2.
Demam berdarah Dengue.
Demam Berdarah Dengaue adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti atau Aedes albopictus, yang ditandai demam mendadak 2-7 hari
tanpa penyebab yang jelas, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, disertai bintik
perdarahan di kulit, kadang mimisan, muntah darah, bahklan dapat berakibat
kematian.
3.
Filariasis.
Adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh cacing filaria, yang mengakibatkan gejala akut dan kronis (kaki
membesar seperti kaki gajah) yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, di
Indonesia telah ditemukan sebanyak 27 jenis nyamuk dari genus Culex, Anopheles,
Aedes dan Mansonia.
4.
Chikungunya.
Chikungunya adalah penyakit
menular sejenis demam disertai nyeri otot yang bersifat epidemik dan endemic
yang disebabkan oleh Alvavirus yang ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk yaitu
Ae. Aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans dan Mansonia sp.. Meski pun
penyakit ini tidak mengakibatkan kematian, namun dapat menimbulkan rasa nyeri
yang hebat di persendian tubuh bahkan seperti kelumpuhan dan dapat berlangsung
selama 2 bulan.
5.
Encepalitis.
Salah satu jenis penyakit
Encephalitis adalah Jepenese Encephalitis (JE). Encephalitis adalah suatu
penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus yang
ditularkan oleh nyamuk genus Culex.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam bahasa Inggris, nyamuk
dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito
bermula sejak tahun 1583. Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.
Metamorphosis pada nyamuk
merupakan metamorphosis sempurna dimana metamorphosisnya melewati
tahapan-tahapan mulai dari telur – larva – pupa - imago (dewasa).
Nyamuk mengalami empat tahap dalam
siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama
bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot
darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab,
pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab
nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan
protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Fase perkembangan nyamuk dari
telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya
diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini
dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah
perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah
tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu
panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok
maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling
berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.
Sebagian nyamuk mampu menyebarkan
penyakit protozoa seperti malaria, penyakit filaria seperti kaki gajah, dan
penyakit bawaan virus seperti demam kuning, demam berdarah dengue,
encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil Barat disebarkan secara tidak
sengaja ke Amerika Serikat pada tahun 1999 dan pada tahun 2003 telah merebak ke
seluruh negara bagian di Amerika Serikat. Berat nyamuk hanya 2 hingga 2,5 mg.
Nyamuk mampu terbang antara 1,5 hingga 2,5 km/jam. Pengusir nyamuk biasanya
mempunyai kandungan aktif berikut: DEET, sulingan minyak Catnip -
Nepetalactone, Citronella atau sulingan minyak eucalyptus.
4.2 Saran
Demikian penulisan karya tulis
tentang nyamuk yang dapat penulis sajikan. Harapan penulis semoga penulisan karya
tulis ini bermanfaat dan menambah pengetahuan penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
6.
http://neisanitarian.blogspot.com/2012/03/macam-macam-jenis-nyamuk.html
No comments:
Post a Comment