Pencarian

Thursday, May 6, 2010

Mutiara Cinta Sejati


dengan segala kisah dan cerita kehidupan manusia yang tak bisa diungkapkan dengan kata kata dan puisi.
Fakta:
Banyak orang yang mengikat diri dalam hubungan tali kasih tetapi tidak merasakan cinta dalam hubungannya, bahkan setelah putus mereka saling membenci, dan ada juga orang yang terus mencari cinta dengan berpindah - pindah ke lain hati tetapi dia tidak pernah mendapatkan cinta itu.
Tidak adanya cinta di hati membuat sering ada perselisihan dan pertengkaran yang menyebabkan hubungan dengan keluarga, saudara, teman dan orang disekitar kita tidak harmonis lagi.
Mengapa itu terjadi? , lalu… dimanakah cinta sejati itu….?,
Jika anda yang sedang mencari cinta sejati….dan yang mendambakan kehidupan yang bahagia lahir maupun batin…
kesempurnaan cinta

Tuesday, April 27, 2010

Pengenalan Diri

Tulisan kali ini ringkasan dari bab I buku Aa Gym yang berjudul Jagalah Hati yang bercampur aduk dengan sumber lain, seperti Stephen Covey, Maxwell, kursus-kursus di kantor, maupun pikiran diri sendiri ... :-P

Kata si Aa, langkah pertama menjaga hati adalah dengan mengenal diri. Bagaimana caranya?

1. Mencermati potensi diri
Untuk mengetahui potensi diri, langkah pertama tentunya adalah mulai dengan melakukan refleksi diri. Aa memberikan beberapa pertanyaan yang sangat bagus, yang ditujukan pada diri sendiri ...
  • Siapakah aku sebenarnya?
  • Untuk apa aku ada di dunia ini?
  • Siapa yang menciptakan aku?
  • Untuk apa Dia menciptakan aku?
  • Apa yang bisa aku perbuat untuk kehidupan duniaku?
  • Apa yang bisa aku perbuat untuk kehidupan akhiratku?
  • Apa kelebihanku?
  • Apa kelemahanku?
Ini menarik, karena dalam salah satu pelatihan kepemimpinan yang saya ikuti, ada 3 pondasi untuk menjadi seorang pemimpin (leader). Yang pertama dan paling penting adalah justru mengetahui diri sendiri.

Langkah kedua adalah melibatkan orang lain. Keluarga, teman, rekan kerja, tetangga. Bagaimana caranya? Dengan meminta feedback atau umpan balik. Umpan balik ini bentuknya bisa sapaan yang menyemangati kita ketika berbuat yang benar, dan teguran kritik ketika kita berbuat salah.

Dalam pelatihan kepemimpinan yang saya ikuti, umpan balik secara kontinyu adalah salah satu alat yang penting dalam pencapaian kemajuan yang berarti. Lebih jauh lagi, umpan balik berupa kritik haruslah yang sifatnya pedas dan jelas dan bukan sekedar basa-basi. Mengapa? Karena hanya dengan begitulah kita akan segera tersadar dengan kekeliruan kita. Menurut sang pengajarnya, bagi kita yang menerima, kritik haruslah kita terima sebagai suatu pemberian berharga (gift), sehingga hati kita bisa menerimanya secara terbuka.

Satu hal yang tidak boleh kita lupakan, adalah selain menangani kelemahan diri, yang juga tak kalah penting adalah mengolah kelebihan kita. Kalau kata Maxwell fokuskan 75% usaha kita pada kekuatan kita, 25% pada hal-hal baru, dan hanya 5% pada kelemahan kita. Dalam pelatihan lain yang saya ikuti pula, ditekankan pada pentingnya mengolah kelebihan dan fokus pada kelemahan hanyalah jika itu sifatnya fatal. Misalnya apa? Bekerja di perusahaan multinasional tapi tidak bisa bahasa Inggris .... :)

Langkah ketiga dalam mencermati potensi diri adalah ini semua harus berawal dengan niat yang kuat untuk mengubah diri. Dan sebaik-baik niat adalah dalam rangka makin mendekatkan diri padaNya.

2. Fokus pada diri sendiri
Sederhana sekali, sebaiknya kita mengurusi diri sendiri sebelum mencoba mengurusi orang lain. Kata Aa, "Mulai dari diri sendiri,mulai dari yang kecil, mulai dari sekarang" sementara kata Covey, "Be proactive". Maxwell? Dalam bukunya mengenai sifat 21 pemimpin sejati, sifat pertama adalah karakter, jadilah batu karang.

Harapan kita tentunya dengan terus mengurusi diri sendiri, semoga kita semakin terasah dan lambat laun bisa menjadi pusat kebaikan, pusat solusi, pusat motivasi. Jika kita bisa mencapai ini, kata Aa, kehadiran kita akan menjadi buah kerinduan bagi orang-orang yang mendambakan kebaikan, solusi, dan motivasi.

3. Ubah persepsi
Di awal buku 7 Habitsnya Covey cukup panjang lebar membahas ini. Salah satu contohnya sempat saya kutip di blog ini. Maxwell juga menekankan ini pada sifat yang ke 13: Sikap Positif: Jika Anda Percaya Bisa, Anda Pasti Bisa. Menurut Aa - dan juga keyakinan saya - kita harus percaya bahwa kita bisa selalu lebih baik dan Tuhan Yang Maha Penyayang akan menolong hambaNya yang senantiasa memohon kepadaNya.

Memaknai Hidup atau Mencari Makna Hidup?

Buat sebagian orang, kegiatan iktikaf di akhir Ramadhan kemarin bisa ditafsirkan macam-macam. Ada yang melihat dan ikut terlibat di dalamnya sebagai bagian dari trend 'kembali ke Islam' yang belakangan ini marak. Ada pula yang tidak tertarik dan mengganggapnya hanya suatu ritual yang sebagian orang lain menjalankannya. Ada pula yang melakukan iktikaf karena merasa gelisah dengan kehidupan ini dan mencoba mencari maknanya.

Buat saya, kegiatan kemarin bukanlah dalam rangka pencarian makna hidup ini. Rasanya lebih tepat dikatakan sebagai usaha untuk memaknai hidup. Apa maksudnya?

Makna hidup ini sudah tergambar dimana-mana, dari pengalaman indah kita, dari pengalaman buruk, dari hubungan kita dengan istri/suami, anak-anak, dari cara kita bekerja sehari-hari, dari cara kita berkendara, dan banyak lagi. Namun karena hampir semua ini sifatnya rutin, seringkali maknanya terlewati oleh kita dan oleh karena kita perlu kita cari, mencari makna hidup.

Lalu apa bedanya dengan memaknai hidup? Seperti ide saya di atas, makna hidup ini ada dimana-mana. Yang perlu kita lakukan bukanlah sekedar mencari mencari, tapi menjadikannya sesuatu yang nyata, sesuatu yang kita harapkan, yang kita pelajari, yang kita ambil hikmahnya, dan sesuatu yang kemudian makin menguatkan semangat kita dalam hidup ini. Kita maknai hidup ini ... :)

Kembali ke soal iktikaf. Saya tahu (tepatnya diberitahu) kalau dalam iktikaf itu biasanya ada berbagai macam kajian, sholat malam bersama, muhasabah, hingga terbentuknya grup-grup kecil yang hidup bersama selama 10 hari terakhir itu. Semua ini ada hikmahnya. Berbagai macam kajian, maknanya bisa berarti banyaknya ilmu baru yang kita belum tahu. Sholat malam bersama, maknanya bisa berupa pentingnya menyeimbangkan kesibukan dunia dan akhirat, dan seterusnya.

Sekarang bagaimana memaknainya? Menurut saya, dari kajian bersama itu, kita harus punya komitmen untuk melaksanakan hal-hal baru yang kita pelajari sekaligus juga berbagi dengan orang lain. Komitmen saja tidak perlu, kita perlu membuat rencana kerja (action plans) yang terukur, lengkap dengan sangsi-sangsi jika kita gagal melaksanakannya. Selanjutnya rencana kerja itu kita laksanakan, dan kita ambil hikmahnya.

Begitu juga soal sholat malam. Kita harus punya komitmen melaksanakannya, sangsi jika tidak melaksanakannya. Menjadi semakin tunduk sebagai hambaNya dan tawadhu kepada manusia. Dari situ kita semakin menjadi manusia yang istiqomah (persisten, konsisten, residen) yang membawa kita ke satu tingkat lagi dalam penghambaan padaNya.

Dengan 2 contoh di atas, kita bisa lihat kalau proses memaknai hidup ini seperti berjalan di satu lingkaran, yang terus berulang tetapi dengan pembelajaran yang terus berbeda. Satu hal yang insya Allah akan semakin meningkatkan kualitas, semangat, sekaligus mengingatkan kita akan tujuan hidup ini.

Kesimpulannya, kita tidak bisa berhenti pada pencarian makna hidup. Makna hidup itu ada, dimana-mana. Tugas kita adalah memaknai hidup ... menjadikan makna hidup itu sebagai penguat semangat dan kualitas hidup kita ... :)

Wednesday, April 21, 2010

cerita lucu

Memilih Istri atau Pacar


Tiga orang, yaitu pengacara, dokter, dan seorang manajer berdiskusi mengenai mana yang paling baik, punya pacar atau punya istri.

Pengacara berkata: "Lebih baik punya pacar saja. Ketika anda punya istri, maka jika ingin bercerai akan memerlukan penyelesaian secara hukum yang memerlukan waktu lama dan berbelit-belit."

Dokter berkata, "Lebih baik memiliki istri, karena rasa aman menurunkan stress dan bagus untuk kesehatan Anda."

Manajer berkata, "Kalian berdua salah. Lebih baik memiliki keduanya sehingga ketika istri berpikir bahwa Anda sedang bersama pacar, dan pacar Anda berpikir bahwa Anda sedang bersama istri - Anda bisa pergi ke kantor dan menyelesaikan beberapa pekerjaan."

koleksi cerita lucu

Mendapatkan Makanan Karena Bekerja

Seorang gelandangan datang di depan sebuah rumah besar dan mengetuk pintu. Ketika pemilik rumah membuka pintu, dia berkat, "Tuan, bisakah Anda memberikan sesuatu untuk bisa saya makan? Saya tidak makan apapun beberapa hari ini..."

Pemilik rumah berkata, "Saya memiliki harta ini dari mensuplai barang ke orang-orang. Saya tidak pernah memberikan sesuatu tanpa imbalan. Bagaimanapun, jika kamu mau ke belakang rumah, di situ ada seember cat dan kuas bersih. Jika kamu mau mengecat teras saya di samping garasi, saya akan memberikan makanan yang enak."

Akhirnya, gelandangan tersebut pergi ke belakang mengambil cat, dan setelah beberapa lama dia mengetuk pintu lagi, "Sudah selesai? Bagus. Mari masuk dan duduk. Pelayan akan membawakanmu makanan di dalam."

Gelandangan tersebut berkata, "Terima kasih banyak, pak. Tapi ada sesuatu yang harus anda ketahui. Yang ada di samping garasi tadi bukan Terios, tapi Xenia..."

Pencarian isi Blog